Definisi Suasana Fokus (Day 28)


Definisi tempat nyaman untuk belajar, menulis, membaca… intinya untuk produktif dalam hal literatur ataupun akademis. Ketentuan sebuah tempat yang nyaman untuk dipakai membaca atau belajar itu berbeda tiap orang. Sebagian orang mengatakan kalau belajar enak di perpustakaan, atau di tempat umum yang sunyi atau luas contoh kafe. Kalau aku beri tanggap satu-satu, mungkin bisa menimbulkan perseteruan karena mengingat gaya orang belajar itu berbeda-beda. —bukan orang belajar, melainkan fokus.

Belajar yang ditekankan adalah fokus, karena apa yang dibaca tidak akan masuk ketika tidak dibaca dengan fokus. Sedangkan porsi atau definisi fokus sendiri berbeda tiap orang. Ada orang yang hanya bisa fokus ketika suasana sunyi, ramai namun sendiri, atau sendiri dalam keramaian. Relatif. Dari fokus itulah otak memusatkan perhatian untuk meresap-memahami apa yang sedang dibaca, didengar, atau ditulis. Kemudian menjadi pemahaman yang diresap dari literatur, atau dituangkan menjadi literatur agar dapat bermanfaat bagi orang lain yang ikut membaca/mendengarkan pula.

Pemahaman sendiri dapat diartikan kemampuan untuk menjelaskan ulang kembali, atau menafsirkan suatu hal dengan kata atau gaya bahasa sendiri namun memiliki inti pemaparan yang sama. Ya seperti orang yang ‘literate’ dapat memahami, memahamkan orang lain, dan menggunakan pemahaman tersebut untuk suatu hal yang bermanfaat. Ibarat bisa menggunakan, memakai, membagikan kembali… intinya bermanfaat.

 


Kembali lagi ke pembahasan tempat yang nyaman untuk belajar. Menurutku spot yang masih menduduki peringkat pertama dalam urutan rank-ku sendiri adalah kamar kos atau kamar pribadi. Di mana potensi orang sliweran masuk itu minim, apalagi kalau kamar kos —wah sudah kayak punya dunia sendiri ya hehe. Rata-rata aku banyak produktif menulis ketika menulis di tempat kamar kos. Bahkan sekuel novel pribadi arc ke-5 ditulis sebagian besar di kamar kos. Sendiri, dan bebas mau sambil ngapain. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa aku tipikal belajar atau fokus yang memerlukan tempat sunyi. Terlepas tempat itu estetik atau tidak, rapi atau tidak, ya… pokoknya sepi itu sudah memicu imajinasi —bukan, maksudku semangat untuk berinspirasi, berpikir, menulis.

Sedangkan spot lain yang pas untuk digunakan tempat belajar selanjutnya adalah perpustakaan dengan catatan ada tempat atau meja (bangku) untuk pemustaka belajar/membaca —dan disediakan satu stop-kontak untuk sumber daya listrik laptop (karena punya saya, baterai-nya sudah mati. Jadi ya begitu hehe). Tempat perpustakaan menduduki peringkat kedua dikarenakan suasana perpustakaan umumnya adalah sepi, jangan sekali perpustakaan berhawa seperti pasar. Walaupun perpustakaan tersebut disediakan area untuk mengobrol, tetapi riuh chatting-nya tidak seheboh atau ramai ketika di lobi fakultas atau tempat umum lainnya.



Oleh karena itu perpustakaan menjadi tempat kedua ketika mendapati kondisi tidak bisa berada di kos. Semisal ingin ganti suasana. Bahkan terkadang kalau memang sedang stuck, dulu aku sampai rela pergi ke perpustakaan hanya untuk mencari spot untuk bernaung sementara. Yang penting ada colokan listrik, lokasinya asri. Kalau sekarang ya tidak memungkinkan, karena perpustakaan kampus UIN Sunan Kalijaga menerapkan sistem shift sehingga pengunjung/pemustaka harus silih berganti a.k.a tidak bisa stand-by terus-menerus di lokasi yang sama karena mengingat masih pandemi.

Meskipun begitu, perpustakaan menurutku termasuk tempat yang memberikan vibes untuk belajar, menulis, membaca… hal-hal produktif lainnya karena suasananya yang benar-benar mendukung untuk ber-literasi. Ya kali, datang ke perpustakaan untuk mengobrol atau meng-gosip. Lingkungan perpustakaan yang dipenuhi dengan rak, buku-buku tertata rapi, belum lagi suasana tenang walau pun banyak orang/pemustaka sliweran… tetap saja suasana tenang terwujud.

Mungkin itu alasan kenapa aku sering melihat pelajar perguruan tinggi semester akhir datang ke perpustakaan sambil menenteng laptop dan beberapa buku tebal kemudian cari tempat yang diinginkan lalu tenggelam dalam literatur tulisan.

 

Hari ke-28 selesai dengan total 560 kata. Post hari ini sepertinya masih ‘menggantung’ ya, hehe karena sedang dikejar suasana lagi waktu. Aku berencana untuk menyempurnakan penjelasan tersebut besok, sampai bertemu di hari selanjutnya!

CONVERSATION

0 komentar: