Work from home, di balik layar

 


Ini bermula ketika matkul ‘Sejarah Perpustakaan Islam’ memberikan tugas akhir penelitian. Sehingga menuntut mahasiswanya untuk melakukan studi lapangan atau field study.


Objektif dari tugas ini adalah mahasiswa praktek langsung meneliti suatu perpustakaan swasta, mendata bagaimana sistem perpustakaan-kepustakawanan di sana yang kemudian dikaitkan dengan daftar koleksi yang dimiliki, sejarah perpustakaan dibangun, dan sebagainya.


Simpelnya mencari perpustakaan swasta, lalu menelisik isinya apa aja, wawancara sama pengurus perpustakaan tersebut, dan mendata apa aja daftar koleksi yang dimilik dengan syarat ketentuan berlaku.


Jujur, aku sempat pusing dua hari memikirkan tugas ini bagaimana aku mengerjakan. Di antara syarat ketentuan berlaku, dua di antaranya adalah

  1. Perpustakaan harus swasta, tidak boleh negeri
  2. Terdapat koleksi berbahasa arab (ini diartikan koleksi kitab kuning)


Really? Meskipun aku hidup & tinggal di kota yang banyak santri dan kitab kuning seolah sudah familiar. Tapi pertanyaannya, perpustakaan swasta yang terdapat koleksi kitab kuning dan dibangun dengan standar perpustakaan wajarnya.. itu di mana?


Ada beberapa, tapi itu hitungannya perpustakaan yang dibiayai oleh negara/pemerintah. Sehingga itu tidak masuk atau melanggar syarat ketentuan. Maka dari itu, w pusing “Ini bagaimana cara mengerjakannya?”


Syukurlah dosen memberikan kemudahan untuk diperbolehkan mengerjakan model kerja tim. Sehingga mereka yang tempat tinggalnya tidak menemukan perpustakaan yang terdapat koleksi kitab kuning atau bahasa Arab, boleh ikut numpang kerja sama dengan mereka yang domisili Yogya. Di mana dosen sudah memberikan daftar perpustakaan yang kiranya ada buku bahasa Arab terindeks di sana.

Mengandalkan relasi dari teman, akhirnya aku mendapatkan kelompok sehingga proses pengerjaan tugas pun dibagi. Dari sini, aku menyadari tidak bisa datang langsung ke lokasi. Sehingga aku harus mau menerima jobdesk apapun itu, kebetulan mereka memberiku jobdesk untuk merekap hasil penelitian dan membuat laporan keseluruhannya.

Bukan suatu yang berat, meskipun kalau dilihat “Anjir membuat laporan sendiri? Ngga berat tuh?” Nggak, menurutku tidak. Ini masih enteng, karena aku berpikir, mereka sudi menerima aku oleh karena itu jobdesk ini (merekap laporan) adalah hal yang kecil.


Aku menyebutnya pekerjaan di balik layar, yang benar-benar true work from home. Anggota kelompok lain pada datang ke lokasi penelitian, aku berada di rumah berfokus membuat/merekap hasil penelitian.

Awalan berat memang, karena kondisi aku tidak datang ke lokasi. Hanya diberikan hasil penelitian tanpa gambaran bagaimana aku harus mengerjakan. Tapi perlahan-lahan, bisa selesai dengan bantuan kak Maridha sebagai informan utama.


Overall, ini adalah studi lapangan, tapi ndak datang ke lapangan.

Work from home, backend job.

Kerja dari rumah, bekerja di balik layar.


CONVERSATION

0 komentar: