KKN Dekat, Semoga Lancar Selamat



Halo, aku kembali menulis. Aku sudah lupa kapan menulis post tentang sambat-curhat perkuliahan berjuang, paling post kemarin kalau ngga ringkasan materi atau keluh-kesah pelajaran hidup, wkwk. Ngga apa-apa, tetap belajar & terus. Sekarang post ini berisi keluh-khawatir tentang proyek yang akan aku laksanakan bersama tim kelompok KKN berupa pengabdian kepada masyarakat. Selamat membaca.

 

Namanya KKN pasti berkaitan dengan pengabdian. KKN sendiri umumnya diadakan oleh LPPM. Singkatan dari ‘Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat’. KKN merupakan bagian dari program LPPM, maka KKN adalah yang secara garis besar adalah pengabdian. Kepada siapa? Masyarakat pastinya.

Dua bulan yang lalu, aku sempat menulis post di blog berupa ringkasan materi pembekalan KKN. Berisi ilmu atau nasehat apa yang harus dilakukan & apa yang tidak harus dilakukan selama ber-KKN. Tujuannya adalah agar ilmu tersebut dapat menjadi bekal persiapan ketika hidup bermsyarakat nanti. Bersosial pastinya, cukup berat lagi menantang untuk rekan-rekanita ‘nolep’ tetapi kalian tetap harus berusaha. Yah, anggap saja KKN sebagai jalan untuk kitab ‘sebagai nolep’ untuk break the limit dengan melakukan tindakan sosial, terlibat dalam kelompok secara sosial yang ‘mungkin’ bertentangan atau malah bikin capek untuk makhluk nolep seperti gue.

Gapapa, KKN sebentar doang kok. Satu bulan setengah, jadi harus berjuang lagi bertahan hidup, dan… ya pokoknya harus berusaha untuk yang terbaik bagi individu, kelompok, dan masyarakat setempat. Perlu dicatat, KKN tidak bisa dilakukan sendiri (kalau konversi —mungkin. Tetapi ini bukan membahas KKN konversi, melainkan KKN reguler/mandiri), pasti berkelompok. Program kerjanya ndak mungkin dilakukan atau ditanggung diri seorang, tetapi harus dipikul berkerjasama untuk memberikan hasil yang terbaik. Lantas KKN itu ngapain sih? Kok sampai dipikul bersama begitu?

 


Pemaparan lebih jelas bisa dicari lewat googling. Secara singkat lagi asumsi, KKN merupakan program di mana kita ditempatkan di suatu tempat/desa. Tujuan/objektifnya adalah bagaimana kita mengembangkan desa tersebut dalam berbagai bidang dengan menyesuaikan kondisi dan kapabilitas. Bidang tersebut dapat berupa mengembangkan potensi dari masyarakat/desa tersebut, atau mungkin penyuluhan ilmu pengetahuan apa yang kita pelajari secara langsung atau tidak langsung. Yah pokoknya mereka yang KKN memberikan pengabdian dalam hal apapun untuk menjadikan desa tersebut menjadi lebih baik.

Karena objektif utamanya adalah mengembangkan desa, maka biasanya penempatan desa untuk KKN itu tidak sembarang tempat. Pemilihan lokasi desa/dusun KKN umumnya ditinjau dari beberapa kriteria. Jarang sekali desa yang sudah ‘maju’ dipilih untuk digunakan tempat KKN. Pemilihan desa biasanya dipilih yang masih dalam proses berkembang, tertinggal, terjauh… ya ibaratnya desa yang terpencil. Mengapa begitu? Ya kali KKN di kota, pengabdiannya akan susah. Mau mengabdi apa, karena masyarakat desanya sudah pada maju.

Melalui desa yang perlu dikembangkan, para pelaksana KKN akan ditugasnya untuk mencari cara atau membantu sebagai fasilitator agar menunjang desa tersebut berkembang. Penugasan tersebut dikemas dalam bentuk proker. Kalau kalian yang pernah berorganisasi pasti tahu, maksudnya proker itu apa. Singkatan dari program kerja, adalah suatu sistem perencanaan yang dilakukan oleh suatu organisasi. Perencanaannya terstruktur, terarah, dan yang pasti ada target yang sudah jelas kepada siapa & bagaimana (Sentosa). Proker sering dikaitkan dengan ‘apa yang bakal kita/aku/kamu/kalian lakuin selama ber-KKN berlangsung’. Ya sama halnya dengan tugas kuliah, hanya saja ini lebih luas dan kompleks. Kalau yang suka berorganisasi, pasti seru. Tetapi kalau yang nggak suka/terbiasa maka menantang untuk berkembang. Nggak apa-apa. Sekali lagi, KKN hanya sebentar, dibikin hepi aja. Seharusnya.

 

Kembali lagi ke bahasan KKN. Alhamdulillah aku sudah join dengan kelompok KKN mandiri. Aku bertemu teman baru dan lama. Meskipun sebagian besar teman lama satu jurusan, tetapi nggak apa. Yang terpenting adalah bagaimana pribadi membangun kesan-komunikasi yang baik. Karena apa? KKN dalam kegiatannya tidak lepas dengan namanya komunikasi. Selama ber-KKN, aku harus memaksimal mungkin kemampuan berkomunikasi, khususnya dalam menjadi komunikan atau membangun relasi, lagi kesan. Yah kembali lagi, namanya KKN pasti berurusan dengan berbagai pihak. Jangan sampai terjadi miskon, jangan sampai…

Judul dari post ini, “…dekat, semoga lancar selamat.” Bukan berarti pelaksanaan KKN identik nantinya dengan hal horror lagi mengerikan. Tidak. Malah KKN sebagai program kegiatan mengisi liburan dengan gaya bersosial —maksudku sebagai lahan bagi kita pelajar perguruan tinggi untuk belajar yang langsung turun ke jalan (baca: masyarakat). Pasti beda dong tugas seorang pelajar biasa dengan mereka yang menempuh perguruan tinggi. Ayo semangat bisa, lancar selamat.

 

Kedepannya aku berencana untuk menghimpun peristiwa yang terjadi melalui PDA. Namun tidak diunggah ke internet secara berkala, karena sinyal lagi kendala di sana. Bukan masalah besar, yang penting bisa bersosial maka Insya Allah aman.

—iamshidqi, sampai jumpa di tulisan sambat-keluh-memuji lagi.

Tambahan: Jujur, aku bingung mau menggunakan foto apa untuk ditaruh dalam post ini. Kebanyakan fotonya tidak creative commons. Jadi ya, begitu.

CONVERSATION

0 komentar: