Berawal dari Kelalaian, jadi Tamparan Pelajaran

Semua bermula ketika aku mulai malas. Ini beneran, aku mulai malas. Aku sering merasakan ini dan terkadang moodbooster gagal, sehingga jadinya bodo amat. Tidak peduli, mau ada tugas bejibun dan deadline yang mepet tinggal menggal menunggu.. tetap saja tidak kerasa. Merasa semua bisa diatasi dalam sekali sekejap mata.

Mata kuliah, Katalogisasi dalam Literatur Aksara Jawa. Sungguh beneran, mata kuliah ini seru. Karena mengulas kembali apapun yang berhubungan dengan aksara jawa mestinya. Aku orang jawa, dan harus njawani. Yakni dengan cara, memahami aksara/huruf jawa sampai ke akar-akarnya dan bisa membaca tanpa harus googling tiap aksara dan pasangannya.

Karena aku menekuni dalam armada jurusan ilmu perpustakaan.. maka bahasa jawa dan huruf/aksara jawa ini dikaitkan dengan naskah dan katalog yang nantinya kedepannya menjadi tanggung jawab bagi kami atau para pustakawan untuk menganalisa, mendata, dan mengolah akan semua koleksi yang berhubungan dengan naskah kuno. Khususnya yang berbahasa jawa dan bertuliskan dengan aksara jawa. Besok ketika dinas atau bertugas menjadi pustakawan atau yang mengolah.

Ini menjadi tantangan yang seru pastinya. Aku, yang dulu.. jarang atau mungkin nggak pernah mendapatkan nilai yang baik ketika pelajaran bahasa Jawa sekarang di jenjang perkuliahan aku harus menghafal aksara jawa minimal. Maksudku aku bisa membacanya sekilas dan memperkirakan apa artinya, walaupun akhirnya ya tetap buka kamus dan melihat tiap aksaranya benar atau tidak.

 

tidak ada gambar high resolution yang berkaitan dengan aksara jawa, maka aku menggunakan gambar ini sebagai gambaran naskahnya.

Tugasnya beragam, tapi masih dalam lingkup naskah dan katalog pasti. Mulai dari analisa naskah kuno dengan aksara jawa, mendeskripsikan suatu katalog naskah sampai ke akar-akarnya. Maksudnya model menganalisanya dalem banget.

Saat ini aku sedang mengerjakan uas, pada mata kuliah KLAJ dan beberapa matkul lainnya. Tugas uas KLAJ(katalog dalam literatur aksara jawa) yakni berupa menganalisa katalog naskah secara detil. Mulai dari siapa pengarang dan penerbitnya (pasti itu), sampai ketebalan naskah, warna tinta, dan.. watermark seterusnya. Aku akan bercerita yang itu nanti, ketika tugasnya telah selesai.

Nah beberapa waktu yang lalu.. kapan, aku lupa. Intinya itu sudah lama sekali. Karena aku masih mengingat kalau tugas itu kita semua masih belia di semester tiga. Intinya masih materi awal menuju inti materi. Seru janne, tapi ketika dihadang banyak deadline dan kepentingan lainnya.. menjadi rumit dan akhirnya dilalaikan tersingkir.

Model tugasnya Kolofon. Gimana ya caranya menjelaskannya, aku sendiri juga kebingungan. Intinya tugasnya mentranslate dari naskah yang berisikan tulisan aksara jawa untuk diterjemah menjadi bahasa Indonesia secara blak-blakan. Lalu kita ditugaskan untuk menganalisa kapan naskah tersebut ditulis dan siapa yang terlibat dalam naskah tersebut.

Itu artinya, kita dituntut. Maksudku, diharapkan untuk bisa memahami naskah secara luar dan dalam. Ya.. kenapa gitu? Mungkin aku membayangkan kedepannya kita para alumni jurusan ilmu perpustakaan akan mengabdi dan mengurus mengolah data akan keperpustakaan. Ini artinya koleksi perpustakaan secara menyeluruh. Mulai dari koleksi seperti buku, peta, dan lain-lainnya. Maka tidak menutup kemungkinan koleksi jenis naskah Jawa kuno pasti juga ikut termasuk dalam koleksi. Terlebih bila perpustakaannya termasuk institusi besar.

 

Kembali pada tugas.

Menganalisa naskah, semua berbahasa jawa dan pasti aksara jawa. Harusnya mudah dikerjakan, karena kita hanya sekedar membaca dan menerjemahkan. Untuk mahasiswa yang hidup dari kecil sampai sekarang di pulau Jawa. Tinggal dalam lingkungan orang Jawa, berbahasa jawa sebagai bahasa utama keseharian setelah bahasa Indonesia yang formal.. ya pastinya mudah saat men-translatekan.

Tugasnya berdurasi.. sepertinya sepekan. Harusnya bisa dikerjakan satu kali dudukan. Ini terlepas dari masalah aksara jawanya lo. Biasanya, dalam penulisan naskah aksara jawa kuno. Itu ada kendalanya. Yang sering terjadi, adalah bingung dan membutuhkan waktu untuk bisa membaca dan memahami menyeluruh model penulisan aksara jawanya.

Tapi, karena ada kendala selain tugas tersebut. Ya.. sebut saja faktor x, karena ini ndak bisa dijelaskan it’s complicated. Akhirnya ya.. nggak mengerjakan. Dan itu aku niat memang, aku mohon maaf bila yang membaca ini adalah bapak dosen yang terhormat. Aku benar-benar pusing dan bingung, bagaimana dan apa yang harus aku lakukan. Banyak kepentingan, akhirnya satu per satu pasti ada yang dikorbankan. Dan.. hasilnya

 

Skip time, akhirnya tidak mengerjakan. Rata-rata yang mendapati tahu aku tidak mengerjakan mereka terkejut tidak percaya. Mungkin karena track recordku baik kali ya? Nggak, maksudku aku mungkin dikenal rajin amiin, dan sangat peka akan tugas-tugas. Jadi, kemungkinan miss itu kecil dan bahkan tidak sama sekali.

Namun kenyataannya berbalik. Damn, I betrayed my friend.

 

Berlalu sudah berlalu, kejadian sudah lewat lama. Materi lanjut sampai.. akhirnya menuju akhir pertemuan, ujian akhir. UAS. Memberikan instruksi, dan mulai proses mengerjakan dan seterusnya. Dosen memberi pesan singkat, dikirim lewat grup. Yang isinya seperti ini.

Ekspresi? Panik, langsung panik. Apalagi kondisi lagi di luar pula. Pikiran nyaris pecah karena panik dan malu.

Gimana nggak malu coba, can you imagine how our Lecture that remind for this bruh college student that… ah bruh. Intinya malu lah pokok e, malu plus bingung ini gimana cara mengerjakannya.

 

Langsung proses mengerjakan.. seadanya dan semampunya. Ini bisa jadi karena tercampur dengan rasa panik, bingung, serta kepikiran antara ada tanggungan lainnya. Maksudnya tugas UAS lainnya, walaupun Alhamdulillah sudah ada bayangan dan konsepnya. Tinggal nanti di-ekspor menjadi kata-kata yang indah dan teratur wkwk.

Over all, selesai sudah. Aku nggak tahu akhirnya dapat berapa, maaf banget pak. Aku harus bilang apa, akhirnya semampunya matur kaleh bapak. Matursuwun saestu, lan ngapuntene pak kulo ngumpulaken telat lan kadosse kasupen.

Saestu matur suwun.. niki kangge pelajaran ngge kawula. Mugi mboten kulo baleni maleh.

 

Cekap mekaten, mbok bilih onten kalentu lepat, kulo Naufal Shidqi. Nggeh kulo Shidqi nyuwun agunging pangapunten.

Kulo Naufal, lan kawula tesih dados tiyang engkang remen maring nyatet. Suwun sampun maos, mugi paring manfaat, Wassalamu’alaikum!

CONVERSATION

0 komentar: