Bagaimana Dulu Aku Memulai Blog (Day 22)


Perkembangan aku dalam nge-blog dimulai ketika duduk di kelas 7. Blog pertama yang aku buat adalah berisi konten tutorial game ringan, seperti Harvest Moon atau beberapa game kecil lainnya dengan penjelasan khas ditulis oleh anak kelas satu SMP. Perlu diingat, pada waktu kelas 7 aku belum memiliki ketertarikan khusus untuk menekuni dunia tulis-menulis. Masih melulu melibatkan diri dalam antusias lagi penasaran akan programming dan animasi berbasis flash.

Perkembangan aku dalam memulai keterampilan ‘nge-blog’ bukan menulis mulai muncul karena zaman itu, konten yang diminati adalah berbasis teks seperti berita, ya kalau video itungannya berat. Mengingat untuk dapat membuat video harus modal kamera digital atau komputer yang memadai. Zaman itu belum ada smartphone yang merangkap semua fitur tersebut, sehingga warganet lebih tertarik pada konten yang berbasis tulisan/teks contohnya adalah Blog.

Para penulis blog tahun 2012-an gaya penulisannya khas sekali. Kalau tidak salah, banyak para blogger yang memulai post dengan kata sapaan “Salam Blogger!”. Begitu juga istilah yang khas bagi kalangan pembaca blog seperti cekidot atau sedot gan, dan semacamnya. Kebanyakan blog banyak konten seperti tutorial atau download game ringan yang menjadi primadona pada masanya.

Blog yang aku buat juga tidak sedikit, melainkan berkali-kali bikin. Namanya anak seumuran kelas SMP, masalah nama aja dipikirkan, belum lagi kalau lagi seneng/semangatnya bikin blog baru lalu posting-posting. Jangankan sebulan, bisa aktif sering posting selama tiga hari saja itu sudah hebat. Namun kebanyakannya langsung hiatus, dan terbengkalai. Tidak hanya blog, aku juga mencoba platform menulis online lainnya seperti Wordpress. Tapi ya gitu, tidak betah lama dan berakhir terbengkalai.



Singkat cerita setelah membuat sekian blog yang berakhir terbengkalai, pada akhir ajaran kelas 12 ketika pembekalan (semacam acara yang berisi nasehat sebelum perpisahan kelas 12) aku berencana untuk membuat blog untuk sekali lagi dan fokus untuk menulis di blog tersebut. Karena kala itu aku sudah mengumpulkan rasa suka dalam menulis semenjak kelas SMA/MA, mencoba menulis novel sendiri, dan… melakukan free writing berkali-kali secara konvensional maka blog tersebut menjadi media aspirasi sekaligus bak pasir dalam hal tulis-menulis. Bagaimana pun kemampuan tulis-menulis untuk jenjang perguruan tinggi sangat berguna, apalagi untuk tugas akhir a.k.a skripsi. Pasti banyak diutamakan keterampilan menulis.

Ketika pembaca/pengunjung melihat linimasa postingan di blog ini, post awal adalah catatan atau nasihat yang disampaikan ketika pembekalan oleh para guru. Kemudian diikuti dengan penjelasan yang aku tangkap, sehingga aku mencoba menginterpretasikan keterangan tersebut dalam bentuk tulisan post.

Nama awal blog ini bukan ‘iamshidqi’, melainkan ‘Rabiibulaqlaam’. Nama yang diambil dari bahasa Arab, tanpa melihat nama tersebut gampang diingat atau tidak. Karena tujuan utamanya bukan untuk mempromosikan, melainkan sebagai bak pasir akan praktik tulis-menulis kalangan sendiri. Kemudian satu tahun kemudian, blog ini berganti nama menjadi ‘iamshidqi’ diikuti dengan isi kontennya yang tidak terlalu fokus terhadap keagamaan atau bidang tasawuf Islami. Melainkan cenderung lebih bebas, —saking bebasnya susah dimengerti. Free writing.

Tidak semua free writing aku unggah secara gamblang di blog iamshidqi. Meskipun kalau dibayangkan “Lagian siapa yang baca.” —pengunjungnya saja bisa dihitung pakai jari. Namun perlu diketahui, free writing aturan aslinya adalah tidak untuk diterbitkan atau di-publish. Namanya juga free writing, tulisan yang bebas —malah kadang tidak bisa dibaca. Oleh karena itu, aku mengisi kekosongan post di blog dengan materi perkuliahan. Itu pun materi perkuliahannya hanya sekedar aku tulis secara gamblang apa adanya. Barulah kalau ada free writing yang pas untuk diunggah, gas.



Walaupun sekarang sudah tidak zamannya konten blog mendominasi informasi atau hiburan bagi warganet, namun aku tetap berusaha untuk menulis di blog pribadi ini. Tujuannya apa lagi kalau bukan melatih gaya kepenulisan, untuk mempersiapkan diri ketika hendak menulis tugas akhir.

Namun selain blog, ada juga kok media sosial yang bisa digunakan sebagai media untuk melatih dalam menulis. Contohnya seperti Twitter. Lebih simpel, portabel, dan enteng. Dibandingkan blog, penulis sangat dianjurkan untuk mengunggah postnya melalui laptop/komputer. Karena kalau diunggah via ponsel, minim pengaturan margin atau paragraf dalam tampilan kanvas post pada blogger.

 

Hari ke 22 selesai (wadu sudah pekan ketiga yak…) dengan pembahasan proses saya dalam menulis di blog. Kayaknya masih belepotan, pembahasannya tercecer ke mana-mana. Perihal baru ingat kalau ada tanggungan menulis di blog pas malam, kondisi hujan deras, wah enak untuk tidur. Langsung gas cari-cari ide, lalu mengetik dengan stok ide lagi kosa-kata yang muncul seadanya. Semoga dapat dipahami, sampai ketemu di hari ke 23!

 

CONVERSATION

0 komentar: