Terhitung laptop saya sudah berumur dua tahun, beli baru 2019 dan muncul produk versi ‘revisi’-nya pada awal-awal 2021, memang. Awal-awal menggunakan laptop dengan performa i3 dan 4 GB ram… untuk sekedar menulis, mengerjakan tugas memang lancar. Namun karena aku sering sambil membuka beberapa program, performa menjadi lag. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk menambah ram, memanfaatkan slot kosong. Jadi total ram yang dimiliki 8 GB. Itupun masih lag, terkadang.
Berikut
beberapa ritual yang sering aku lakukan ketika hendak melakukan kerja berat,
entah itu editing video ataupun bermain game. Mengingat game zaman sekarang
(contoh: Genshin Impact) memberikan beban yang cukup berat terhadap semua
komponen, jadi kalau tidak melakukan ‘ritual’ hasilnya pengalaman bermain akan
diikuti sensasi frame drop, screen shuttering, stuck loading,
dan beberapa istilah lainnya. Selamat membaca!
Membersihkan Task Manager
Proses yang
dijalankan CPU semakin lama akan berat, seiring bertambahnya aplikasi yang
dipasang. Belum lagi kalau komponennya belum dilengkapi dengan SSD (Solid State
Drive) akan menimbulkan sensasi loading lama. Untuk menghindari hal tersebut,
sebelum memulai pekerjaan berat terhadap prosesor/GPU aku biasanya membersihkan
task manager.
Bukan berarti
membersihkan task manager, melainkan membersihkan program-program berjalan yang
‘tidak perlu’ atau prosesnya terbilang ‘beban’. Terkadang program berjalan
dengan sendirinya, meskipun pengguna (user) tidak membuka. Kalau program yang
berjalan seperti sistem mungkin bisa ditoleransi, tetapi kalau programnya dari
lokal (bukan sistem) maka patut dicurigai.
Menurutku
program berjalan sendiri adalah hal lumrah, karena beberapa kebijakan program
sebelum diinstal biasanya menjelaskan prosedur akan jalannya program/aplikasi
tersebut setelah dipasang. Namun aku yakin orang masih sedikit yang
memperhatikan hal tersebut, asal-asal agree saja. Dari proses program
yang berjalan di ‘latar belakang’ dapat menjadi cikal bakal beban prosesor
ketika hendak digunakan untuk ‘tugas berat’.
Ya, memang
program yang berjalan di latar belakang hanya menyita sekitar 1-10 MB memori,
namun kalau ditotal sebanyak 5-8 program yang berjalan di latar belakang jadi
berapa? Belum lagi kalau tiap program yang berjalan di latar belakang juga mengambil
sekian persen beban untuk disk. Jadinya beban akan bertambah meskipun kecil,
apalagi kalau pengguna masih menggunakan HDD (Harddisk).
Langkah
atau trik dalam membersihkan program/aplikasi yang dipantai melalui task
manager akan aku jelaskan kapan-kapan. Tentunya tidak bisa sembarangan dalam ‘membunuh’
program, apalagi kalau kurang memperhatikan program yang ‘dibunuh’ itu program
apa. Bisa-bisa terancan BSOD (Blue Screen Of Death).
Membenahi Registry
Registry
merupakan sebuah basis data yang menyimpan berbagai pengaturan konfigurasi yang ada di Windows. Dalam registry tersimpan beberapa data yang berjalan super-cepat,
tujuannya untuk kelangsungan proses sistem atau penunjang/penopang sistem agar
dapat berjalan sempurna. Nggak semua data yang terindeks dalam registry dari
sistem secara murni. Namun data proses atau terekam dari aplikasi lokal yang
pengguna pasang, juga memungkinkan.
Memang
registry jarang memberikan kontribusi akan ‘beban’ kepada prosesor. Namun kalau
pengguna pernah memasukkan aplikasi ‘crack’ dan menggunakan program semacam ‘keygen’
untuk merusak legalitas program tersebut, tidak dipungkiri lagi Registry yang
menjadi korban pertama. Terlepas dari virus ataupun tidak, aplikasi ‘crack’
dengan ‘keygen’-nya memiliki dampak terhadap Registry akan data yang
dimanipulasi. Tujuannya untuk apa? Agar legalitas dari software tersebut
didapatkan. Pemaparannya rumit, untuk menghindari hal tersebut maka gunakan software
yang genuine wkwk.
Membenahi Services
Jarang aku
lakukan, namun sesekali mengecek tujuannya untuk mengetahui program manakah
yang membebankan prosesor dan komponennya sekalian ketika booting. Memang
ketika dicek melalui Task Manager, semua program yang kiranya tidak berguna
sudah disabled untuk tidak dijalakan ketika startup. Namun
layanan/services dari program tersebut masih ada, dan kalau pengguna sudah
jarang menggunakan atau malah tidak tertarik akan fitur/program tersebut maka
ada kalanya harus dimatikan layanan/services tersebut.
Contoh
kasus, aku memiliki program yang dapat menghubungkan secara online dengan kedok
LAN. Namanya LogMe in Hamachi, program tersebut dapat menghubungkan antar
komputer untuk mabar melalui kedok jaringan LAN. Namun kenyataannya
dilaksanakan secara online. Sejak awal pemasangan aplikasi tersebut,
secara otomatis dia akan memasang layanan/services untuk dapat
menghubungkan jaringan LAN ke daring. Pada kasus ini, services dari
LogMe in Hamachi secara langsung berjalan. Ketika aku sedang tidak membutuhkan
layanan/services tersebut, maka tidak ada salahnya untuk men-stop
service tersebut. Tujuannya apa? Ya untuk mengurangi beban CPU.
Mengutak-atik
services harus hati-hati, lebih sensitif dibandingkan Task Manager.
Karena dalam daftar services, semuanya ada. Mulai dari sistem power,
sampai prosesor. Bila pengguna secara sengaja ataupun tidak sengaja membunuh service
yang berjalan dengan tujuan pemasok daya listrik dari laptop/prosesor maka
hasilnya sangat fatal.
Membersihkan Cache
Sebagai
pengguna HDD (Harddisk), hal ini sangat relate sekali. Cache memang
berukuran kecil, namun ketika sudah menumpuk-menggunung banyak jadinya beban
terhadap disk. Apalagi kalau penyimpanannya masih HDD (Harddisk). Jadi
pengguna perangkat yang sudah mulai menua, masih pakai HDD… sering melakukan
ritual membersihkan cache.
Tujuannya
untuk membersihkan memori sementara atau cookies yang tersimpan ketika
melakukan browsing internet. Memang cache memberikan pengalaman browsing
yang ‘agak’ cepat. Tetapi kalau sudah menimbun banyak, bukannya cepat malah
lelet ya iya.
Pelaksanaan
membersihkan cache menggunakan program Ccleaner. Program tersebut bukan
antivirus, melainkan pembersih cache. Program tersebut dapat mendeteksi cache
yang mengendap di beberapa aplikasi, khususnya browser seperti Google
Chrome, Mozila Firefox, Microsoft Edge, dan semacamnya. Cache
tersebut meliputi cookies, history, beberapa memori yang masih
tersimpan.
Reboot
Melakukan
boot ulang (re-boot), istilah lain dari restart. Perangkat komputer/laptop/smartphone
terkadang mencapai fase jenuh atau hang karena banyaknya aplikasi/proses
yang berjalan di latar belakang … dan tidak ditutup dengan sendirinya. Hasilnya
proses latar belakang menumpuk banyak dan membebani kinerja CPU/GPU. Memang ada
banyak cara untuk membersihkan, meringankan. Namun kalau sudah mencapai titik kesal,
jawabannya adalah reboot atau restart.
Dengan restart, semua program akan ditutup dan
dimulai kembali seperti layaknya komputer/laptop/smartphone yang baru
dinyalakan. Sistem akan fresh kembali, seharusnya. Namun perlu diingat,
proses reboot harus dilakukan sesuai prosedur masing-masing, tidak boleh
dilakukan secara paksa. Karena akan menimbulkan hilangnya data temporal atau
semacamnya.
… Dan masih
banyak lagi. Ada banyak cara untuk meringankan kinerja CPU, ada step
yang tidak aku cantumkan. Yakni membersihkan komputer dari virus, karena adanya
virus memang berdampak besar terhadap kinerja komponen. Oleh karena itu, harus
hati-hati dalam merawat komponen lunak komputer/laptop.
Sekian, hari
ke-19 selesai dengan pembahasan mencapai 900 kata. Wih banyak sekali ya, hehe.
Semoga dapat dipahami dan bermanfaat!
—
Berikut
sumber referensi yang aku gunakan:
Apa itu Registry dan Bagaimana Menggunakannya di Windows? - Windowsku
0 komentar:
Posting Komentar