ABCD - Pembekalan KKN 108 Sesi 2


Setelah sesi pertama tentang “Smart dalam Berkomunikasi Sosial” LPPM melanjutkan materi pembekalan KKN sesi kedua, yakni pengembangan aset berbasis komunitas atau bahasa Inggrisnya menjadi ABCD (Asset Based Community Development). Pemaparannya secara garis besar berisi bagaimana kita mengelola aset atau potensi yang terpendam atau terbengkalai pada lingkungan makro (dalam hal ini diartikan masyarakat) untuk dikembangkan sebagai potensi positif terhadap masyarakat itu sendiri.

Sesi kedua dengan topik ABCD diisi Ibu Nehik Sri Hidayati sebagai narasumber. Beliau bekerja pada lembaga untuk penguatan kapasitas, penelitian, monitoring evaluasi (untuk project pembangunan sosial).

Pembahasan ABCD nantinya berkaitan dengan bagaimana mengelola komunitas, mengembangkan potensi aset yang ada pada komunitas. Namanya juga asset, based community, dan development yang dapat diartikan mengembangkan aset komunitas secara simpel.

Pengertian ABCD dimulai dengan konsep pengembangkan masyarakat dengan memanfaatkan potensi masyarakat. Potensi ini berupa aset, seperti SDM atau suatu pencapaian yang bila dikembangkan lebih jauh akan memberikan dampak yang baik pada komunitas/masyarakat tersebut.



Konsep ABCD tidak terlepas dalam pelaksanaan KKN. Namanya KKN pasti ada program kerja, atau semacam objective planner yang akan dilaksanakan guna kemashlahatan masyarakat tersebut (bukan semata-mata karena nilai). Perencanaan yang dilakukan dalam kegiatan KKN rata-rata dilakukan untuk mengembangkan/memanfaatkan potensi yang ada dalam lingkungan komunitas/masyarakat tersebut. Oleh karena itu materi ABCD ini berkaitan dengan bagaimana menghubungkan aset mikro dengan lingkungan yang makro (besar)?

Jawabannya adalah membuat perubahan, lalu perubahan apa yang digunakan? —ya tergantung, namun narasumber Ibu Nehik Sri Hidayati menyampaikan dua hal kunci, yakni :

  1. Sukses
  2. Bermanfaat di masa depan

Perubahan tersebut berujung sukses, berhasil. Tidak hanya sekedar membuat perencanaan, lalu pelaksanaan atau realisasinya terbilang minim atau tidak berhasil. Bukan begitu. Perencanaan perubahan tersebut benar-benar dilaksanakan secara tuntas-selesai. Kemudian isi atau target dari perencanaan perubahan tersebut kepada masyarakat memberikan dampak yang baik terhadap masyarakat dalam jangka panjang (bermanfaat di masa depan).

Daya tarik ABCD berfokus pada kesimpulan. Terserah perencanaan panjang-lebar, namun dalam menyampaikan harus bisa memberikan kesimpulan yang intinya begini misalnya. Adalah masyarakat bisa mendorong proses pembangunan sendiri, dengan mengidentifikasi & memobilisasi (baca: memanfaatkan/menggunakan) sumber yang ada. Serta masyarakat dapat merespon, menciptakan, dan memanfaatkan peluang ekonomi lokal.

Dalam hal ini ada dua komponen mikro & makro. Khususnya dalam pelaksanaan KKN, semua memiliki tugas masing-masing. Yakni :

  1. Pelaku/aktor Suatu komunitas, masyarakat, warga
  2. Fasilitator Suatu komunitas kecil yang memberikan ide, dalam hal ini adalah peran kita dalam ber-KKN nanti

Dari komponen di atas dapat disimpulkan bahwa kita/aku/kamu dalam KKN nanti hanya bertugas sebagai fasilitator, bukan menjadi pemain. Karena tugas kita/aku/kamu (menurutku) adalah untuk membantu mencari ide untuk mengembangkan potensi/aset dalam masyarakat tersebut.

 

ABCD Ditinjau Sebagai Jalan Alternatif


Merupakan konsep pengembangan masyarakat berbasis kebutuhan apa yang digunakan. Dasarnya adalah “Pemecahan Masalah” atau “Kebutuhan”. Dalam pelaksanaannya ABCD meninjau masalah apa yang perlu diselesaikan, dan menyesuaikan kebutuhan apa yang tersedia.

Berikut 4 pilar ABCD

  1. Berfokus pada aset & kekuatan masyarakat, dibandingkan masalah & kebutuhan
  2. Mengidentifikasi dan memobilisasi aset, keterampilan, semangat individu dan komunitas
  3. Dibangun dan didorong oleh komunitas “membangun komunitas dari dalam ke luar”Didorong oleh hubungan

Sekali lagi, ABCD berfokus pada aset dan kekuatan yang berasal dari masyarakat. Sukses tidaknya konsep atau pengembangan aset tersebut bergantung pada minat & kekuatan dari komunitas/masyarakat sendiri. Dari semangat tersebut timbul minat untuk mengidentifikasi & memanfaatkan aset/keterampilan guna membangun komunitas dari dalam ke luar.

Untuk mensukseskan pengembangan yang dimulai dari masyarakat tersebut, ABCD memiliki hal terpenting, yakni didorong oleh hubungan.

 

Konsep ABCD


Gambaran atau konsep ABCD adalah sebagai berikut :

  1. Sesuatu yang kita miliki & meningkatkan kualitas hidup. Contoh: kepandaian, keterampilan dan bakat
  2. Landasan, pondasi, dasar, basis
  3. Kumpuan orang yang memiliki kesamaan keinginan yang tinggal di suatu wilayah
  4. Proses perubahan yang berjalan secara bertahap & kompleks. Dimulai & berkelanjutan dari waktu ke waktu oleh komunitas sendiri.

Namanya development, pengembangan berarti sesuatu yang dikembangkan, ditingkatkan, di-improvisasi untuk meningkatkan kualitas hidup (misalnya). Karena cakupannya lingkungan yang makro maka pelaksanan harus didasari perencanaan yang kuat seperti landasan dan pondasi guna memulai pengembangan tersebut. —dan prosesnya tidak berhenti ditengah jalan, harus berkelanjutan atau kontinyu.

 

Lima Prinsip Dasar ABCD

  1. Setengah terisi (half-full) fokus pada apa yang dimiliki, perubahan yang terjadi selalu berasal dari usaha masyarakat sendiri
  2. Semua punya potensi (Nobody Has Nothing) setiap warga memiliki bakat, prasarana, kemampuan yang dapat disumbang-kembangkan
  3. Partisipasi (Participation) sumbangan warga pada pencapaian untuk kepentingan bersama guna pemberdayaan masyarakat
  4. Kemitraan (Partnership)
  5. Penyimpangan positif (Positive Deviance) strategi yang tidak secara umum, tetapi dapat membawa perubahan yang diharapkan.

 

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa ABCD adalah bagaimana cara berpikir yang apresiatif.


Apa itu apresiatif? (menurutku) adalah bentuk sikap memberikan apresiasi atas pencapaian dalam hal apapun. Dapat berupa pertanyaan yang membahas tentang pencapaian dari komunitas tersebut. Tindakan apresiasi dapat memicu semangat kembali untuk terus mengembangkan potensi/asset dari komunitas atau lingkungan tersebut.

 

Contoh Metode/Tahapan Dalam ABCD


Narasumber memberikan gambaran step by step dalam penerapan ABCD pada suatu lingkungan makro (masyarakat). Semoga transkrip saya bisa dipahami,

  1. Mengumpulkan cerita tentang keberhasilan masyarakat dan mengidentifikasikan kapasitas masyarakat yang berkontribusi terhadap keberhasilan
  2. Mengorganisir kelompok inti untuk melanjutkan proses
  3. Memetakan secara lengkap kapasitas dan aset individu, asosiasi dan institusi lokal
  4. Membangun hubungan antar aset lokal untuk pemecahan masalah yang saling menguntungkan di dalam masyarakat
  5. Memobilisasi asal masyarakat sepenuhnya untuk tujuan pembangunan ekonomi dan berbagi informasi
  6. Mengadakan pertemuan deliverative/kelompok perwakilan seluas mungkin untuk tujuan membangun visi dan rencana komunitas
  7. Memanfaatkan kegiatan, investasi, dan sumber daya luar masyarakat untuk mendukung pembangunan berbasis aset yang ditentukan secara lokal.

Bila diterjemahkan dalam bentuk cerita maka sebagai berikut :

Untuk mengetahui aset apa yang perlu dikembangkan maka perlu menganalisis kapasitas masyarakat sekitar melalui kumpulan cerita tentang keberhasilan/pencapaian yang diraih oleh masyarakat tersebut. Langkah tersebut sangat penting sebelum menentukan asset yang perlu dikembangkan, karena dengan mengetahui pencapaian yang pernah diraih oleh masyarakat, kelompok fasilitator dapat mulai memetakan kapasitas serta aset individu.

Setelah mendapatkan objek/asset lokal yang perlu dikembangkan, maka fasilitator perlu membangun hubungan antar aset lokal guna membantu pemecahan masalah yang saling menguntungkan. Melalui hubungan yang terjalin antar masyarakat dengan fasilitator maka mulai terbentuk semangat atau minat untuk membangun, memberdayakan oleh lingkungan makro tersebut.

Tujuan visi dan rencana komunitas sudah jelas, seiring perkembangannya waktu fasilitator mengetahui, memahami apa yang perlu dikembangkan. Kelompok fasilitator juga telah melakukan monitoring/evaluasi terhadap lingkungan makro tersebut guna menentukan aset, peluang, fisik, pemetaan SDM/SDA dari lingkungan tersebut. Selanjutnya adalah kelompok fasilitator mengadakan pertemuan terhadap masyarakat lokal dengan tujuan menyampaikan perencanaan pengembangan aset tersebut.

 

Perlunya Pemetaan Organisasi atau Kelompok Warga


Adalah mengidentifikasi aset, yang dimulai dengan menginventarisir kelompok atau organisasi pada kelompok warga tersebut. Tujuannya :

  1. Untuk menemukan kelompok informal dan sukarela atau perkumpulan yang aktif di desa
  2. Untuk memahami berbagai hubungan antara kelompok atau perkumpulan
  3. Untuk mengidentifikasi peluang kerjasama antar kelompok atau perkumpulan

Metodologi :

  1. Mengundang perwakilan warga baik laki-laki, perempuan, anak muda dan lansia
  2. Minta peserta mendaftar hubungan mereka dengan kelompok atau organisasi, untuk mendeskripsikan peran organisasi dan nama ketua/pengurusanya
  3. Perluas daftar kelompok atau organisasi yang diketahui oleh peserta
  4. Diskusikan peluang untuk kerjasama antar kelompok

 

Pemetaan Keahlian Kelompok

 


Untuk pemetaan kelompok fasilitator (KKN), narasumber menyampaikan metode pemetaan dengan memetakan keahlian/keterampilan tiap individu. Mulai dari tangan, hati, dan kepala.

Pemetaan keahlian diperlukan dalam kelompok fasilitator (dalam lingkup ini, KKN) karena untuk memanfaatkan SDM tiap anggota kelompok secara efektif untuk tujuan realisasi dari proker KKN sendiri. Melalui pemetaan keahlian, individu harapannya dapat sadar dan tahu apa yang harus dia lakukan dan apa yang bisa dia bantu melalui kemampuan/keahlian yang dia kuasai atau memang passionnya.

Hand

Meliputi keterampilan :

  1. Memasak
  2. Menari
  3. Menyulam
  4. Bertani
  5. Memancing
  6. Mengetik

Heart

Meliputi kemauan atau perasaan :

  1. Simpati
  2. Iba
  3. Humor
  4. Ingin membantu
  5. Bekerjasama
  6. Resolusi konflik
  7. Kesediaan untuk bekerja sama

 

Head

Meliputi kemampuan :

  1. Analisis
  2. Mengorganisir
  3. Menulis laporan
  4. Mengelola
  5. Merancang

 

Beberapa pembagian dari pemetaan keahlian/keterampilan individu dapat meluas lagi, sehingga tergantung dari kesadaran individu tentang apa yang dia kuasai, mampu, dan kontribusi untuk mendukung guna membantu melaksanakan tujuan kelompok. Sekali lagi, namanya KKN harus saling kerja, bantu bahu-membahu untuk mewujudkan suasana kuliah-kerja-nyata yang menyenangkan dan tidak ada saling mengobrol dari belakang.

Program KKN dilaksanakan sebagai bentuk khidmah, pengabdian, bakti terhadap masyarakat. Bukan karena nilai saja, malah manfaatnya lebih banyak didapatkan apabila pelaksanaan KKN berlangsung khidmah atau seru. Jadi semoga lancar, tidak ada halangan melintang.

Bila pengunjung, pembaca mendapati keterangan yang salah, miss maka segera lapor untuk saya revisi secepatnya. Agar tidak memberikan informasi yang salah, sesat, menyesatkan wkwk.

 

 

CONVERSATION

0 komentar: