Saya Masih Disini



Halo halo, bagaimana kabarnya? Saya berharap semuanya baik-baik saja. Para pembaca atau mungkin pengunjung baru yang kebetulan berkunjung karena link blog saya nongol di beberapa media sosial, kemudian tertarik (atau malah salah klik) buka lalu dibaca sedikit. Mengulas kembali dengan singkat, perkenalan singkat saya Naufal. Satu-satunya orang yang memiliki dan mengurus blog yang dirintis pada tahun 2019 ini. Tidak terasa tiga bulan terlewati tanpa adanya torehan tinta atau karya yang biasanya diabadikan dalam deretan postingan blog. Sebenarnya saya pribadi tidak benar-benar berhenti atau hiatus menulis, ya masih menulis. Sesekali diunggah ke X (dulunya Twitter) dalam bentuk utas yang cukup panjang, atau ke Thread (yang ikonnya berbentuk @)

Lantas apa yang membuat saya tidak mengirim satu postingan pun di blog ini selama tiga bulan adalah adanya kesibukan yang sedang diurus di kampung maupun di kampus, dua-duanya sama ada kepentingan. Kalau ditimbang mana yang lebih penting, maka jawabannya adalah keperluan yang lokasinya di kampung. Alasannya simpel, karena kalau sudah berhubungan sama keluarga itu konon susah nolaknya. Sedangkan untuk keperluan di luar kota yang dalam hal ini di kampus (misalnya) itu masih bisa dinego, contohnya tugas akhir (this is real, I’ve encounter a few problem. Thank God, I can across a step by step). Ya ya, sebagian besar dari teman-teman saya merasa heran mengapa saya belum kelar. Ada beberapa alasan yang menjadikan saya memilih untuk delay dikit ga ngaruh, kapan-kapan saya paparkan alasannya di media sosial. Namun yang jelas tugas akhir untuk saat ini masih work in progress.

Kalau misalnya saya menulis di sini, pasti ada peristiwa, pengalaman, atau suatu ilmu yang dinilai ‘luar biasa’ sehingga perlu diabadikan momen, materi sekaligus pemahamannya di blog. Selain tujuannya untuk penulis sendiri bisa mengingat, pembaca mungkin juga mendapat suatu pengetahuan baru atau malah merefleksi pengetahuan yang (mungkin) pernah didapat. Maka jawabannya adalah benar, beberapa hari yang lalu saya mendapatkan kesempatan, pengalaman, sekaligus ilmu atau wejangan yang saya rasa ini cocok banget buat gwej.

Pada tanggal 9 dan 10 Agustus kemarin, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta mengadakan acara wisuda. Kebetulan saya mendapatkan kesempatan untuk menjadi JBI (Juru Bahasa Isyarat) dengan ini saya mendapatkan :

  1. Pengalaman menjadi JBI di acara wisuda untuk pertama kalinya,
  2. Sekaligus ilmu atau wejangan yang saya dapat selama dua hari bertugas menjadi Juru Bahasa Isyarat di acara wisuda berlangsung.

Salah satu deretan acara wisuda, selain pemanggilan wisudawan satu per-satu setiap fakultas dan jurusan adalah Pak Rektor menyampaikan sambutan yang disisipi wejangan bagi para wisudawan dan wisudawati. Seingat saya ada beberapa wejangan yang sempat saya tulis di X (dulunya Twitter) yang intinya mensyukuri semua yang ada, dan merencanakan setelah ini (acara wisuda, kelulusan) mau ngapain (Maksudnya berpikir kedepan).

Sempat ada yang bertanya “Bagaimana rasanya menjadi JBI di acara wisuda?” Maka jawaban singkatnya adalah campur aduk. Tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata kalau berpikir ke belakang. Menjadi JBI di acara wisuda berarti mengeja per-huruf nama wisudawati. Namun pidato sambutan dari Pak Rektor ternyata juga merangkul untuk saya (sebagai pelajar yang masih proses, wkwkw). Berikut ada tiga poin besar yang disampaikan oleh Pak Rektor :

  1. Mensyukuri apa yang ada
  2. Menikmati apa yang ada
  3. Menjalani apa saja dengan ceria atau hepi

Sebenarnya masih banyak lagi, tapi untuk kesempatan tulisan ini cukup tiga dulu nanti sambungannya menyusul.

Jadi konsep ‘mensyukuri apa saja’ itu tidak hanya dalam agama, melainkan dalam berkehidupan juga demikian. Mengapa begitu? Karena ketika seorang mensyukuri apa yang ada, secara tidak langsung dia bahagia dengan apa saja anugerah yang diberikan, maka ketika sedang bekerja atau melakukan sesuatu itu dijalani dengan senang hati, sehingga wejangan tentang ‘mensyukuri apa saja’ ini tidak hanya ditujukan kepada para wisudawan saja melainkan kita semua.



Selama tiga bulan tidak ada kabar di blog, ngapain aja? Jawabannya adalah Alhamdulillah ada kesibukan. Maklum mas/mbak, pelajar semester tua ketika mendapatkan kesibukan meskipun hanya sekali acara (tidak berturut-turut seperti magang) itu bersyukur banget. Sekitar satu bulan yang lalu saya mendapatkan kesempatan untuk menjadi JBI di acara konferensi internasional di UGM, kemudian dilanjutkan beberapa kegiatan kerelawanan yang kebetulan berhubungan dengan JBI. Jujur saya ketika disibukkan dengan kegiatan yang berhubungan dengan bahasa isyarat itu saya suka sekali meskipun konsepnya relawan itu tetap win-win situation di mana saya sebagai relawan itu mendapatkan manfaat berupa pengalaman sekaligus menguatkan kemampuan saya dalam berbahasa isyarat. Pokoknya tetap trying to do better!



Kesibukan saya selama tiga bulan belakangan ini tentu nggak melulu kerelawanan terus, ya pasti masih bermain game. Arknights, game tower-defense yang trailer-nya seolah game open-world masih saya mainkan, di tahun 2023 ini berarti memasuki tahun ke-3. Januari awal tahun lalu saya juga sempat comeback bermain Genshin Impact. Kemudian bermain cukup lama dan istiqomah, bahkan laptop sempat sakit (Alhamdulillah sudah diperiksa ke dokter). Hanya saja untuk versi 4.0 update Fontaine saya ada kecewa (secara personal) sehingga memutuskan untuk beristirahat. Jadi bisa dibilang kegiatan selain kerelawanan adalah, ya login game.

Berhubungan dengan terlaksananya acara Sidang Senat Terbuka Wisuda Periode IV T.A. 2022/2023 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sekitar sepekan yang lalu, semoga para wisudawan-wisudawati diberikan kelancaran atas segala hal, khususnya teman-teman angkatan 19 jurusan ilmu perpustakaan. Pokoknya doa yang baik-baik menyertai. Apa yang disampaikan oleh pak rektor itu bisa menjadi bekal untuk terjun to the real world. Konon dunia yang sebenarnya adalah ketika lulus dan diwisuda.

Perlu diingat, kita ini sama-sama berjuang untuk menjadi lebih baik dan terus lebih baik. Pasti ada halangan aral melintang yang menghalang, namun bukan berarti menjadi penyebab untuk rehat lalu belok sebentar. Seperti biasa, saya Naufal, saya seorang penulis catatan, sampai bertemu di lain tulisan.


CONVERSATION

0 komentar: