Metadata! (Day 15)


Sudah nggak terasa ya, sudah setengah bulan aku menulis berturut-turut. Semoga bisa konsisten, istiqomah sampai hari ke-30 dan seterusnya.

Topik hari ke-15 masih berkaitan dengan Perpustakaan Digital, dengan pembahasan ‘Metadata’. Teman/pembaca kalangan informatika pasti pernah mendengar kata ‘metadata’ yang mencakup dengan ‘datanya data’. Begitu juga perpustakaan, metadata ada kaitan erat dengan koleksi dan kegiatan keperpustakaan. Jadi, selamat membaca! —ah iya, seperti biasa, bila ada pemaparan aku yang melenceng atau mislead, karena pembahasannya mencakup salah satu cabang ilmu pengetahuan jadi tolong koreksinya ya.

Metadata diambil dari kata ‘meta’ bahasa Yunani yang ketika diterjemahkan bahasa Inggris memiliki banyak arti/makna. Karena pembahasan ini mencakup dengan data, maka metadata diartikan sebagai pangkalan data, atau sesuatu yang lebih tinggi dari data. Kasarannya adalah datanya data. Dalam bukunya Putu Laxman Pendit, metadata diartikan sebagai sesuatu yang mengontrol data, sesuatu yang menjadikan data menjadi terstruktur, terkendali untuk kepentingan tertentu.


Aku mencoba memberikan gambaran sebagai berikut,

Metadata dapat diartikan data yang harus ada, pasti ada. Karena kalau tidak adanya data ini (metadata) maka data tersebut tidak dapat dikontrol atau diidentifikasi. Contohnya kita sebagai manusia. Pasti memiliki identitas seperti nama, tempat tanggal lahir, NIK (untuk KTP), nama orang tua. Kalau ada salah satu yang hilang, pasti perlu dipertanyakan akan entitas keberadaan manusia tersebut.

Bila seorang tidak memiliki nama orang tua. Bagaimana dia lahir? Logikanya seorang anak/manusia tidak akan ada kecuali adanya perkawinan antara laki-laki dan perempuan, yang dalam pengertian lain adalah Bapak & Ibu. Seketika anak itu lahir, dia sudah memiliki metadata yakni identitas siapa bapak & Ibunya. Bila tidak ada —tidak mungkin, maksudnya dia tidak mungkin anak manusia biasa. Pasti ada, walaupun identitasnya tidak diketahui. Dari contoh kasus tersebut, itulah metadata. Menurutku. Kemudian metadata digunakan untuk apa? Bervariasi, dalam pembahasan ini metadata digunakan agar data tersebut menjadi terstruktur, terkendali untuk kepentingan tertentu (paragraf ketiga). Keperluannya juga bervariasi.



Untuk keperluannya aku mengutip penjelasan dari video dari SIUE Lovejoy Library. Klik di sini untuk lompat ke videonya.

Sama seperti pemaparan di paragraf ketiga, agar menjadi terstruktur & terkendali. Dalam video tersebut metadata digambarkan seperti toples yang berisi buah-buahan. Dengan menandai toples tersebut isinya buah apa, digunakan untuk apa, dibeli kapan (waktu kadaluarsa) pemilik akan mengetahui identitas isi dari toples tersebut.

Contoh, ada toples berisi buah tomat. Pemilik akan menandai,

[Buah Tomat]

[Untuk sayuran]

[Tanggal beli 16 Maret]

Kemudian ada toples berisi buah apel. Pemilik juga menandai toples tersebut,

[Buah Apel]

[Buah-buahan biasa]

[Tanggal beli 13 Maret]

Dan… seterusnya.

Tujuan dari memberikan identitas tersebut agar tidak terjadi tertukarnya isi toples, dan menghindari terjadinya memakan buah yang sudah busuk. Karena sudah ditandai dari toplesnya. Dari identitas di toples tersebut itulah metadata. Karena seperti yang sudah dipaparkan kesekian kalinya, metadata adalah sesuatu yang dibuat agar menjadi terstruktur dan terkendali. Tergantung untuk keperluannya apa, mengikuti.


Pembahasan akan metadata sangat seru, filsafat, dan menarik. Apalagi kalau sudah menyangkut dengan catalouging, pemahaman metadata akan lebih mudah disampaikan karena ada tempat/eksistensi yang merupakan praktik/wadahnya. Metadata tidak hanya melulu dalam kepustakawanan (untuk koleksi pustaka, seperti buku dan sebagainya). Melainkan juga data yang lain, yang tujuannya juga sama. Yakni,

“Sesuatu yang menjadikan data menjadi terstruktur, terkendali untuk keperluan tertentu.”

 

Sekian, tulisan hari ke-15 dengan total 500 kata lebih sedikit. Penjelasan lengkap metadata, kapan-kapan aku tulis-seriuskan. Sudah tiga hari aku menulis berkaitan dengan akademis, belakangan karena adanya tugas dan buku yang sedang aku baca… ya tentang itu. Semoga bermanfaat, sampai ketemu lagi di hari selanjutnya.

 

Berikut link, referensi yang aku gunakan,

Putu Laxman Pendit, 1959-. (2008). Perpustakaan digital dari A sampai Z / Putu Laxman Pendit. Jakarta :: Cita Karyakarsa Mandiri,.


CONVERSATION

0 komentar: