Ramadhan in 2022 (Day 26)


Tidak ada yang berbeda, seharusnya sama. Bulan Ramdhan sudah menjadi momen impian bagi semua umat muslim di seluruh dunia. Aku juga menantikan bulan tersebut, momen di mana diam atau tidur menjadi pahala dengan objektif utama adalah mengekang hawa nafsu. Aku masih ingat ketika masih kecil, tantangan di bulan Ramadhan adalah menahan lapar dan haus, sekarang setelah melewati kepala dua tantangan berbeda. Mungkin ibarat game, tingkat kesulitan sudah semakin meningkat sehingga menahan lapar ataupun haus bukan lagi masalah.

Selama 30 hari, semua umat muslim berpuasa. Menahan lapar dan haus secara literal, kalau dibahas lebih dalam... puasa diartikan menahan nafsu yang menyeluruh. Aku pernah mendengar penjelasan dari guru (Kyai) perihal berpuasa yang benar-benar berpuasa. Dengan kata lain puasa yang benar-benar dilakukan niat lagi serius. Seolah-olah tidak ada waktu lagi setelah ini, jadi dimanfaatkan secara menyeluruh. Adalah berpuasa yang menahan nafsu secara kompleks.

Semua orang memiliki hawa nafsu. Keinginan atau hasrat yang kadang melampaui batas, harus dikekang. Kapan lagi mengekakng nafsu, momen yang pas adalah di bulan Ramadhan sekarang ini. Mumpung, dan ada temannya. Yakni teman, saudara sesama muslim saling menjaga nafsu masing-masing. Meskipun ketika maghrib kita berbuka, namun mengekang nafsu sudah sepantasnya dilakukan sepanjang bulan Ramadhan. Seharusnya.

 


Aku bersyukur masih diberi kesempatan untuk menangi, menyaksikan, mengalami, melakukan untuk sekali lagi di bulan Ramadhan tahun 2022 ini. Semoga tahun selanjutnya masih dapat diberi kesempatan dan terus. Lalu apa yang akan aku lakukan untuk mengisi di bulan suci Ramadhan?

Hal ini mengingatkanku pas masih SD, tiap bulan Ramadhan tiba pasti tiap anak diberikan buku laporan kegiatan di bulan Ramadhan. Bervariasi, yang pasti ada tabel absensi shalat tarawih, puasa, sampai data log setor mengaji di bulan Ramadhan. Ah andai bisa mengulang masa lalu, bukan ingin mengubahnya melainkan ingin mencoba merasakan sekali lagi. Wkwk, ngga bisa gebelk. 

Tahun kemarin, rasanya aku seperti tidak menikmati momen di bulan puasa. Ya karena terlalu kepikiran hal lain, masalah duniawi. Seharusnya aku harus bisa lebih berpikir manakah yang spesial, penting, dan memang harus diutamakan. Untungnya tahun 2022, aku masih mendapatkan kesempatan untuk menunaikan ibadah puasa, sekaligus menyaksikan kehangatan bulan suci yang dinantikan semua umat muslim in the world.

Ada hawa kalau tantangan menulis 30 hari selesai tepat sebelum bulan Ramadhan tiba. Jujur aku tidak memikirkan itu, jangankan memikirkan, merencanakan pun tidak. Aku tertarik untuk mencoba tantangan ini ketika membaca blog-nya Kevin Anggara (pemaparan cerita ada di hari pertama), dan siapa tahu kebetulan bertepatan dengan bulan Ramadhan?

 


Aku memiliki harapan. Semoga bulan Ramadhan ini, aku dapat menunaikan ibadah dengan benar lagi tumakninah, setidaknya puasa yang benar-benar puasa. Bukan hanya sekedar menahan lapar atau haus, masalah sahur atau tidak —bukan jadi masalah di umur kepala dua. Ada hal lain yang menghantui, mencekam, yah semoga bisa dikendali kekang.

Perlu diketahui, proses aku melaksanakan tantangan ini kadang dihantui rasa malas dan nyaris lupa. Yah ide atau minat untuk menulis baru ke-trigger ketika jam malam. Belum lagi godaan atau tanggungan lain seperti tugas atau hal lainnya. Untungnya masih survive, mempertahankan rangkaian post dari awal hari pertama sampai sekarang. Semoga sampai di hari ke-30 dengan lancar!

 

Hari ke 26, aku tulis di hape. Sambil mendengarkan musik instrumental. Seperti Flower Dance, Beautiful in White, dan Canon in D. Mungkin lagi suka hawa melodi yang tenang, emosional hangat wkwk.

 

CONVERSATION

0 komentar: