Klasifikasi, 16 Nopember 2020

Notetaker Klasifikasi, 16 Nopember 2020. Melalui whatsapp grup.


Mengulas kembali tentang DDC,

Singkatan dari Dewey Decimal Classification. Untuk di Indonesia disebut klasifikasi persepuluhan dwi atau biasa disebut sistem klasifikasi ddc. Sistem tersebut dikembangkan oleh orang berkebangsaan amerika serikat, ahli pp, ahli matematik, bernama Melvil Dwi (cek sendiri kalau salah) pada tahun 1873. Berlatar belakang dari baraimana membuat sistempenggolongan karya atau sistem perpustakaan yang fleksibel atau mudah dimengerti oleh para perpustakaan lain


Kemudian dirumuskan sistem penggolongan klasifikasi beradasarkan perumusan nomor desimal, di mana tiap angka tersebut mewakili disiplin subjek atau tema pengetahuan tertentu.

Sistem klasifikasi ddc edisi pertama, dipatenkan menjadi milik dari Melvil Dwi sebagai pengarang pertama. Kemudian digunakan untuk pertama kali di perpustakaan *** (nggak tahu, kurang jelas) di Amerika Serikat, tempat Dewey bekerja.

Sampai sekarang, klasifikasi ddc yang digunakan secara luas, di seluruh dunia. Karena memang dianggap memiliki kemudahan, yang sifatnya universal dan mutakhir. Karena terus dikembangkan seiring perkembangan ilmu pengetahuan. Sekarang sudah mencapai edisi yang ke 23.


Yang perlu dipahami lagi, unsur dalam ddc. Adalah sistimatika, yaitu pembagian ilmu pengetahuan yang dituangkan dalam suatu schedule atau bagan yang lengkap.

Kedua, notasi. Adalah serangkaian simbol berupa angka yang disebut nomor kelas atau nomor klasifikasi. Di mana dalam ddc, digunakan adalah angka arab. Menggunakan 3 digit untuk kelas utamanya,

Kemudian indeks relatif, yakni sekumpulan tajuk. Dengan perincian aspek-aspeknya, yang disusun secara berabjad atau alfabetis dan memberikan petunjuk pada nomor klasifikasi yang tercantum dalam bagan. Jadi dalam indeks ini, mudahnya susunan kata atau frasa yang disusun secara alfabetis menuju rujuk pada nomor kelas. Sehingga mudah mencarinya dalam bagan.


Lalu tabel pembantu atau auxiliary tabel. Rangkaian notasi khusus yang digunakan untuk menyatakan aspek-aspek tertentu. Terdapat di berbagai subjek yang berbeda. 

Jadi, nanti kalian suatu saat akan dapat menggunakan ddc asli yang ada di lab perpustakaan. Nanti ada tempat volume.

Volume pertama, berisi manual/bagaimana cara menggunakan ddc, dan tabel. Untuk tabelnya ada tabel 1-6

Volume kedua. Bagan. Memuat klasifikasi dari kelas 000-599 sekian.

Volume ketiga. Bagan memuat klasifikasi 600-999 sekian

Volume keempat. Indeks. Bila hendak mencari nomor kelas. Tapi belum tahu kira-kira nomor kelasnya berapa, gunakanlah indeks relatif. Maka akan diarahkan ke nomor kelas.

Semisal hendak mencari, library itu nomornya berapa? Maka menggunakan indeks dengan kata kunci huruf “L” maka akan ketemu. Ada nomor 620. Lalu langsung ke bagan dan menuju volume kedua. 

Tetapi bisa juga dalam mencari nomor klasifikasi, semisal sudah tahu nomor kelasnya. Jadi tidak perlu menggunakan bantuan indeks relatif. Langsung dari ringkasan nomor, baik dari ringkasan utama, ringkasan kedua, ketiga. Sehingga dapat terbantu.


Contoh, semisal ingin mencari nomor kelas untuk subjek library.

Bisa menggunakan jalan pertama, melalui indeks relatif atau bisa langsung ke bagan (bila sudah hafal nomor klasifikasinya berapa, di tempat volume yang mana) 620.


Berikut di bawah merupakan catatan yang dikirim langsung oleh pak Anis melalui tulisan teks.

Untuk mendapatkan notasi atau nomor klasifikasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pendekatan melalui bagan dan pendekatan melalui indeks relatif,

Dalam proses klasifikasi dapat dilakukan dengan pendekatan langsung ke bagan. Dengan cara melalui bagan ini, seorang classifier akan dituntun dari disiplin ilmu yang luas ke subjek yang sangat terperinci. Dengan demikian dapat dihindari kekeliruan dalam penerjemahan subjek ke dalam notasi.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelusuran melalui bagan adalah sebagai berikut :

a. Menentukan terlebih dahulu subjek bahan perpustakaan dan aspek-aspeknya. (aspek apa, misalnya aspek intelektual, aspek tempat, aspek bahasa dll?) Misalnya pada buku “Pengantar Bimbingan Penyuluhan di Sekolah”. Dari judul buku tersebut dapat dianalisis bahwa subjek utamanya adalah pendidikan. Pendidikan termasuk dalam bidang sosial.

b. Menentukan untuk sementara pada kelas utama di mana buku tersebut dapat diklasifikasi berdasarkan analisis tadi. Karena buku di atas tadi termasuk dalam bidang sosial, maka diberi notasi 300 (ilmu-ilmu sosial).

c. Setelah mendapatkan notasi utamanya yaitu 300, selanjutnya adalah menentukan divisinya, yaitu pendidikan dengan notasi 370, kemudian seksinya yaitu 371.

d. Dengan cara yang sama, selanjutnya berturut-turut meneliti seksi, subseksi dan sub-sub seksi sampai diperoleh nomor yang paling spesifik. Seperti yang dicontohkan di atas bahwa buku yang diklasifikasi itu berjudul “Pengantar Bimbingan Penyuluhan di Sekolah” dapat diperiksa pada notasi 300, 370, 371, dan sampai akhirnya ditemukan pada notasi 371.4 bimbingan penyuluhan.

e. Pada setiap langkah yang dilakukan di atas, perlu diperiksa setiap petunjuk/instruksi dan catatan-catatan yang dijumpai pada masing-masing notasi untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam menentukan notasi yang dicarinya.

Berbagai catatan dan instruksi terkadang diberikan pada nomor-nomor kelas tertentu di dalam bagan klasifikasi DDC. Catatan dan instruksi ini penting sekali untuk diperhatikan dan instruksi harus dibaca dengan seksama sampai dimengerti sebelum memutuskan nomor klasifikasi yang tepat untuk bahan perpustakaan yang bersangkutan.

Beberapa catatan yang ditemukan dalam DDC edisi 23 adalah sebagai berikut :

a. Catatan definisi dan ruang lingkup (scope notes)

Catatan definisi ini merupakan catatan pada subjek untuk memberikan batasan atau ruang lingkup suatu subjek. Contoh pada subjek “virtual reality 006.8” terdapat definisi atau ruang lingkup sebagai berikut :

“a combination of computer software and hardware that gives an illusion of being in a artivicial environment or a remote real environment and gives the user an ability to manipulate object in the environmet”.


Definisi ini sangat membantu untuk menempatkan suatu subjek apakah cocok atau tidak pada notasi 006.8 tersebut.

Catatan definisi atau ruang lingkup juga dapat ditemui dengan kata “kelaskan di sini (class here), yaitu merupakan instruksi sebagai pedoman untuk menentukan notasi suatu subjek yang mungkin tidak diduga di bawah tajukj tersebut. Misalnya pada tajuk “sacred song” mendapat notasi 782.25. Di bawah tajuk ini diikuti istilah “class here small-scale sacred vocal forms”. Ini berarti karya-karya umum tentang scared musics ditempatkan sama pada subjek small-scale scared vocal forms”.

b. Catatan termasuk (including)

Beberapa catatan sering diawali dengan kata termasuk (including). Contohnya untuk catatan di bawah tajuk methods of instructions and study pada teknik belajar “termasuk pekerjaan rumah (homework), buku laporan (book reports) diberi notasi 371.302 81. Dalam kaitan ini, metode pengajaran dengan pekerjaan rumah dan buku laporan merupakan subordinate dari metode mengajar.

c. Catatan pilihan (optional note)

Dalam berbagai kasus, sebuah buku dapat ditempatkan pada beberapa pilihan notasi. Untuk ini DDC memberikan catatan pilihan yang akan memudahkan seorang classifier memilih salah satu notasi yang dianggap paling tepat dengan melihat jenis dan kebutuhan perpustakaannya. Catatan ini dikenal dengan instruksi “optional prefer” yang merupakan pilihan atau laternatif yang dikehendaki oleh DDC. Contoh yang dapat ditemui adalah pada konsep “riwayat hidup pada ahli dalam disiplin ilmu tertentu”. DDC menyarankan agar ditempatkan pada subjeknya dengan menambah notasi subdivisi standar (-092) dari tabel 1 yaitu “prefer spesific discipline or subject, plus notation 092 from tabel 1” e.q. collected biography of sciences 509.2”. Notasi ini merupakan perpaduan atau gabungan dari notasi science (500) ditambah dengan -092.

d. Catatan tajuk terpusat (centered headings)

Dalam bagan DDC terdapat beberapa tajuk terpusat (centerd headings) yang dicetak ditengah-tengah halaman bagan DDC. Tajuk terpusat ini mencakup suatu konsep subjek yang tidak memiliki notasi khusus dalam urutan hirarkhi notasi dan hanya menyatakan rentangan notasinya saja. Tajuk terpusat ada kalanya suatu konsep yang  tidak bisa dinyatakan dalam satu notasi, dan perlu dinyatakan dalam sederetan notasi.

e. Catatan Rangkuman (summary)

Catatan rangkuman merupakan tajuk yang agak terbatas pembagiannya. Untuk pembagian yang lebih terperinci dari masing-masing tajuk yang terdapat dalam summary tersebut, dapat dilihat pada bagan seutuhnya. Biasanya rincian tersebut berada tepat di bawah rangkumannya.

f. Catatan relokasi

DDC selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu kemungkinan terdapat perubahan-perubahan dalam menempatkan notasi suatu subjek sangat besar sekali. Relokasi ini dinyatakan dengan petunjuk [formally] dan formally also yang dotasinya ditemptakan dalam kurung siku [  ]. 

Istilah ini terdapat dalam kurung siku [ ], yang artinya menunjukkan bahwa subjek tersebut notasinya dahulu pada : ... Contoh pada tajuk group work mendapat notasi 361.4 [formally also] 374.22. Ini berarti bahwa dulu notasinya pada 374.22, tetapi sekarang pada 361.4.Istilah formally ini prinsipnya sama dengan formally also. Kata formally ini mengindikasikan bahwa nomor yang diberi tanda ini berarti sudah tidak lagi digunakan.Contoh lain terdapat pada notasi 621 [.312 5] “radioisotop thermo electric generation” kemudian diikuti dengan instruksi relocated to 621.312 43. Ini berarti notasi 621.312 5 untuk subjek radioisotop ini sekarang sudah tidak digunakan lagi dan dipindahkan pada notasi 621.312 43.

g. Catatan acuan.

Catatan acuan “see’ merupakan penuntun untuk mempertimbangkan notasi lain. Conoth dapat ditemukan pada subjek “hospital libraries” yang mendapatkan notasi 027.662, sedangkan untuk medical libraries see 026.61.

2. Pendekatan Melalui Indeks Relatif.

Dengan pendekatan melalui indeks relatif, memungkinkan untuk membantu para petugas klasifikasi jika pendekatan melalui bagan mengalami kesulitan. Indeks relatif DDC mendaftar istilah-istilah subjek disertai istilah-istilah subjek yang berkaitan dan menunjuk ke notasi.

Dalam menggunakan pendekatan melalui indeks relatif harus memahami keterkitan subjek sehingga tidak terjadi kesalahan orientasi subjek terhadap disiplin ilmu yang dimaksud oleh bahan perpustakaan yang diklasifikasi. Untuk menghindari kesalahan orientasi terhadap disiplin ilmunya, diajurkan agar selalu melakukan cek ulang ke bagan klasifikasi dengan meneliti kelas utama, divisi, seksi, sub seksi dan terus ke rinsian selanjutnya. Dengan demikian langkah ini dapat memperkecil terjadinya kesalahan dalam penentuan notasi melalui indeks relatif ini.

Langkah yang harus dilakukan hampir sama dengan langkah yang dilakukan dalam pendekatan melalui bagan. Yang pertama adalah melakukan analisis subjek. Kemudian setelah mengetahui subjek suatu bahan perpustakaan yang diklasifikasi, langkah kedua adalah menggunakan subjek tadi untuk mencarinya pada indeks relatif. Pencarian ini dapat dilakukan dengan mudah karena indeks relatif tersebut disusun secara alfabetis. Langkah ketiga adalah mencari tajuk subjek tersebut dalam indeks relatif. Misalnya buku yang diklasifikasi tersebut tentang “gaya kepemimpinan” maka tajuk subjek yang digunakan adalah kepemimpinan atau leadership. Dalam indeks akan ditemukan istilah leadership dan sitilah yang berkaitan dengan leadership, seperti berikut ini.

Leadership ----- 303.34

Armed forced ----- 355.330 41

Christian church ----- 262.1

Executive management ----- 658.409 2

Political parties ----- 324.22

Psychology ----- 158.4

Social control ----- 303.34

Contoh di atas menunjukkan bahwa subjek leadership dapat berada pada aspek yang berlainan, misalnya kepemimpinan aspek militer, kepemimpinan dalam agama, kepemimpinan dalam managemen, kepemimpinan dalam politik, kepemimpinan dalam kontrol sosial dan seterusnya. Dengan demikian, bila suatu subjek telah ditemukan dalam indeks relatif, maka perlu ditentukjan lebih lanjut aspek dari subjek yang bersangkutan.

[16:23, 11/16/2020] Bapak Anis: Seorang classifier harus melakukan penelitian pada setiap tajuk yang dicari untuk mengetahui aspek yang paling tepat yang dibahas dalam buku yang sedang diklasifikasi. Seperti dalam contoh di atas, tajuk leadership memiliki paling sedikit 6 aspek dalam indeks yang masing-masing indeks tersebar pada beberapa disiplin ilmu, dan tempatnya tersebar dalam bagan klasifikasi.

Setelah seorang classifier menemukan aspek yang dianggap paling tepat, si harus memeriksa bagan klasifikasi untuk meyakinkan serta menguji apakah notasi yang diberikan dalam indeks relatif tersebut sudah tepat atau tidak. Sebagai tahap akhir, seorang classifier harus meneliti pada tajuk di belakang notasi, untuk melihat apakah terdapat penjelasan atau catatan yang dapat membantu menyakinkannya tentang tepat tidaknya notasi tersebut. Seperti halnya leadership misalnya diberikan notasi 158.4 yang berarti kepemimpinan ditinjau dari aspek psikologi. Jika notasi tersebut dirasa tidak sesuai dengan buku yang sedang diklasifikasi, maka seorang classifier dapat melakukan cara yang sama seperti sebelumnya, sampai mendapatkan notasi yang paling tepat dan sesuai dengan buku yang sedang diklasifikasi.

Formulasi Dalam Menentukan Nomor Klasifikasi pada DDC

Menentukan notasi atau nomor klasifikasi pada DDC pada umumnya dibagi ke dalam dua cara yaitu pertama, mengambil notasi langsung dari bagan klasifikasi, yang pendekatannya dapat melalui bagan langsung atau melalui indeks relatif seperti yang telah dijelaskan di atas. Jika classifier tidak dapat menemukan secara langsung notasi yang terdapat dalam bagan atau mendapatkannya tetapi masih terlalu umum, maka dia harus menggunakan cara yang kedua yaitu membuat atau membangun nomor sendiri (number building).

Contoh : misalnya ada buku yang berjudul fisika., maka dapat dipastikan buku tersebut, subjeknya fisika, dan termasuk dalam disiplin ilmu alam...jika menentukan nomornya melalui indeks relatif, maka carilah pada kata fisika, kemudia akan ditunjukkan nomor klasifikasinya yaitu 530...atau kita dapat langsung ke nomor bagan pada kelas 530 jika sudah hafal....jadi untuk buku fisika, nomor klasifikasinya diambil  langsung dari bagan

contoh lain : jika ada buku berjudul metode penelitian fisika...kita tentukan subjeknya adalah FISIKA - METODE PENELITIAN, di nomor bagan hanya ditemukan nomor klasifikasi untuk fisik yaitu 530 untuk nomor klasifikasi yang spesifik fisika + metode penelitian tidak ditemukan dalam bagan. Untuk itu diperlukan membangun nomor (number building) dengan menambahkan pada nomor 530 (fisika) yaitu nomor metode penelitian dari tabel satu/subdivisi standar...pada tabel 1 ditemukan nomor untuk metode penelitian -072  ..sehingga nomor klasifikasinya adalah 530 + -072 (tabel 1) = 530.072.

Jadi, sekali lagi, terkadang kita dapat menemukan nomor klasifikasi secara langsung dalam bagan, tetapi terkadang kita harus membangun nomor sendiri.


CONVERSATION

0 komentar: