Bagaimana Cara Aku Menulis Di Blog - part 2 (Day 12)


Tantangan menulis di hari ke-12 akan melanjutkan penjelasan tentang tahap apa saja yang aku lakukan dalam menulis di blog. Berikut kesimpulan di post sebelumnya,

  1. Pencatatan Ide Apa Adanya
  2. Mencari Landasan Teori
  3. Mulai Menulis
  4. Narasikan!

Setelah mengikat ide, membaca referensi, menulis, dan membaca ulang tulisan yang ditulis dengan bersuara maka tahap selanjutnya adalah melakukan proses ‘penggodokan’. Pada tahap ini, full dengan revisi dari tulisan. Tujuannya adalah membuat tulisan yang saya tulis dan posting ke blog agar enak dibaca, dan dipahami. Selamat membaca!


Revisi Kata-Kata


Sebenarnya tahap ini sudah satu paket dengan ‘Narasikan’. Karena aku membenahi kata-kata yang tidak pas secara langsung ketika sedang menarasikan, sehingga membaca dua kali. Ya kalau jumlah kata yang aku tulis berkisar 500-700 kata, biasanya dibaca berkali-kali untuk memastikan pas-tidaknya penempatan kata-kata di tiap kalimat. Namun kalau sudah mencapai 1200 kata lebih —satu kali saja sudah bagus malah.

Mengulas kembali, proses revisi kata ini dilakukan setelah menyuarakan tulisan tersebut guna mengetahui pas tidaknya kalimat ketika sedang diucapkan. Apalagi kalau tulisannya bahasa Indonesia, kita orang Indonesia pasti tahu logat atau penempatan S-P-O-K yang jelas dan bisa dipahami. Lebih enaknya adalah ketika disuarakan, karena kelihatan kalimat yang kurang enak diucap dengan pas lagi dipahami.

Semisal kalimat yang ditulis menggunakan bahasa Inggris, ya— tinggal salin tempel di Grammarly saja. Karena teknologi pengecek kalimat berbahasa Inggris sudah cukup canggih, bahkan di Grammarly ada fitur pemilihan diksi sesuai dengan tujuan paper/essai ini untuk apa? Contoh untuk penelitian, maka gaya kepenulisan katanya juga dibikin meyakinkan atau formal… ya, tentang Grammarly akan aku bahas lain kali.


Salin Tempel ke Notion/Blog


Sebelumnya, berikut daftar aplikasi yang aku gunakan dalam menulis blog atau log peristiwa. Bervariasi, tergantung sesuka hati. Namun rata-rata ya… ini,

  1. Word ketika sedang menggunakan laptop, dan ide-nya mengalir pas sedang duduk atau diam diri di kamar/kos/tempat Wi-Fi
  2. Google Keep ketika sedang di luar, warung lalu ada ide muncul tiba-tiba tidak diundang datang. Jadi langsung diikat poin-poinnya di sini. Atau kadang pada tahap ‘Mulai Menulis’ juga dilakukan di ponsel
  3. Telegram ketika sedang menulis log peristiwa, lalu ide muncul. Ya sekalian ditulis dalam bentuk Thread di sini
  4. Notion merupakan tahap final dan backup. Dulu penulisan mentah secara langsung di sini, namun sekarang aku gunakan sebagai proses filter tahap akhir. Tulisan yang hendak di-post maupun tidak

Tahap selanjutnya adalah penyalinan ulang ke Blog langsung atau Notion sebagai backup setelah melalui proses revisi kata-kata. Mengapa tidak langsung menulis mentahnya di blog? Relatif, terserah yang menulis. Kalau aku sendiri lebih suka menulis dengan menu antarmuka di Word atau Google Keep. Sedangkan di Blog cenderung langsung salin-publish! Ya alasan lain karena tidak portabel, tidak mungkin aku membuka situs blogger di ponsel karena tampilan UI-nya akan berantakan.

Proses penyalinan ulang bisa dengan bantuan sistem (CTRL C + V) atau diketik ulang secara manual. Namun pada tahap ini, aku lebih membutuhkan bantuan sistem. Karena— malas, terlebih tulisan tersebut sudah melalui proses filter juga. Jadi, tinggal copas saja.


Penempatan Gambar


Pada tahap ini bertujuan untuk mempercantik, memperindah, memperjelas keterangan yang disampaikan melalui tulisan dengan memberikan ilustrasi. Semisal akan menulis post tentang tutorial suatu produk/program, maka penjelasan tiap step-nya aku berikan gambar-gambar pendukung kiranya pembaca dapat terbantu dalam proses memahaminya.

Kadang kalau sedang niat banget, aku mendesain gambar ilustrasinya sendiri. Atau menggabungkan beberapa gambar ilustrasi untuk dijadikan satu karena keperluan post. Namun bila malas ya, langsung saja buka Unsplash lalu memilih gambar yang sekiranya berkaitan dengan pembahasan yang ditulis.

Dalam Blog, proses penempatan gambar sangat vital dan harus hati-hati. Tidak bisa asal taruh-tempel, karena akan merusak tulisan paragraf di sekitarnya. Mengingat Blog masih menggunakan gaya tulisan HTML, jadi harus hati-hati. Untuk trik dalam penempatan gambar, kapan-kapan aku jelaskan melalui video.


POSTING!


Tahap akhir adalah menekan tombol ‘Publikasikan’. Lalu mengecek kembali hasil tulisan yang dipost, apakah pas tidak paragrafnya, atau mungkin penempatan gambarnya tidak merusak paragraf disekitarnya atau tidak. Bila ada kesalahan dalam penempatan gambar atau paragraf yang ‘rusak’ Maka kembali lagi di tahap ‘Salin Tempel’.

 

Banyak sekali tahap yang aku lakukan dalam menulis, meskipun di Blog pribadi. Langkah-langkah tersebut dilakukan bukan dengan maksud menambah atau menarik audiensi, melainkan untuk membiasakan diri dalam menulis apapun harus dibuat dengan sungguh-sungguh dan serius. Memang ribet, harus bikin ide-idenya dulu, baca referensi, menulis, terus direvisi-revisi lagi…

Tapi hasilnya penjelasan yang ditulis tidak melebar sampai ke mana-mana. Hernowo Hasim mengartikan ‘Mengikat Makna’, sehingga apa yang ingin disampaikan tersampaikan. Tidak tumpah atau malah kecampuran makna yang lain.

Catatan: Tahap-tahap diatas, dan post sebelumnya itu tidak berlaku dalam penulisan bebas.

 

Sekian pemaparan tentang bagaimana aku menulis di Blog. Hari kedua belas selesai dengan total mencapai 700 kata. Semoga besok masih ada ide yang unik lagi bermanfaat untuk ditulis, dan— bisa dipahami wkwk.

 

Berikut daftar link, referensi yang aku gunakan:

https://unsplash.com/


CONVERSATION

0 komentar: