Perpustakaan Inklusif, pertemuan 2


Kata kunci:

  1. Inclusive
  2. Inclusivity
  3. Inclusion
  4. Inclusive Education
[!] Material ini didapat dari kelas A [!]

Inclusive

Included/termasuk (Kamus Inggris-Indonesia John M. Echols)

Including (Cambridge Dictionary)

Sebuah grup inklusif atau organisasi yang mencoba memasukkan ragam tipe orang dan merawat mereka dengan adil dan setara (Cambridge Dictionary).

Inclusivity

Kualitas akan mencoba untuk memasukkan berbagai macam tipe orang dan merawat mereka dengan adil dan setara.

SDG-UNESCO: Inclusivity, dalam istilah konteks dari 'new Agenda' berarti "tidak meninggalkan seorang pun di belakang"

Inclusion

Aksi/kegiatan memasukkan seorang/sesuatu ke dalam kelompok, daftar

Ide bahwa semua orang harus dapat menggunakan fasilitas yang sama, mengambil peran dalam aktivitas yang sama dan menikmati/menjalani pengalaman yang sama, termasuk disabilitas atau kekurangan lainnya.

Inclusion .. cont'd

Merryam Webster Dictionary berarti:

  • Melindungi (covering) semuanya termasuk
  • Terbuka untuk semua, tidak terbatas untuk orang tertentu

Inclusion (Feinberg, Sandra et all)

Istilah kemanusiaan → menyambut, merayakan perbedaan kemampuan, memberikan rasa hormat yang dikontribusikan kepada semua anak

Komunitas keberagaman: kaya, tempat lebih baik & produktif untuk hidup

Komunitas inklusif memiliki kapasitas untuk membuat masa depan agar dapat hidup lebih baik untuk semuanya.

Legal sense

Istilah yang mendukung bahwa anak-anak tanpa memerdulikan keberagaman perbedaan mereka, memiliki hak untuk berpartisipasi dan akan menguntungkan peserta dalam tipikal aturan komunitas di mana anak-anak tidak adanya disabilitas/perbedaan.

Inclusion (Topping, 2005; 31)

  1. Menjadi satu dengan yang lain ... bagaimana menghadapi keberagaman, bagaimana menghadapi perbedaan (Forest and Pearpoint, 1992)
  2. Dapat memahami sebuah gerakan menuju perluasan pandangan akan sekolah biasa. Sehingga mereka dapat memasukkan keberagaman besar dari anak-anak (Clark et all, 1992)
  3. Memasukkan para peserta dan mengurangi ekslusif dari aturan sosial mainstream (Ballard, 1995)
  4. Sebuah sekolah inklusif di mana menerima semua anak-anak (Thomas, 1997)

Inclusive Education

Faktanya banyak anak-anak mendapatkan pengecualian dari sekolah karena: disabilitas, ras, agama, gender dan kemiskinan.

Akar dari pendidikan inklusif adalah anak-anak memiliki hak di mana orang tua dan sosial mendorong mereka untuk tumbuh dan belajar dari sebelum masa sekolah menuju masa sekolah, disambut dengan guru dan murid-murid yang lain.

Artinya aktivitas pembelajaran di mana memasukkan beragam anak-anak dalam kelas yang sama. Edukasi inklusif bernilai keberagaman dan kontribusi unik terhadap tiap murid dalam kelas.

Pendidikan inklusif muncul pada tahun 1960 dari gerakan HAM.

Akar dari pendidikan inklusif adalah kebebasan dan pemikiran progresif.

Dua grup pembahasan utama → inklusif dan separation/segregation.

Pemisahan/segresi dan Inklusi

Dalam pendidikan ada sekolah inklusif dan sekolah yang terpisah. Misal SLB.

Sekolah inklusif → Anak dengan disabilitas dapat otomatis beradaptasi dengan lingkungan sekolah (normal)

Pemisahan: sekolah spesial harus disediakan untuk anak-anak yang tidak dapat bisa belajar dengan metode/standard yang umum

Seperti halnya KKN, mekanisme KKN nanti member/anggotanya shuffle atau random. Sehingga kita tidak akan tahu tipikal akan dapat orang bagaimana sehingga nanti tuh juga bakal beradaptasi.

Elemen Sekolah Inklusif (CSIE 1996)

Komponennya apa saja sih?

  • Komunitas berbasis, ketentuan keanggotaan. Terbuka, positif dan keanggota keberagaman. Tidak selektif, ekslusif, dan rejecting.
  • Bebas halangan, bisa diakses untuk semua 'jenis' anggota. Seperti bangunan fisik, kurikulum, melayani, sistem dan metode komunikasi.
  • Bekerja sama atau berkolaborasi dengan sekolah lain dalam hal inklusif, bukan malah berkompetisi
  • Mempromosikan equality (persamaan). Demokrasi, semua member memiliki kesamaan hak dan tanggung jawab.

Kenapa harus memberikan pendidikan yang inklusif?

  1. Untuk memperbaiki kualitas pendidikan kepada semua anak-anak
  2. Sebagai instrumen/alat untuk mengubah diskriminasi
  3. Untuk memberikan kesempatan untuk menghubungkan lingkungan lain dari pada keluarga untuk mengembangkan interaksi sosial
  4. Respect dan kesadaran akan tumbuh dari murid dengan adanya keberagaman, disabilitas dan latar belakang dalam bersosialisasi, bermain dan belajar bersama.

Pendidikan Inklusif menurut David Mitchel:

  1. Edukasi inklusif tidak hanya tentang 'disabilitas' dan kebutuhan spesial. Tetapi juga termasuk kekurangan dan sekelompok orang yang terpinggir/terpisahkan karena gender, kemiskinan, bahasa, etnis, dan area geografis yang terisolasi.

  2. Perpustakaan inklusif adalah masalah konsep dan kompleks (lingkup yang tidak jelas, fenomena interdisipliner)

  3. Meningkatnya konsensus internasional pada konsep multidimensional yang berhubungna dengan anak-anak yang membutuhkan kebutuhan khusus.

  4. Pemenpatan kriteria, adanya tiga provision/persediaan untuk murid dengan kebutuhan pendidikan khsus

    1. One track → semua sistem untuk semua murid (diterapkan dalam sekolah inklusif)
    2. Dua jalan → satu sistem untuk murid spesial, sistem yang lain untuk murid biasa
    3. Multi track → memberikan porsi bermacam-macam, sistem paralel
  5. Pendidikan inklusif atau pemisahan

  6. Pendidikan/edukasi inklusif → paradigma yang tidak belum pasti dengan masalah utama pada: physco-medical model (pathology) dan sosial politic model (social constructed)

  7. Inklusif: tidak hanya tentang edukasi, tetapi juga pekerjaan, kesehatan dan aktifitas sehari-hari untuk murid disabilitas.

    Sehingga UIN Sunan Kalijaga yang meluluskan mahasiswa difabel, maka juga harus memikirkan bagaimana nantinya mahasiswa difabel yang lulus apakah bisa mendapatkan pekerjaan atau tidak? Dst.

  8. Edukasi inklusif: tidak mengakomodasikan murid dengan menerapkan dan multi-disabilitas.

  9. Jarak antara kebijakan dan praktek tidak bekerja dengan baik atau gagal dalam prakteknya karena:

    1. Alasan ekonomi
    2. Standar yang tidak jelas untuk mengimplementasikannya di praktek lapangan untuk membantu kebijakan
    3. Tradisi konservatif oleh pengajar
    4. Halangan dari orang tua atau keluarganya
    5. Kurangnya keterampilan dari pengajar untuk mengajar anak difabel
    6. Kurikulum & penilaian terlalu kaku
    7. Demokrasi institusi yang lemah
    8. Infrastruktur yang lemah untuk membantu edukasi inklusif
    9. Halangan dari institusi yang lain. Contoh: SLB
  10. Perbedaan edukasi inklusif dalam konteks sejarah (tiap negara memiliki sejarah sendiri-sendiri).

    Misal Indonesia membahas hal-hal LGBT dengan hal-hal inklusif, itu tidak bisa.

  11. Edukasi inklusif akan dimasukkan dalam konteks yang bermacam-macam: komunitas yang luas.

  12. Perbedaan adat, ekonomi dan sejarah menyebabkan perbedaan pemahaman akan edukasi inklusif

  13. Pertimbangan ekonomi akan menentukan pendekatan yang digunakan dalam pendidikan inklusif:

    1. Tidak realistis untuk menerapkan sekolah inklusif di semua sekolah
    2. Human kebijakan kapital dari pengembangan individual sebagai sarana untuk meningkatkan ekonomi
    3. Sikap difabel disabilitas makin tidak menjadi prioritas
  14. Tidak adanya modul yang tetap untuk implementasi dari pendidikan inklusif → kebutuhan untuk belajar dari negara lain

Kemudian...

Bagaimana dengan Perpustakaan dan Edukasi Inklusif

Poin yang perlu diingat

  1. Kebebasan, kemakmuran dan pengembangan sosial dan individual menjadi nilai fundamental manusia
  2. Mereka hanya akan tercapai melalui kemampuan dari warga yang berpengetahuan untuk melatih hak demokrasi mereka dan untuk berperan aktif dalam sosial
  3. Konstruktif peserta dan pengembangan dari demokrasi tergantung pada kepuasan edukasi, akses bebas dan tidak terbatas pengetahuan, pikiran, adat dan informasi
  4. Layanan dari perpustakaan publik adalah disediakan atas dasar kesamaan akses untuk semua, tanpa memerdulikan umur, ras, gender, agama, kewarganegaraan, bahasa atau status sosial
  5. Layanan dan material spesifik harus disediakan untuk para pengguna yang tidak dapat, atau alasan apapun dalam menggunakan layanan & material reguler. Seperti halnya minoritas linguistik, orang dengan disabilitas atau orang dalam rumah sakit/penjara


There are less illustration, because I couldn't find the perfect illustration and free to access & embed.

CONVERSATION

0 komentar: