artikel ini ditulis oleh pengguna laptop, maka kamu pasti sudah tahu jawabannya sebelum membaca artikel ini kan?
“mending rakit pc.”
“kuliahkan harus portable kan ya? kenapa nggak pakai laptop saja?”
“repot.”
“rakit, harus paham komponennya. Takut dibohongi malah..”
Oke, Hai iamshidqi di sini. Aku, Naufal.
Tiba-tiba, aku teringat tentang perdebatan yang ada di internet. Media sosial, facebook. “mending rakit pc” atau sering disisipkan dalam komentar yang mungkin threadnya tidak ada hubungannya. Berkaitan dengan adu nasib biasanya, lalu ada netizen yang melontarkan “mending rakit pc”
Jadi, berbekal ide tersebut dan pengalaman pribadi.. antara membeli laptop dengan rakit pc, aku ingin menuangkan pendapat aku sendiri dalam rentetan tulisan blogku sendiri.
Rakit pc atau laptop? Tergantung.
Tergantung apa? situasi.
Sekarang gini, saat ini aku menggunakan laptop (semoga umur panjang). Beberapa kanca, temanku menyayangkan dan cenderung menyarankan untuk merakit pc. Aku menolak,
Karena apa? situasi saat itu aku memang butuh laptop karena kondisi perkuliahan yang mendesak.
Situasi kampus yang dituntut untuk bisa on-time, dan portable membuatku memilih menggunakan laptop dibandingkan menggunakan personal computer atau komputer.
*masukkan meme yang spongebob membawa komputer ke kampus :v
Karena, tidak mungkin aku menggotong komputerku setiap saat. Aku membutuhkan alat yang portable, bisa aku bawa ke mana-mana dengan mudah. Presentasi, mengerjakan tugas, bermain game, dan apapun itu.
Ya, aku akui. Dengan merakit pc, mungkin saat ini aku sudah bisa mencicipi rasanya RTX 2060 atau 2070 dengan harga promo, komponen CPU yang mudah di-upgrade, dan perawatannya yang terbilang gampang-susah.
Tapi melihat kondisi saat ini, aku harus memilih yang portable. Jadi jawabannya adalah mending laptop dibandingkan rakit pc. Karena apa? situasi.
Berbeda ketika masa pandemi seperti ini (semoga segera, lekas sembuh dan kembali normal. Aku membutuhkan praktek langsung untuk jurusan yang aku tekuni tenani), mungkin rakit pc cenderung lebih menjanjikan dibandingkan laptop.
Mengingat WFH (work from home) dan tipikal user/penggunanya adalah hardcore, multitasking yang gila. Maka perangkat jenis komputer sangat cocok untuk yang selalu on-time mantengin diri di depan monitor dibandingkan laptop.
Note: batas maksimal sistem on-time laptop jangan sampai dua hari! Satu hari itu sudah overwhelmed/kewalahan, ingat. Tidak semua brand laptop menyediakan komponennya.
Merakit pc artinya bisa diartikan merintis perangkat high-end,
Maka kalian harus merintis terlebih dahulu. Berbeda kalau awalan budget memang gede, maka langsung trabas saja dengan perangkat berbasis gaming ready. Seperti casing CPU menggunakan brand Corsair, prosesor yang kekinian dan unlocked, power supply yang tinggi, dan beberapa komponen gahar lainnya.
Namun, ketika budget cooldown.. maka harus sedikit demi sedikit. Alias mencicilnya, mulai dari keyboard, mouse, sampai komponen dalam seperti prosesor, ram, gpu, sampai monitor yang curved.
Kelebihan & kekurangan dari rakit pc,
Oke, aku akui sekali lagi. Pengguna rakit pc, akan mudah meng-upgrade komputer dimilikinya. Karena tinggal membeli perangkat terbaru kekinian. Namun harga juga menyesuaikan pula.
Awet? Tergantung pemakaian, dan bagaimana ia memperlakukan komputernya. Karena aku rasa, mau nggak mau.. komputer juga dirawat dengan perasaan.
Memilih untuk merakit pc, maka harus paham dengan komponennya. Ini akan menjadi hal yang sulit bagi orang yang benar-benar awam abangan masalah perkomputeran. Ia mungkin tidak peduli hal yang rumit, dan cenderung akan memilih pc yang all-in-one. Simpel, tapi.. apa bisa diupgrade? Tolong berikan testimoni pengguna komputer all-in-one, di komentar.
Yang pasti, tidak portable. Ini tidak ditujukan bagi pengguna yang sering pergi sana-sini dan komputer tidak bisa lepas dari kehidupannya. Dari sisi ini, laptop lebih unggul karena portable simpel.
Dari sini, bisa diambil kesimpulan bahwa. Rakit pc adalah keputusan terbaik bagi pengguna yang tidak banyak gerak, atau nolep.
Laptop, kelebihan dan kekurangannya,
Portable, itu pasti. Pengguna laptop akan lebih leluasa membawa laptopnya dan menggunakannya disuatu tempat tertentu di manapun, kapanpun. Meski baterai laptopnya sudah rusak, ia tetap bisa menggunakannya di manapun hanya saja ketergantungan dengan colokan listrik. Terlebih itu ia hanya membawa laptop dan kabel charger.
Portable, semua komponen jadi satu dalam laptop. Pengguna tidak perlu pikir pusing bagaimana dalamnya, dan hanya tinggal menggunakannya saja. Sangat ditujukan buat orang yang nggak mau mikir ribet tentang komponen komputer, langsung plug & play ez peasy lemon squeazy.
Karena semua komponen sudah di-las, dijadikan satu. Maka semua laptop pasti akan tiba masa tua. Di mana komponen yang terinstal akan sudah tidak relevan bagi aplikasi/game kekinian.
Ini karena mayoritas komponen laptop dipatenkan, sehingga untuk meng-upgradenya..
- Ram.. aku pernah melakukannya, dan melihat tutorialnya di youtube
- Hardisk ke SSD, temanku pernah melakukannya, banyak tutorialnya di youtube. Laptop zaman sekarang sudah dibekali slot m.2 ssd nvme.
- Prosesor? Tunggu, aku belum pernah melihat orang mengupgrade prosesor laptop tanpa merusak atau mengubah motherboard, komponen dalemannya.
- Layar laptop yang built-in resolusi 720p dirubah menjadi 1080p atau 4K? aku belum pernah melihatnya.
Jadi kesimpulannya, untuk mengupgrade laptop.. itu ribet. Karena jenis awalnya sudah portable, maka resikonya adalah tidak bisa diupgrade, kecuali harus merogoh kocek lagi untuk membeli baru.
Kesimpulannya,
Adalah semua tergantung kondisi, situasi, dan toleransi :v
It’s up to you.
You decided.
You use.
Agree with all cost happened later.
Me, iamshidqi and I’m notetaker.
See you again later.
0 komentar:
Posting Komentar