Sudah sampai mana proses pengembangan pribadimu?

Mungkin baru pertama kali ini aku ingin menerjemahkan salah satu artikel yang ditulis dari seorang inspirator dan.. aku rasa ia sudah benar-benar berpengalaman akan ‘Personal Development’

 


Pengembangan Pribadi, jadi.. apa itu pengembangan pribadi? Bila dibahas dalam bentuk topik, ini merupakan suatu yang abstrak, unik. Maksudnya proses pengembangan pribadi, itu tidak semua sama. Maksudnya berbeda tiap individu. Tergantung bagaimana mereka menyadari dan berkembang. Tapi tidak ada salahnya meneliti dan tahu bagaimana, sudah sampai mana kita berjuang.

Maksud dari pengembangan pribadi, kata ini ada hubungan kuat/implikasi dengan proses. Berproses, ya berproses.. Jadi dalam kasus ini, pembahasan ini.. Sudah sampai mana kamu berjuang? Berjuang untuk mengembangkan pribadimu.

Penulis memberikan informasi yang cukup dan mudah dipahami, sehingga aku bisa menerjemahkannya dengan mudah dan semoga kalian bisa paham.

 

Apa sih Pengembangan pribadi/personal development?

Berbicara tentang pengembangan pribadi, penulis akan bercerita tentang aktifitas. Berkaitan dengan kegiatan sehari-hari yang membuat kita menjadi orang, seorang, manusia yang bisa diandalkan. Yang bisa dipercaya dalam masyarakat, komunitas, dan seterusnya.

Bagi penulis, pengembangan pribadi ini merupakan versi modern, kekinian dari filosof. Di Romawi Kuno, filosofi merupakan praktek mengembangkan diri yang paling sering digunakan atau dipraktekkan. Di sana banyak sekolah yang mempelajari tentang seni. Maksudnya seni untuk menjadi seorang yang lebih baik.

Seiring berjalannya waktu, kita menyebut filosofi menjadi suatu pengejaran akademik. Maksudnya cenderung seperti pengetahuan. Berubah menjadi analisa dari siapa, apa, dan kenapa.

Kata filosofi itu sendiri berasal dari kata Yunani, φιλοσοφία, philosophia, yang berarti cinta akan kebijaksanaan/wisdom. Dulunya, orang yang suka filosofi adalah yang sering praktek, dan melakukan mendalami pengetahuan apa yang ia ketahui.

Filsuf Yunani yang kita ketahui seperti.. Aristoteles, Socrates, Seneca, Epictetus, Buddha, Confucius.. mereka semua adalah praktisioner.. maksudnya menjadi praktisi akan pengetahuan yang mereka dalami masing-masing. Mereka mendalami apa yang mereka pahami, tekuni.

Modern filsuf seperti William James dan Sigmund Freud.. mereka melakukan atau mempraktekkan apa yang filsuf lakukan zaman dulu. Mereka cenderung fokus akan keahlian, job mereka masing-masing. Seperti James yang dulunya adalah seorang psikologis namun menjadi guru. Begitu pula Freud yang dulunya juga seorang neurologist.

Tapi di abad ke 20 ini, para filsuf menjadi pembicara. Maksudnya andil dan dapat menerangkan menjelaskan akan pengetahuannya. Filsafat menjadi bidang jurusan akademik. Lalu informasi apa yang penting dari sejarah ini? Ya.. kita tahu akan hausnya kebijaksanaan, pengetahuan.. sehingga kita butuh untuk mendapatkannya kelak entah dimana.

Filsafat berubah semenjak abad terakhir, merekalah yang mengisi celah akan filsafat. Siapa mereka? Mulai dari Napoleon Hill, Wallace D. Wattles, Earl Nightingale, Jim Rohn, dan para public figur yang sekarang aktif dalam bidang pengembangan diri.

Merekalah gantinya akan filsafat pada  zaman dulu. Sekarang kita memasuki zaman digital, kita bergabung komunitas model daring, membaca blog, saling mempelajari. Tujuannya adalah untuk menjadi orang yang lebih baik, bisa dihandalkan.

 

4 Stage/Level dari Pengembangan Pribadi

Penulis menjelaskan akan 4 level dari proses pengembangan diri. Perlunya kesadaran sampai manakah kita berjuang mengembangkan diri, membantu kita untuk memahami. Sampai dimana sekaligus tahu dan sadar untuk bahan evaluasi nantinya menjadi orang yang lebih baik. Dengan memahami, sadar sampai mana. Kita bisa mengambil manfaat sekaligus evaluasi pada setiap langkah kita dalam berproses.

1. Discovery/Penemuan

Semua tumbuh berkembang berdasarkan rasa sakit, derita, pain. Tanpa alasan untuk mengejar target yang nyata, kita tidak pernah mulai. Setiap orang, pasti akan mengalami masa-masa gelap atau tantangan dalam hidupnya. Dari langkah sinilah yang paling banyak kita untuk explorer untuk menumbuhkan jiwa atau semangat akan pengembangan diri.

2. Consumption/Konsumsi

Setelah kamu, kita memahami akan dunia dari pengembangan diri, kita menjadi percaya, dan menyadari. Bahwa hidup bisa dirubah, berjuang untuk menjadi seorang yang lebih baik, lebih kuat, dan bisa diandalkan. Maka dari itu, kita akan naik untuk mencari suatu kesenangan untuk merubah.

Adalah seperti membaca buku, blog, mendengarkan podcast, melihat arsip dokumen bersejarah.. pada fase ini, haus akan pengetahuan bener-bener tiada habisnya. Maka bila kalian merasa sampai di fase ini. Maka segeralah mencari banyak informasi, pengetahuan.

3. Aplikasi, penerapan

Penulis bercerita bahwa ia menghabiskan waktu sampai 18 bulan pada fase konsumsi. Maksudnya ia hanya sebatas membaca buku, mendengarkan, melihat. Penulis bercerita ia bisa membaca dua sampai 3 buku per-pekan, menulis jurnal sehari satu jam, dan mendengarkan podcast atau menonton suatu yang bermanfaat setiap jamnya.

Tapi, kita nggak mungkin stuck makan minum. Konsumsi selamanya. Akan datang masa di mana kita harus menerapkan apa yang kita ajarkan. Jadi kita akan menerapkannya dalam kehidupan pribadi, karir, bisnis, dll. Sehinga sampai kita melihat suatu perubahan, evolusi.. adalah hasil dari pengetahuan yang kita dapat.

4. Teaching, mengajari

Setelah sukses berhasil belajar sekaligus menerapkan apa yang kamu, kita pelajari.. maka akan ada keinginan untuk berbagi dengan sesama. Entah itu keluarga, teman, rekan kerja, tim, atau orang asing.

Tidak semua menjalani tiap stage/level itu sesuai dengan profesi yang dijalani. Sehingga kebanyakan mereka berimprov atau improvisasi sendiri. Penulis pernah bertemu dengan seorang yang pengembangan dirinya bukan atas dasar profesi yang ia tekuni. Melainkan ia memang fokus akan bakat dan berimprovisasi sendiri.

Sehingga dalam proses mengajari, teaching ini.. kita tidak perlu terlalu memaksa orang untuk sesuai dengan langkah yang kita alami. Mungkin saja mereka mempunyai jalan yang berbeda, cara yang berbeda, unik.


Pada akhirnya, stage/level ini bukanlah akhir atau ekslusif. Tergantung pada di mana kita berproses, fokus. Mungkin satu atau dua stage yang kita jalani akan ada suatu produktifitas yang nantinya menjadi bahan untuk proses pengembangan diri menjadi seorang yang bermanfaat.

Simpelnya.. 4 level dari pengembangan diri, jika kita beruntung.. maka kita bisa memanfaatkan seluruh hidup kita sampai ke stage atau level terakhir. Ini bukan berarti stage lainnya itu buruk, tapi tiap level itu memiliki makna atau arti yang berbeda-beda.

Intinya belajar, belajar, belajar. Bisa bisa!


Hore! selesai, akhirnya selesai dan jadi. Baru pertama kali aku menerjemahkan artikel dari Medium dan aku perjelas ulang aku campur menggunakan bahasaku sendiri.

Aku nggak tahu apa ini termasuk copyright, semisal iya. Mungkin akan aku hapus, setidaknya kalian bisa mengambil manfaat dari penulis akan langkah dari proses pengembangan diri.

Sumber: https://dariusforoux.medium.com/what-stage-of-personal-development-are-you-in-b2e8748ff434

Sekian dari kami, iamshidqi. Aku seorang notetaker, proses belajar menjadi translator.. see y'all next time later!

CONVERSATION

0 komentar: