Dalam suatu ikatan persahabatan antara kedua belah pihak. Pasti
akan ada perselisihan atau pertengkaran. Entah karena perbedaan pendapat
ataupun karena masalah sepele yang nantinya berujung menjadi masalah besar
tiada akhir.
Saya pernah mendapat keterangan dari teman. Entah itu benar
ataupun tidak. Tapi konon sih, saya sendiri pernah mengalaminya sendiri. Dan itu
rasanya sangat berat. Hanya salah satu kedua belah pihak-lah yang mengalah. Itulah
jalan penyelesaiannya.
Bilamana suatu persahabatan antara dua orang. Entah itu
sesama teman lelaki ataupun perempuan atau malah sebaliknya bertentangan. Itu bila
sampai di titik terdekat. Maksudnya, titik paling raket atau paling dekat. Biasanya
yang menentukan atau mengukur titik dekat persahabatannya itu dengan melihat
bagaimana kita bergaul dengan dia atau mereka.
Entah disengaja ataupun tidak. Akan ada suatu permasalahan
yang mana masalah tersebut untuk menguji keterikatan persahabatan tersebut.
Jadi akan ada masalah yang akan terjadi diantara mereka berdua. Masalah sepele
atau besar. Meskipun begitu masalah tersebut untuk menguji, seberapa terikatnya
persahabatan tersebut. kalau salah satu pihak memisah sedangkan satu pihak
lainnya mencoba mengikat kembali persahabatan tersebut namun ditolak. Maka kemungkinan
besar persahabatan tersebut akan jadi canggung dan pisah sudah. Bahkan ada yang
sampai jadi musuh bebuyutan yang hampir tiada akhir.
Teman adalah seseorang yang menemani kita. Suka maupun duka.
Yang mungkin mau mendengarkan cerita curhatan kita, begitu juga sebaliknya kita
mungkin akan mendengarkan apa yang dia curhatkan. Saling melengkapi dan
menguntungkan keduanya. Tidak ada saling memanfaatkan merugikan.
Bahkan kalau kita sudah menganggap teman menjadi sahabat. Yang
menurut saya itu tingkatannya lebih tinggi dibandingkan teman. Karena sahabat,
semua keluh kesah senang susah derita tercurah tumpah ruah dialah pada kita
berkata. Tingkatan sahabat menurut saya mungkin hanya akan berlaku pada satu
atau dua atau tiga orang saja. sulit untuk menganggap anggota dalam komunitas
yang sekalipun kita raket dekat itu kita anggap sahabat. Walaupun ada beberapa
orang yang menganggap semua orang itu teman lagi sahabat. Namun, saya sendiri
masih perlu belajar untuk itu.
Entah apa permasalahannya. Tapi dulu waktu saya mendapat
nasihat seperti itu dari seorang teman yang mana saya tidak begitu raket
dengannya. Dan tau-tau ketika saya mendapat masalah yang begitu serius hingga
nyaris membuat saya depresi berat. Dia termasuk teman yang mau memberi saya
masukan saran penyelesaian akan apa yang harus saya lakukan mengenai masalah
yang saya hadapi. Disaat itulah saya mulai mengenal apa itu teman dan bagaimana
cara kerjanya dan merawatnya serta mencarinya untuk mendapat kualitas yang
terbaik paling terbaik dan setia.
Waktu itu. Mungkin saya sedikit ragu. Apakah benar kaidah
seperti itu? Entah ada di kitab salaf ataupun tidak. Saya belum sempat
mencarinya. Tapi akhirnya saya mengetahuinya sendiri dan mengalaminya sendiri. Pada
teman dekat. Pada waktu itu sangat dekat.
Rasanya mengganjal. Bukan mengganjal biasa. Memang hanya
masalah sepele. Waktu itu masalah yang nyaris membuat saya pisah dengan sahabat
saya hanyalah masalah kecil. Namun bagi saya sendiri itu besar dan fatal, akan
tetapi bagi teman saya itu santai dan easy going.
Bukan masalah yang membuat saya sakit hati terluka. Namun,
rasa berat untuk memaafkan akan perbuatannya dan melepas semua kesalahan yang
dibuatnya. Serta berusaha bersikap biasa. Hingga akhirnya ketika saya
pikir-pikirkan lagi. pada waktu itu saya sempat mendiamkan dia selama hampir
dua pekan.
Mengingat hadits Nabi mengenai siapa saja yang mendiamkan
saudaranya selama kurang lebih 3 hari. Itu dia tidak mencium bau surga yang
padahal bau surga itu tercium beratus-ratus kilometer. Dalam artian dia (yang
mendiamkan saudaranya) itu sangat jauh dengan surga.
Tentu saja saya tidak mau menjadi seseorang yang dimaksud
dalam hadits tersebut. yang mendiamkan saudaranya. Rasanya rugi hanya karena
masalah seperti ini saya sulit untuk memaafkan melupakan masalahnya saya sampai
tidak bisa mencium bau surgawi.
Pada saat itulah. Merupakan pelajaran bagi saya sendiri. Berusaha
memaafkan. Memang, itu sangat berat dan sangat berat sekali kalau kesalahan
yang dibuatnya itu memiliki sub konflik yang bertubi-tubi yang dipendamnya. Akan
tetapi dia tidak terasa akan kesalahannya.
Mungkin dari post kutipan cerita disini bisa diambil pelajaran. Bagi saya sendiri dan pembaca. Memaafkan memang sulit tapi bisa dilatih bagi seseorang yang berkeras hati. Saya termasuk.
2 komentar:
Bagus Gus Robin, lanjutkan...
Maksudnya Gus robib.... Typo
Posting Komentar