Mungkin ini hanya artikel dengan beberapa paragraf yang
berisi ucapan-ucapan quotes-quotes ta berguna. Anggap saja ada seseorang yang
ingin mencurahkan apa yang ingin dibicarakan namun dia tidak mempunyai
kemampuan untuk berbicara. Akhirnya dia mencurahkan perasaan dan keinginan
pengetahuannya dengan cara apreasi tulisan.
Tapi jangan berdoa kalau penulis
ini bisu atau semacamnya. Ya, menulis dengan menuangkan segala perasaan dari
dalam hati disertai dengan otak pikiran. Mungkin akan menjadi tulisan yang baik
lagi indah dan dimengerti. Aku bilang mungkin. Tapi banyak kok, para penulis
yang mana mencurahkan semua tulisannya dengan cara menulis apa yang dia
pikirkan. Jadi, karena itu. Tetap menulis. Mencurahkan ide dengan cara menulis.
Entah itu melalui media ketik atau semacamnya.
Kembali ke topik pembahasan.
Bulan Ramadhan. Bulan yang penuh berkah. Bulan yang mana
Syaithan dikurung selama satu bulan penuh. Dikarenakan. Tidak lain untuk
menghormati ummat Muhammad. Kita. Ummat islam. Jadi, kalau ada oknum yang
bermaksiat dikala bulan Ramadhan. Mungkin aja dia kalah sama nafsunya.
Bahkan dalam bulan Ramadhan yang tadi saya sebut dengan
bulan yang penuh berkah itu memanglah benar. Bayangkan coba. Mengaji aja
dilipat gandakan pahalanya, sholat aja pahalanya ditingkatkan, kalaupun hanya
bisa diam dan tidak berbicara banyak itupun sudah dihitung oleh Allah mendapat
pahala pula. Bahkan sampai tidur pun, mendapat ganjaran pahala. Tapi jangan
menjadikan patokan kalau tidur itu mendapat pahala dikala bulan Ramadhan. Ada kalanya
kalau kita mempunyai banyak waktu luang. Hendaknya ya tetap melakukan amal
ibadah dan terus melakukan amal saleh. Kapan lagi kita menangi bulan Ramadhan? Bulan
yang mana ganjaran pahalanya dilipat gandakan! Ibarat game. Bulan Ramadhan
adalah event yang sangat langka. Karena terjadi setahun sekali. 30 hari yang
mana setiap pahala dilipat gandakan atau malah lebih banyak lagi. double
experience ibaratnya.
Karena itu, jangan menyia-nyiakan kesempatan emas super
langka ini! Karena banyak pahala yang menunggu dan harus kita ambil sebagai
persiapan akhirat nanti. Apa uang saku amal perbuatan baik kalian sudah cukup
untuk pulang kembali ke Rahmatullah?
Sendiri, biasanya sulit. Namun kalau bareng-bareng. Biasanya
enteng rasanya. Sebagaimana ibarat. Kalau seseorang beramal ibadah sendiri. Mengaji
sendiri, sholat tahajuddan sendiri, sholat dhuha sendiri, melakukan amal
kebaikan sendiri. Kalau bukan tingkatan wali. Pasti orang tersebut akan
merasakan yang namanya jenuh. Dan jenuh kalau dibiarkan akan semakin enggan
keruh untuk melakukan kembali kebiasaan baik yang pernah ditatanya dulu.
Karena itu. Dakara… istilah jepangnya.
Ajak-ajak teman-temanmu untuk melakukan kebaikan. Sebagaimanya
contoh dekatnya. Biasanya tiap-tiap masjid dalam sebuah desa atau setempat. Akan
melakukan yang namanya tadarrus tiap usai tarawih. Itu adalah kesempatan emas
yang bisa diraup. Bagaimana cara meraupnya? Ikut, nggabung ikut partisipasi
mengaji Al Qur’an sekalipun hanya sebentar. Kalau memang lelah atau wegah. Oke,
cukup duduk iktikaf dimasjid. Dan mendengarkan bacaan Al Qur’an yang akan
dibacakan para panitia. Bukankah itu cukup mudah?
Semangat. Tetap semangat. Karena ibadah puasa ini. Hanyalah seberapa.
Tidaklah berat karena hanya berlangsung selama 1 bulan saja. dan bulan
berikutnya akan seperti biasa. Sedangkan sholat. Lima waktu sehari. Dan itupun
rekaatnya berbeda-beda. Sholat dilakukan setiap hari sampai akhir hayat. Apa
pembaca yang budiman lagi penuh akan kebaikan. Pernah mendengar kisah yang
bersejarah mengenai Kanjeng Nabi mendapat wahyu dari Allah untuk sholat?
0 komentar:
Posting Komentar