Pengalaman
menjadi desainer untuk tugas kelompok.
Benar-benar
seru awkoakwo, nggak. Maksudnya ya memang seru. Proses kerja kelompok itu
memerlukan kesepakatan dan kekompakan. Ya pastine, memerlukan menyatukan antara
perasaan dan jiwa. Nggak, maksudku ya intinya kekompakan itu nomor satu.
Kemarin-kemarin,
ya beberapa hari yang lalu. Aku mengerjakan tugas yang kami kerjakan selama
satu bulan lebih kayaknya. Siapa lagi kalau nggak, pathfinder. Yakni tugas
membuat semacam booklet, yang menghimpun. Namanya juga pathfinder, dari kata ‘path’
dan ‘finder’ jadi kalau digabungkan maka jalan pencari atau apalah namanya.
Intinya
ketika orang mempunyai atau membaca buku tersebut, maka ia akan mendapat
pencerahan. Maksudku keterangan dan jalan atau path. Sama halnya dengan
peta, ibarat mencari harta karun itu pasti butuh peta. Mana ada orang asal
menggali terus jackpot dapat harta karun? Ada. Ya.. ada, tapi itu berapa
banding berapa persen hei.
So,
kesimpulannya kami membuat pathfinder. Itu adalah tugas akhir di mata kuliah
Sumber Rujukan (ada yang bilang Sumber Rujukan Umum. Menggunakan ‘umum’ tapi,
aku malah kebiasa menulisnya hanya Sumber Rujukan. Tanpa ‘umum’).
Proses
pengerjaannya kelompok, nggak solo. Aku nggak bisa membayangkan kalau
pathfinder dikerjakan solo. Maksudku, itu akan benar-benar mindblowing
kalau ada orang yang bisa mengerjakan pathfinder seorang diri dengan subjek
yang dipilih itu terbilang langka.
-Respect
to my friend, that can pass and break the limit. He can do it even solo-
Awal
pengerjaan, mencari subjek. Ibarat menulis, itu mencari kata topik terlebih
dahulu. Sama juga halnya dengan pathfinder. Mencari subjek, apa yang dibahas,
apa yang akan diriset, apa yang akan di-kepo-in. Kebetulan semua member
kelompokku, semuanya perempuan atau cewek. Jujur, aku sempat memasrahkan atau berserah
diri. Terserah mau bahas atau milih subjek apa aja, akan kulo laksanaaken. Sendiko
dawuh.
Bukan gitu,
itu karena aku belum memahami mekanisme pengerjaannya babar-blas! Serius.
Aku paham inti dari pathfinder itu seperti apa, gunanya buat apa, bagaimana
membuatnya.. itu setelah mencapai sekitar 60% proses pengerjaan. Walaupun
sebelum itu banyak yang mengirimkan pesan DM lewat whatsapp menanyakan gimana
mekanisnya. Aku benar-benar belum memahami sebetulnya, informasi dan
pemahamanku belum valid betul.
Skip
time sampai
akhirnya menemukan subjek bernama ‘Psikologi Anak’ ya.. itu perjuangan
mendapatkan dan berhasil berani memilih untuk meng-kepo-in tentang psikologi
anak. Karena banyak pertimbangan. Di samping takut kalau sudah ada yang
memakai, dan.. referensi yang akan dirujuk. Mudah dicari atau nggak? Karena..
ingat, kala ini masih pandemi dan yang pasti model daring yang bener-bener..
wkwk ggwp pokok en.
Model
pengerjaannya adalah bertahap dan semakin jauh melangkah, tingkat kesulitannya
semakin naik pastinya. Dan aku kebetulan mendapat bagian jatah mencari di tahap
bagian 4-5. Ya, itu tahap sumber pada bagian perundang-undangan, bibliografi,
dan.. sumber dari internet.
Tapi perlu
diingat, semua tahap itu susah gampangnya relatif wkwk. Tergantung individu
menilai sih, tapi kalau aku sendiri.. Alhamdulillah ada jalan, wes pokok e ada
saja jalannya untuk mengerjakan tugas pathfinder.
Mulai dari explore
perpustakaan desa, sampai dolan ke universitas yang ada di sekitar Kudus.
Intinya seru banget, baru saja daring sudah seru ini. Apalagi kalau luring? Yang
fokus ke satu universitas dan luas banget koleksi bukunya?
Ya.. pada
dasarnya pathfinder ini hanya berfokus ke satu universitas atau perpustakaan.
Misal, aku dan kelompokku membuat pathfinder dengan subjek tentang Fiqh
Kesehatan. Maka semua referensi atau sumber rujukan, mulai dari data dari
ensiklopedi, kamus besar bahasa Indonesia, dan beberapa sumber rujukan
lainnya.. itu harus berpusat pada satu universitas/perpustakaan yang memang
dituju. Yang nantinya pathfinder ini ketika sudah jadi, akan didedikasikan
untuk universitas/perpustakaan yang dituju.
Tujuannya? So
pasti untuk membantu pemustaka/pengguna. Suatu ketika hendak mencari hal-hal
yang berhubungan dengan Fiqh kesehatan misalnya. Maka tinggal cari saja booklet
pathfinder yang subjeknya Fiqh Kesehatan. Maka langsung tertera sudah semua
sumber rujukan yang terpercaya dan teruji klinis dan pasti ada informasi yang
merangkum semua hal tentang fiqh kesehatan.
Mulai dari
proses pencarian ensiklopedi, itu bagi tugasnya benar-benar marvelous. Thanks
to my party that make it be. Model daring tapi Alhamdulillah tetep jalan
dan bisa berusaha agar seiring walaupun beda lokasi berjauhan.
Dan..
diakhir proses perancangan pathfinder. Itu ada proses layout. Ini.. ini..
yang paling disukai bagi para desainer ulung atau yang paham betul akan dunia
desain. Pada tahap ini, aku yang dipasrahi. Maksudnya aku mendapat bagian
tersebut.
Diniati belajar
dan kenalan dengan dunia desain. Aku mulai berkenalan dengan Adobe Illustrator.
Bukan Corel malah, aku sudah kenalan sama dia. Tapi, proses komunikasi kami
tidak berjalan dengan baik, dan berakhir.. bingung nan canggung. Aku nggak
paham model objeknya corel seperti apa, mungkin memang butuh waktu untuk bisa
terbiasa dengan semua yang serba manual.
Lah, memang
adobe illustrator nggak manual juga? Ya.. sejujurnya ya sama-sama manual. Tapi
adobe illustrator ini ada bedanya. Yang paling mencolok adalah.. proses aku men-desain
itu seolah dibantu.
Maksudnya
dibantu? Ya dibantu. Ilustrator memiliki fitur smart snap atau apalah
istilahnya. Fitur tersebut sangat berguna ketika menempatkan objek atau sedang
bermain vector. Jadi fitur ini bekerja sebagai asisten penggaris maya dan
pengukur yang sekiranya bisa menebak letak mana yang akan diletakkan oleh
pengguna. Keren banget pokok e wkwk, kalian harus coba. Mungkin di Corel ada
juga, tapi aku yang belum nemu wkwk.
Alhamdulillah
dengan aku mendapatkan mandat tugas mengerjakan pathfinder sebagai tugas akhir
dalam matkul ini.. aku akhirnya bisa berkenalan dengan namanya kak Adob
Ilustrator. Wkwk seru banget emang.
Aku yang
awalnya ganti-ganti tools masih manual (klik-klik tool bar di sisi kiri),
sampai akhirnya cukup hafal sama tool yang sering dipakai. Seperti shortcut
zoom, select tool, text tool, inkdrop tool, dan seterusnya.
Nggak hanya
itu, kombinasi tombol CTRL, ALT, dan SHIFT.. itu aku akhirnya bisa lancar
setelah menerima banyak revisi dan latihan dari semangat diri sendiri akan
tugas dan ingin bisa. Sehingga proses ngedit, mendesain tinggal fokus dengan
mouse/tetikus. Lalu jari tangan yang satunya fokus menekan tombol-tombol yang
memiliki shortcut khusus.
Suka
dukanya? Banyak, banyak banget. Namanya juga kerja kelompok pasti ada suka nan
duka menyertai bersama. Saling cerita dan berkeluh kesah ria. Intinya harus
hepi karenanya.
Mungkin itu
dulu yang bisa aku tulis dan sampaikan. Kedepannya aku ingin bisa menulis dan
mengembangkan kemampuan menulisku pastinya. Sekian dari sini, iamshidqi dan aku
masih seorang notetaker. See you later.
0 komentar:
Posting Komentar