The difference between stupidity and genius, is that
genius has its limits. (Albert Einstein)
Perbedaan antara orang Bodoh dengan orang Pintar. Adalah
dimana orang pintar itu tahu akan batasan. (Albert Einstein)
Perbedaan yang terkadang terlihat kontras, atau bahkan
mungkin hanya dilihat oleh orang tertentu saja yang jeli (peka). Kutipan
tersebut saya ketahui ketika mendapati prosesi Dosen mengajar akan mata kuliah
mengenai sistem informasi perpustakaan. First impression, ketika
mendengar atau membaca kutipan quote tersebut. saya seolah mengalami deja vu,
atau mungkin tidak. Karena, saya merasa sepertinya pernah mendengar kutipan
tersebut. entah kapan terjadi, lupa tepatnya. Yang terpenting ketika masa-masa
saya berada di jenjang SMA sederajat. Pernah mendengar kutipan quote tersebut
yang diterangkan oleh salah seorang guru atau rencang. Saya lupa.
Dosen menjelaskan akan perbedaan yang kadang terlihat
kontras. Orang yang bodoh, kadang terlihat sangat kontras perbedaannya dengan
orang yang pintar. Ya, memang ada beberapa pembahasan bilamana orang disebut
bodoh itu sebenarnya tidak pantas. Dikarenakan tiada manusia yang bodoh di
dunia ini, oke, untuk yang itu akan saya bahas dilain waktu masa dimensi.
Terlihat kontras dikala melakukan sesuatu. Ya, melakukan
apapun. Orang yang pintar, cerdas biasanya menyadari akan aturan, batasan, limit,
sesuatu benteng yang membentenginya untuk tidak berlebihan. Begitu juga dalam
agama islam yang mengajarkan agar kita tidak boleh berbuat berlebih-lebihan. Itu
artinya, Islam memberikan batasan kepada kita untuk tidak bertindak
berlebih-lebihan. Karena apa? Sesuatu yang berlebih-lebihan, biasanya akan
mendatangkan ke madharatan, atau sesuatu yang buruk, paling tidak adalah
perasaan cepat lelah bosan. Hal tersebut menyimpulkan bahwa agama Islam
mengajarkan kepada kita (umat-Nya) untuk bertindak sebagai makhluk yang cerdas.
Ialah cerdas yang berarti tahu akan aturan dan batasan.
Sekarang, kita mencoba menyinggung orang bodoh. Ialah orang
yang tidak tahu batasan. Mohon maaf sebelumnya. Saya bukan bermaksud untuk
menyinggung menghina seorang. Akan tetapi, saya sendiri terkadang merasa kalau
saya sendiri terkadang berbuat seperti orang bodoh. Jadi, yang mem-posting
sendiri merasa bodoh. Karena itu, bila kalian mendapati sesuatu yang salah
dalam blog ini. Entah itu tulisan, keterangan, ataupun beberapa paragraf,
artikel yang menyimpang dari kaidah, bukti, atau beberapa kaidah lainnya yang
seharusnya tertata rapi taat aturan… mohon untuk dikoreksi.
Kembali ke pembahasan.
Orang cerdas, orang pintar. Akan menyadari akan batasan dari
apa yang dia lakukan. Atau istilah gampangnya, adalah mudeng (paham)
dengan apa yang dia lakukan. Apa yang terjadi bila ia melakukan hal tersebut, apa
yang terjadi bila ia tidak melakukan hal tersebut, kemudian akibat apa
yang terjadi bila dia melakukan hal tersebut, dan akibat apa yang terjadi bila
ia tidak jadi melakukan hal tersebut. semua dipikir secara logis kronologis
linimasa. Bingung bukan? Sama.
Seseorang yang mempunyai pola pikir seperti itu. Paham akan
sebab-akibat, memamahi batasan, aturan dan sebagainya. Dalam lingkup quote ini.
Ialah termasuk orang yang cerdas / pintar. Karena apa? Dia memahami aturan dan
batasan yang tidak boleh ia langgar.
Berbeda, bila seseorang yang bebas tiada batas mengekang
lepas. Mungkin ia terlihat seperti yang ahlinya dikarenakan percaya diri akan
apa yang ia bakat ahli. Namun, terkadang tindakan terlepas seperti itu akan
menimbulkan kemadharatan bagi diri sendiri (pelaku).
Tidak memikirkan apa yang terjadi, tidak menganalogikan apa
yang terjadi dalam kehidupannya. Mungkin tidak menutup kemungkinan akan terjadi
yang namanya. Human-error, ketidak telitian, kecerobohan karena terlalu
lepas tanpa aturan, dan mungkin menjadi liar (dalam lingkup quote ini).
Sekarang, mengapa orang cerdas mempunyai batasan sedangkan
orang bodoh tidak?
Ialah karena orang cerdas tersebut tahu, jadi ia mengetahui
(mempunyai ilmu), karena itu ia mengetahui batasan aturan yang ia lakukan demi
menaati ilmu-nya.
Sedangkan, mengapa orang bodoh tidak mempunyai batasan
sedangkan orang pintar punya?
Bukannya tidak mempunyai. Melainkan sebenarnya ada. Akan tetapi
rasa malas wegah yang menggeluti dirinya sehingga menutup rasa ingin tahu
mendalam dan menjadikan perspektif diri seolah bebas dan merasa kuat setelah
merasa cukup dengan ilmu yang diketahuinya.
Karena, kita hidup di dunia ini penuh dengan aturan. Yang mengikat.
Tergantung pribadi masing-masing. Bagaimana mereka menyingkapi, bagaimana cara
mereka menaati. Semuanya bermacam-macam. Karena agama sudah mengajarkan akan
tidak bolehnya melakukan sesuatu yang berlebihan. Karena itu, berusahalah
menjadi orang yang cerdas.
Free-writing sekaligus materi ini, mungkin menjadi
pengingat bagi saya sendiri pula. Yang bisa jadi catatan merah penting dalam menjalani
kehidupan yang penuh akan aturan dan bisa jadi sorot dunia.
0 komentar:
Posting Komentar