Setelah
sesi pertama tentang “Smart dalam Berkomunikasi Sosial” LPPM melanjutkan materi
pembekalan KKN sesi kedua, yakni pengembangan aset berbasis komunitas atau
bahasa Inggrisnya menjadi ABCD (Asset Based Community Development).
Pemaparannya secara garis besar berisi bagaimana kita mengelola aset atau
potensi yang terpendam atau terbengkalai pada lingkungan makro (dalam hal ini
diartikan masyarakat) untuk dikembangkan sebagai potensi positif terhadap
masyarakat itu sendiri.
Sesi kedua dengan
topik ABCD diisi Ibu Nehik Sri Hidayati sebagai narasumber. Beliau bekerja
pada lembaga untuk penguatan kapasitas, penelitian, monitoring evaluasi (untuk
project pembangunan sosial).
Pembahasan ABCD
nantinya berkaitan dengan bagaimana mengelola komunitas, mengembangkan potensi
aset yang ada pada komunitas. Namanya juga asset, based community, dan development
yang dapat diartikan mengembangkan aset komunitas secara simpel.
Pengertian
ABCD dimulai dengan konsep pengembangkan masyarakat dengan memanfaatkan potensi
masyarakat. Potensi ini berupa aset, seperti SDM atau suatu pencapaian yang
bila dikembangkan lebih jauh akan memberikan dampak yang baik pada
komunitas/masyarakat tersebut.
Konsep ABCD
tidak terlepas dalam pelaksanaan KKN. Namanya KKN pasti ada program kerja, atau
semacam objective planner yang akan dilaksanakan guna kemashlahatan
masyarakat tersebut (bukan semata-mata karena nilai). Perencanaan yang
dilakukan dalam kegiatan KKN rata-rata dilakukan untuk mengembangkan/memanfaatkan
potensi yang ada dalam lingkungan komunitas/masyarakat tersebut. Oleh karena
itu materi ABCD ini berkaitan dengan bagaimana menghubungkan aset mikro dengan
lingkungan yang makro (besar)?
Jawabannya adalah membuat perubahan, lalu perubahan apa yang digunakan? —ya tergantung, namun narasumber Ibu Nehik Sri Hidayati menyampaikan dua hal kunci, yakni :
- Sukses
- Bermanfaat di masa depan
Perubahan
tersebut berujung sukses, berhasil. Tidak hanya sekedar membuat perencanaan,
lalu pelaksanaan atau realisasinya terbilang minim atau tidak berhasil. Bukan
begitu. Perencanaan perubahan tersebut benar-benar dilaksanakan secara tuntas-selesai.
Kemudian isi atau target dari perencanaan perubahan tersebut kepada masyarakat
memberikan dampak yang baik terhadap masyarakat dalam jangka panjang
(bermanfaat di masa depan).
Daya tarik
ABCD berfokus pada kesimpulan. Terserah perencanaan panjang-lebar, namun dalam
menyampaikan harus bisa memberikan kesimpulan yang intinya begini
misalnya. Adalah masyarakat bisa mendorong proses pembangunan sendiri, dengan
mengidentifikasi & memobilisasi (baca: memanfaatkan/menggunakan) sumber
yang ada. Serta masyarakat dapat merespon, menciptakan, dan memanfaatkan
peluang ekonomi lokal.
Dalam hal ini ada dua komponen mikro & makro. Khususnya dalam pelaksanaan KKN, semua memiliki tugas masing-masing. Yakni :
- Pelaku/aktor → Suatu komunitas, masyarakat, warga
- Fasilitator → Suatu komunitas kecil yang memberikan ide, dalam hal ini adalah peran kita dalam ber-KKN nanti
Dari
komponen di atas dapat disimpulkan bahwa kita/aku/kamu dalam KKN nanti hanya
bertugas sebagai fasilitator, bukan menjadi pemain. Karena tugas kita/aku/kamu
(menurutku) adalah untuk membantu mencari ide untuk mengembangkan potensi/aset dalam
masyarakat tersebut.
ABCD Ditinjau Sebagai Jalan Alternatif
Merupakan
konsep pengembangan masyarakat berbasis kebutuhan apa yang digunakan. Dasarnya
adalah “Pemecahan Masalah” atau “Kebutuhan”. Dalam pelaksanaannya ABCD meninjau
masalah apa yang perlu diselesaikan, dan menyesuaikan kebutuhan apa yang
tersedia.
Berikut 4 pilar ABCD
- Berfokus pada aset & kekuatan masyarakat, dibandingkan masalah & kebutuhan
- Mengidentifikasi dan memobilisasi aset, keterampilan, semangat individu dan komunitas
- Dibangun dan didorong oleh komunitas “membangun komunitas dari dalam ke luar”Didorong oleh hubungan
Sekali
lagi, ABCD berfokus pada aset dan kekuatan yang berasal dari masyarakat. Sukses
tidaknya konsep atau pengembangan aset tersebut bergantung pada minat &
kekuatan dari komunitas/masyarakat sendiri. Dari semangat tersebut timbul minat
untuk mengidentifikasi & memanfaatkan aset/keterampilan guna membangun
komunitas dari dalam ke luar.
Untuk
mensukseskan pengembangan yang dimulai dari masyarakat tersebut, ABCD memiliki hal
terpenting, yakni didorong oleh hubungan.
Konsep ABCD
Gambaran atau konsep ABCD adalah sebagai berikut :
- Sesuatu yang kita miliki & meningkatkan kualitas hidup. Contoh: kepandaian, keterampilan dan bakat
- Landasan, pondasi, dasar, basis
- Kumpuan orang yang memiliki kesamaan keinginan yang tinggal di suatu wilayah
- Proses perubahan yang berjalan secara bertahap & kompleks. Dimulai & berkelanjutan dari waktu ke waktu oleh komunitas sendiri.
Namanya development,
pengembangan berarti sesuatu yang dikembangkan, ditingkatkan, di-improvisasi
untuk meningkatkan kualitas hidup (misalnya). Karena cakupannya lingkungan yang
makro maka pelaksanan harus didasari perencanaan yang kuat seperti landasan dan
pondasi guna memulai pengembangan tersebut. —dan prosesnya tidak berhenti
ditengah jalan, harus berkelanjutan atau kontinyu.
Lima Prinsip Dasar ABCD
- Setengah terisi (half-full) → fokus pada apa yang dimiliki, perubahan yang terjadi selalu berasal dari usaha masyarakat sendiri
- Semua punya potensi (Nobody Has Nothing) → setiap warga memiliki bakat, prasarana, kemampuan yang dapat disumbang-kembangkan
- Partisipasi (Participation) → sumbangan warga pada pencapaian untuk kepentingan bersama guna pemberdayaan masyarakat
- Kemitraan (Partnership)
- Penyimpangan positif (Positive Deviance) → strategi yang tidak secara umum, tetapi dapat membawa perubahan yang diharapkan.
Dari
penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa ABCD adalah bagaimana cara
berpikir yang apresiatif.
Apa itu
apresiatif? (menurutku) adalah bentuk sikap memberikan apresiasi atas
pencapaian dalam hal apapun. Dapat berupa pertanyaan yang membahas tentang pencapaian
dari komunitas tersebut. Tindakan apresiasi dapat memicu semangat kembali untuk
terus mengembangkan potensi/asset dari komunitas atau lingkungan tersebut.
Contoh Metode/Tahapan
Dalam ABCD
Narasumber memberikan gambaran step by step dalam penerapan ABCD pada suatu lingkungan makro (masyarakat). Semoga transkrip saya bisa dipahami,
- Mengumpulkan cerita tentang keberhasilan masyarakat dan mengidentifikasikan kapasitas masyarakat yang berkontribusi terhadap keberhasilan
- Mengorganisir kelompok inti untuk melanjutkan proses
- Memetakan secara lengkap kapasitas dan aset individu, asosiasi dan institusi lokal
- Membangun hubungan antar aset lokal untuk pemecahan masalah yang saling menguntungkan di dalam masyarakat
- Memobilisasi asal masyarakat sepenuhnya untuk tujuan pembangunan ekonomi dan berbagi informasi
- Mengadakan pertemuan deliverative/kelompok perwakilan seluas mungkin untuk tujuan membangun visi dan rencana komunitas
- Memanfaatkan kegiatan, investasi, dan sumber daya luar masyarakat untuk mendukung pembangunan berbasis aset yang ditentukan secara lokal.
Bila
diterjemahkan dalam bentuk cerita maka sebagai berikut :
Untuk mengetahui
aset apa yang perlu dikembangkan maka perlu menganalisis kapasitas masyarakat
sekitar melalui kumpulan cerita tentang keberhasilan/pencapaian yang diraih
oleh masyarakat tersebut. Langkah tersebut sangat penting sebelum menentukan asset
yang perlu dikembangkan, karena dengan mengetahui pencapaian yang pernah diraih
oleh masyarakat, kelompok fasilitator dapat mulai memetakan kapasitas serta
aset individu.
Setelah
mendapatkan objek/asset lokal yang perlu dikembangkan, maka fasilitator
perlu membangun hubungan antar aset lokal guna membantu pemecahan masalah yang
saling menguntungkan. Melalui hubungan yang terjalin antar masyarakat dengan
fasilitator maka mulai terbentuk semangat atau minat untuk membangun,
memberdayakan oleh lingkungan makro tersebut.
Tujuan visi
dan rencana komunitas sudah jelas, seiring perkembangannya waktu fasilitator mengetahui,
memahami apa yang perlu dikembangkan. Kelompok fasilitator juga telah melakukan
monitoring/evaluasi terhadap lingkungan makro tersebut guna menentukan aset,
peluang, fisik, pemetaan SDM/SDA dari lingkungan tersebut. Selanjutnya adalah
kelompok fasilitator mengadakan pertemuan terhadap masyarakat lokal dengan
tujuan menyampaikan perencanaan pengembangan aset tersebut.
Perlunya Pemetaan
Organisasi atau Kelompok Warga
Adalah mengidentifikasi aset, yang dimulai dengan menginventarisir kelompok atau organisasi pada kelompok warga tersebut. Tujuannya :
- Untuk menemukan kelompok informal dan sukarela atau perkumpulan yang aktif di desa
- Untuk memahami berbagai hubungan antara kelompok atau perkumpulan
- Untuk mengidentifikasi peluang kerjasama antar kelompok atau perkumpulan
Metodologi :
- Mengundang perwakilan warga baik laki-laki, perempuan, anak muda dan lansia
- Minta peserta mendaftar hubungan mereka dengan kelompok atau organisasi, untuk mendeskripsikan peran organisasi dan nama ketua/pengurusanya
- Perluas daftar kelompok atau organisasi yang diketahui oleh peserta
- Diskusikan peluang untuk kerjasama antar kelompok
Pemetaan Keahlian Kelompok
Untuk
pemetaan kelompok fasilitator (KKN), narasumber menyampaikan metode pemetaan
dengan memetakan keahlian/keterampilan tiap individu. Mulai dari tangan, hati, dan
kepala.
Pemetaan
keahlian diperlukan dalam kelompok fasilitator (dalam lingkup ini, KKN) karena
untuk memanfaatkan SDM tiap anggota kelompok secara efektif untuk tujuan
realisasi dari proker KKN sendiri. Melalui pemetaan keahlian, individu harapannya
dapat sadar dan tahu apa yang harus dia lakukan dan apa yang bisa dia
bantu melalui kemampuan/keahlian yang dia kuasai atau memang passionnya.
Hand
Meliputi keterampilan :
- Memasak
- Menari
- Menyulam
- Bertani
- Memancing
- Mengetik
Heart
Meliputi kemauan atau perasaan :
- Simpati
- Iba
- Humor
- Ingin membantu
- Bekerjasama
- Resolusi konflik
- Kesediaan untuk bekerja sama
Head
Meliputi kemampuan :
- Analisis
- Mengorganisir
- Menulis laporan
- Mengelola
- Merancang
Beberapa
pembagian dari pemetaan keahlian/keterampilan individu dapat meluas lagi,
sehingga tergantung dari kesadaran individu tentang apa yang dia kuasai,
mampu, dan kontribusi untuk mendukung guna membantu melaksanakan tujuan kelompok.
Sekali lagi, namanya KKN harus saling kerja, bantu bahu-membahu untuk mewujudkan
suasana kuliah-kerja-nyata yang menyenangkan dan tidak ada saling mengobrol
dari belakang.
Program KKN
dilaksanakan sebagai bentuk khidmah, pengabdian, bakti terhadap masyarakat. Bukan
karena nilai saja, malah manfaatnya lebih banyak didapatkan apabila pelaksanaan
KKN berlangsung khidmah atau seru. Jadi semoga lancar, tidak ada halangan
melintang.
Bila pengunjung,
pembaca mendapati keterangan yang salah, miss maka segera lapor untuk
saya revisi secepatnya. Agar tidak memberikan informasi yang salah, sesat,
menyesatkan wkwk.
0 komentar:
Posting Komentar