Ekspektasi & Realita Jurusan nan Passion (Day 18)


Why are we still here, just to suffer?

Aku kebingunan mencari topik pada tantangan menulis hari ini, sehingga ketika menulis pembahasannya jadi menyebar sampai ke mana-mana. Untuk jaga-jaga, aku memulai post dengan pertanyaan yang pernah ditanyakan ketika awal maba dan sampai sekarang sudah pertengahan jalan... masih ditanyakan.

Jurusan apa yang dulu ingin sekali mendalami program studi tersebut? Dan sekarang apa yang aku dapatkan, akhirnya? Bila ada kesempatan mengulang, apakah akan aku ambil?

Selamat membaca!


Ekspektasi


Passion-ku dalam bidang komputer, khususnya pemrograman sudah muncul kentara ketika duduk di bangku SD. Aku sering bereksperimen program-program kecil melalui tutorial di YouTube. Bahkan dari rasa penasaran itulah membuat sekolah jadi berantakan. Kok bisa? Karena sekolah ya sekolah, tidak ada kaitannya dengan coding/programming. Apalagi untuk anak SD sampai SMP multi-tasking merupakan hal yang berat memusingkan. Jadi pasti ada yang dikorbankan, bukan antusias pemrogramannya melainkan sekolahnya.

Karena saking penasaran, dan semangat belajar pemrogramanku tinggi (waktu itu) kedua orang tuaku menyarankan besok kelak ketika kuliah masuk jurusan teknik informatika. Jurusan yang mempelajari tentang program, coding, dan... perkomputeran. Oleh karena itu aku sangat dianjurkan oleh kedua orang tuaku agar masuk jurusan yang benar mendukung passion-ku. Jadi jurusan awal, impian, yang kuincar adalah Teknik Informatika.


Realita


Apa yang aku dapatkan sekarang? Ilmu perpustakaan. Ceritanya panjang, tetapi aku yakin pasti ada yang lebih bersusah-payah dalam mendaftar perguruan tinggi selain aku. Kapan-kapan aku ceritakan secara runut.

Ilmu perpustakaan merupakan pilihan jurusan terakhir. Bukan pilihan sejak awal, melainkan benar-benar pilihan terakhir dan darurat. Tidak ada rencana ketika masih kecil, SMP atau SMA aku berpikir untuk masuk jurusan ilmu perpustakaan. Jangankan jurusannya, aku baru tahu kalau perpustakaan ada ilmunya sendiri untuk menjadi pustakawan yang true pustakawan kala itu.

Prodi ilmu perpustakaan benar-benar membuatku shock, karena berbeda jauh dari ekspektasi. Yang kiranya hanya sekedar mempelajari akan buku-buku, dan penataannya ternyata lebih dari itu.


Ibaratnya “I came looking for copper and I found gold.”. Mengapa bisa begitu? Karena jauh di luar ekspektasi, dan jurusan ilmu perpustakaan ada materi yang menyinggung tentang pemrograman. Walau bahasa yang dipelajari berbeda, namun aku merasa beruntung karena pemikiran logika sudah aku pelajari secara otodidak ketika SD. Jujur, mata kuliah yang berkaitan dengan coding-programming adalah favoritku. Walau coding-nya bisa jalan atau nggak, penting aku suka.

Namun prodi ilmu perpustakaan lebih fokus ke literatur, dan banyak membaca. Ya rata-rata pelajar setelah mencapai fase perguruan tinggi harus memperbanyak literatur/bacaan. Jadi aku harus suka membaca.  Dari prodi ilmu perpustakaan aku mendapatkan banyak sekali materi, dan sebagian pastinya materi tentang coding yang aku suka walau beda bahasa lagi logika (sedikit).

Bila diberi kesempatan untuk mengulang? —tidak, aku tidak melakukannya. Alasannya adalah sudah terlanjur basah, ya tenggelam sekalian. Aku tidak mau mengulang hanya karena mengejar passion yang mungkin bisa jadi lebih berat. Apalagi sudah semester empat keatas, mau tidak mau... ya harus mau untuk berminat berjuang a.k.a survive di prodi ilmu perpustakaan. Mengingat kuliah itu tidak murah, dan kesempatannya diperebutkan banyak orang yang ingin mendaftar.

Prodi ilmu perpustakaan yang awalnya menjadi pilihan terakhir (karena tidak ada pendaftaran PT yang diterima) plus tidak ada rencana, sekarang Alhamdulillah aku masih survive... dan memang harus survive dengan akhir yang baik, semoga.


Penutup


Menurutku jurusan yang aku/kita/kamu pilih, antara kamu suka/tidak suka ya itu jurusanmu/jurusanku. Ada waktu mengulang, tapi setelah satu tahun lebih tidak dianjurkan untuk mengulang mencoba ‘gacha’ pendaftaran jurusan yang diinginkan.

Karena bisa jadi jurusan tersebut bukan baik untuk aku/kamu, kita/aku tidak tahu. Bisa jadi ketika aku masuk di jurusan teknik informatika sekarang aku sedang pusing berpikir bagaimana coding-ku bisa jalan. Belum lagi praktik, metopen yang bikin pusing (semoga semua bisa melewatinya dengan lancar).


Hari ke-18 selesai, dengan total mencapai 500 kata. Aku berencana untuk menyampaikan kisah saya dalam mendaftar perguruan tinggi, banyak pelajaran yang aku dapat. Sampai jumpa di hari ke-19!


CONVERSATION

0 komentar: