Quote yang sering terucap oleh para pemain Sword Art Online. Wkwkwk, waktunya nge-weeb otaku :v mumpung ide sedang mengalir dan memang dari dulu mau mengunggah post yang berkaitan tentang per-SAO-an.
Jadi, apa
itu SAO? Aku nggak menyarankan kalian untuk menontonnya, karena nggak semua itu
doyan akan 2D. Ya pada hakikatnya gitu, kartun simpelnya. Berbeda dengan film
action dengan genre 3D realistis seperti Mission Impossible, Transformers,
dan seterusnya..
Kembali
lagi ke Sword Art Online. Adalah cerita bergenre fantasi, aksi, petualangan
yang ditulis oleh Reki Kawahara. Ya tentu bahasanya Jepang :v dan termasuk
kategori light novel. Ini berarti SAO memiliki banyak arc dan volume, saling
sambung-menyambung dan ceritanya juga nyambung. Kabarnya sekarang SAO punya
arc lagi setelah alicization, yakni Unital Ring.
Sword Art
Online mengambil latar dunia masa depan. Di mana sudah dekat dengan namanya virtual
reality. Ini berarti teknologi di cerita ini sudah maju. Melihat plot
ceritanya sekilas, digambarkan tahun 2022 atau 2026, entah aku lupa. Intinya
2020 keatas. Apa ini artinya zaman virtual reality semakin dekat? Mbuh,
mboh nggak tahu. Bagaimanapun ini cerita fiktif, ya semisal ada ilmuwan yang
hendak mengembangkan.. itu termasuk anugerah wkwk.
Awal cerita
SAO, dikisahkan lakon Kirito. Ya, kalian yang update tentang per-anime-an pasti
tahu. Lakon yang selalu mendapat plot armor :v the power of kepepet.. sampai ketika
aku menonton berasa seperti bisa menebak plotnya. Pasti menang,
bagaimanapun caranya. Wkwkw, lah malah spoiler.
Masuk ke
dalam game, dengan model realistis seperti halnya dunia nyata. Sehingga pemain
untuk mengontrol avatarnya, tinggal bergerak seperti halnya tubuh aslinya. Dikisahkan
game ini bergenre MMORPG, lalu dengan bumbu virutal reality menjadi VRMORPG.
Kalian tahu game rpg? Ya intinya game yang pemainnya bisa menjadi ‘dirinya’
sendiri. — Maksudnya bisa kustomisasi. Contoh, seperti kustomisasi tubuh,
wajah, perawakan secara fisik. Nggak Cuma itu, kustomisasinya bahkan lebih luas. Kapan-kapan aku mau menulis essay
tentang game ‘SAO Hollow Realization’ yang aku sukai itu.
Karena
gamenya berjenis multiplayer/online, maka diceritakan game SAO/Sword Art Online
ini benar-benar massive atau masif karena banyak masyarakat dari
mancanegara manapun ingin memainkannya. — Sekarang siapa coba yang nggak
ketagihan atau ngiler ingin main game yang seolah-olah kita benar-benar
masuk ke dalam game tersebut. Sehingga feels-nya benar-benar masuk
terasuk nyata.
Konflik
utama dari cerita SAO, di awal adalah masuk dalam game, lalu tidak bisa keluar.
— Nggak hanya itu, ketika pemain mati. Maka ya sudah, tamat. Pemain juga akan
mati di dunia nyata.
Imagine, sudah senang-senang bisa main game
VR. Tapi kesenangannya nggak berlangsung lama, ada cobaan yang benar ekstra
berat bagi pemain pemula. HP/Health point/Hit point (terserah kalian
menyebutnya apa, biasanya dikenal dengan baris nyawa tersisa) sampai drop
habis tuntas.. maka disitulah malaikat maut menjemput, mengabaikan kalian lagi
mabar sekalipun.
Nggak cuma itu,
kalau mau diem diri sekalipun.. nggak akan bisa keluar. Karena satu-satunya
cara untuk keluar dari game SAO tersebut adalah menamatkan game tersebut.
— Yang pernah main game rpg, pasti tahu. Menamatkan game rpg itu nggak semudah mencari
impostor di game Among Us. Kalau di Among Us, impostor bakal ketemu di
akhiran.. dan mekanismenya sudah pasti. Nggak bercabang-cabang. Sekarang kalau
game rpg, beda lagi.
Player
harus menyelesaikan quest-quest, melengkapi diri dengan gear atau
peralatan yang mumpuni. Karena dalam game rpg, pasti ada yang namanya boss.
Tanpa adanya pemahaman mekanisme serang, hasilnya party sweep atau party
tersapu/tereliminasi habis. Percobaan melawan boss itu biasanya tidak satu, dua
kali. Melainkan bisa berkali-kali demi mencapai kemenangan. — Sekarang
pertanyaannya, kalau kondisinya seperti itu. Mati maka selesai/tamat. Lalu
gimana coba?
Yap. Itu adalah
main konlfik di seri arc pertama.
Konsep SAO
memberikan gambaran pada pembaca light novel atau yang nonton animenya akan gambaran
masa depan. Entah itu bakal nyata atau ndak. Tapi konsep teknologi fulldive
yang ditulis oleh Reki Kawahara (entah kalau ada ilmuwan lain yang lebih dulu
menuturkan teknologi fulldive ini) benar-benar membuatku mind-blowing.
Aku bahkan
sampai berangan-angan, ingin membuat cerita yang sama genrenya seperti itu.
Hanya saja dengan konflik yang berbeda, dan cara penulisan yang dikemas dengan
cara saya wkwk. Al hasil, lahirlah ‘Minecrafter’ atau kalian bisa
menyebutnya ‘Project Minecrafter’. — Sekarangpun banyak penulis Jepang
yang menuliskan karyanya model fantasi seperti SAO. Maksudnya model-model
karakter atau ceritanya masuk ke dalam game. Entah konfliknya yang ridiculious
atau fascinating menyenangkan memuaskan.. itu tergantung cara penulis
mengemasnya.
Sword Art
Online memiliki banyak versi. Maksudnya penulis membuat beberapa spin-off yang masih
berkaitan dengan cerita SAO tersebut. Di antaranya ada yang dirilis dalam
bentuk game, seperti Sword Art Online: Hollow Realization. Yang aku tahu
baru itu, ya ada banyak. Tapi kejelasan ceritanya belum terungkap — maksudnya
belum aku temukan.
Selain
versi spin-off, SAO memiliki base cerita yang bermacam-macam.
1. Aincrad
2. Mother
Rosario
3. Phantom
Bullet
4. Alicization
5. Alicization
dan seterusnya…
Di setiap
arc juga memiliki inti konflik yang berbeda-beda. Tapi aku sendiri ketika
membaca versi light novelnya, jujur aku bingung. Karena Reki Kawahara
benar-benar memberikan penjelasan yang detil. Maksudnya pada adegan bertarung
atau aksi lainnya. Sehingga ketika aku membacanya, perlu fokus akan imajinasi
yang ditulis oleh bang Reki.
So, over
all. Ini review terhitung
telat. Karena sekarang, SAO sendiri sudah mencapai arc Alicization. Nanti
kedepannya aku akan menulis analisa cerita tersebut, berdasarkan pandanganku sendiri
dan juga kawan-kawan.
Aku iamshidqi,
aku seorang note-taker. See you later.
0 komentar:
Posting Komentar