Ritual Sebelum nge-Game Versi 2022 (Day 19)

Terhitung laptop saya sudah berumur dua tahun, beli baru 2019 dan muncul produk versi ‘revisi’-nya pada awal-awal 2021, memang. Awal-awal menggunakan laptop dengan performa i3 dan 4 GB ram… untuk sekedar menulis, mengerjakan tugas memang lancar. Namun karena aku sering sambil membuka beberapa program, performa menjadi lag. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk menambah ram, memanfaatkan slot kosong. Jadi total ram yang dimiliki 8 GB. Itupun masih lag, terkadang.

Berikut beberapa ritual yang sering aku lakukan ketika hendak melakukan kerja berat, entah itu editing video ataupun bermain game. Mengingat game zaman sekarang (contoh: Genshin Impact) memberikan beban yang cukup berat terhadap semua komponen, jadi kalau tidak melakukan ‘ritual’ hasilnya pengalaman bermain akan diikuti sensasi frame drop, screen shuttering, stuck loading, dan beberapa istilah lainnya. Selamat membaca!


Membersihkan Task Manager


Proses yang dijalankan CPU semakin lama akan berat, seiring bertambahnya aplikasi yang dipasang. Belum lagi kalau komponennya belum dilengkapi dengan SSD (Solid State Drive) akan menimbulkan sensasi loading lama. Untuk menghindari hal tersebut, sebelum memulai pekerjaan berat terhadap prosesor/GPU aku biasanya membersihkan task manager.

Bukan berarti membersihkan task manager, melainkan membersihkan program-program berjalan yang ‘tidak perlu’ atau prosesnya terbilang ‘beban’. Terkadang program berjalan dengan sendirinya, meskipun pengguna (user) tidak membuka. Kalau program yang berjalan seperti sistem mungkin bisa ditoleransi, tetapi kalau programnya dari lokal (bukan sistem) maka patut dicurigai.

Menurutku program berjalan sendiri adalah hal lumrah, karena beberapa kebijakan program sebelum diinstal biasanya menjelaskan prosedur akan jalannya program/aplikasi tersebut setelah dipasang. Namun aku yakin orang masih sedikit yang memperhatikan hal tersebut, asal-asal agree saja. Dari proses program yang berjalan di ‘latar belakang’ dapat menjadi cikal bakal beban prosesor ketika hendak digunakan untuk ‘tugas berat’.

Ya, memang program yang berjalan di latar belakang hanya menyita sekitar 1-10 MB memori, namun kalau ditotal sebanyak 5-8 program yang berjalan di latar belakang jadi berapa? Belum lagi kalau tiap program yang berjalan di latar belakang juga mengambil sekian persen beban untuk disk. Jadinya beban akan bertambah meskipun kecil, apalagi kalau pengguna masih menggunakan HDD (Harddisk).

Langkah atau trik dalam membersihkan program/aplikasi yang dipantai melalui task manager akan aku jelaskan kapan-kapan. Tentunya tidak bisa sembarangan dalam ‘membunuh’ program, apalagi kalau kurang memperhatikan program yang ‘dibunuh’ itu program apa. Bisa-bisa terancan BSOD (Blue Screen Of Death).

 

Membenahi Registry


Registry merupakan sebuah basis data yang menyimpan berbagai pengaturan konfigurasi yang ada di Windows. Dalam registry tersimpan beberapa data yang berjalan super-cepat, tujuannya untuk kelangsungan proses sistem atau penunjang/penopang sistem agar dapat berjalan sempurna. Nggak semua data yang terindeks dalam registry dari sistem secara murni. Namun data proses atau terekam dari aplikasi lokal yang pengguna pasang, juga memungkinkan.

Memang registry jarang memberikan kontribusi akan ‘beban’ kepada prosesor. Namun kalau pengguna pernah memasukkan aplikasi ‘crack’ dan menggunakan program semacam ‘keygen’ untuk merusak legalitas program tersebut, tidak dipungkiri lagi Registry yang menjadi korban pertama. Terlepas dari virus ataupun tidak, aplikasi ‘crack’ dengan ‘keygen’-nya memiliki dampak terhadap Registry akan data yang dimanipulasi. Tujuannya untuk apa? Agar legalitas dari software tersebut didapatkan. Pemaparannya rumit, untuk menghindari hal tersebut maka gunakan software yang genuine wkwk.

 

Membenahi Services


Jarang aku lakukan, namun sesekali mengecek tujuannya untuk mengetahui program manakah yang membebankan prosesor dan komponennya sekalian ketika booting. Memang ketika dicek melalui Task Manager, semua program yang kiranya tidak berguna sudah disabled untuk tidak dijalakan ketika startup. Namun layanan/services dari program tersebut masih ada, dan kalau pengguna sudah jarang menggunakan atau malah tidak tertarik akan fitur/program tersebut maka ada kalanya harus dimatikan layanan/services tersebut.

Contoh kasus, aku memiliki program yang dapat menghubungkan secara online dengan kedok LAN. Namanya LogMe in Hamachi, program tersebut dapat menghubungkan antar komputer untuk mabar melalui kedok jaringan LAN. Namun kenyataannya dilaksanakan secara online. Sejak awal pemasangan aplikasi tersebut, secara otomatis dia akan memasang layanan/services untuk dapat menghubungkan jaringan LAN ke daring. Pada kasus ini, services dari LogMe in Hamachi secara langsung berjalan. Ketika aku sedang tidak membutuhkan layanan/services tersebut, maka tidak ada salahnya untuk men-stop service tersebut. Tujuannya apa? Ya untuk mengurangi beban CPU.

Mengutak-atik services harus hati-hati, lebih sensitif dibandingkan Task Manager. Karena dalam daftar services, semuanya ada. Mulai dari sistem power, sampai prosesor. Bila pengguna secara sengaja ataupun tidak sengaja membunuh service yang berjalan dengan tujuan pemasok daya listrik dari laptop/prosesor maka hasilnya sangat fatal.

 

Membersihkan Cache


Sebagai pengguna HDD (Harddisk), hal ini sangat relate sekali. Cache memang berukuran kecil, namun ketika sudah menumpuk-menggunung banyak jadinya beban terhadap disk. Apalagi kalau penyimpanannya masih HDD (Harddisk). Jadi pengguna perangkat yang sudah mulai menua, masih pakai HDD… sering melakukan ritual membersihkan cache.

Tujuannya untuk membersihkan memori sementara atau cookies yang tersimpan ketika melakukan browsing internet. Memang cache memberikan pengalaman browsing yang ‘agak’ cepat. Tetapi kalau sudah menimbun banyak, bukannya cepat malah lelet ya iya.

Pelaksanaan membersihkan cache menggunakan program Ccleaner. Program tersebut bukan antivirus, melainkan pembersih cache. Program tersebut dapat mendeteksi cache yang mengendap di beberapa aplikasi, khususnya browser seperti Google Chrome, Mozila Firefox, Microsoft Edge, dan semacamnya. Cache tersebut meliputi cookies, history, beberapa memori yang masih tersimpan.

 

Reboot

Melakukan boot ulang (re-boot), istilah lain dari restart. Perangkat komputer/laptop/smartphone terkadang mencapai fase jenuh atau hang karena banyaknya aplikasi/proses yang berjalan di latar belakang … dan tidak ditutup dengan sendirinya. Hasilnya proses latar belakang menumpuk banyak dan membebani kinerja CPU/GPU. Memang ada banyak cara untuk membersihkan, meringankan. Namun kalau sudah mencapai titik kesal, jawabannya adalah reboot atau restart.

Dengan restart, semua program akan ditutup dan dimulai kembali seperti layaknya komputer/laptop/smartphone yang baru dinyalakan. Sistem akan fresh kembali, seharusnya. Namun perlu diingat, proses reboot harus dilakukan sesuai prosedur masing-masing, tidak boleh dilakukan secara paksa. Karena akan menimbulkan hilangnya data temporal atau semacamnya.

 

… Dan masih banyak lagi. Ada banyak cara untuk meringankan kinerja CPU, ada step yang tidak aku cantumkan. Yakni membersihkan komputer dari virus, karena adanya virus memang berdampak besar terhadap kinerja komponen. Oleh karena itu, harus hati-hati dalam merawat komponen lunak komputer/laptop.

 

Sekian, hari ke-19 selesai dengan pembahasan mencapai 900 kata. Wih banyak sekali ya, hehe. Semoga dapat dipahami dan bermanfaat!


 

Berikut sumber referensi yang aku gunakan:

7+ Fungsi dan Peranan Registry Editor Pada Sistem Operasi Windows (dianisa.com)

Apa itu Registry dan Bagaimana Menggunakannya di Windows? - Windowsku

CONVERSATION

0 komentar: