Solo learning

 


Solo learning, withstood with logic pass within virtual reality


Inggris-Inggrisan

Biarin. Sekalian latihan wkwk.

Nggak, maksudnya aku menamai event ini model pakai bahasa Inggris karena saking gregetnya pembelajaran kuliah model daring ini. Karena, ya aku akui pembelajaran ini nggak bakal efektif kalau ndak murid/mahasiswanya yang aktif mencari informasi.


Ya, kuliah emang begitu sistematisnya.


Makanya itu, apalagi ini model daring, ditambah lagi kondisi kota tempat tinggalku tidak menyediakan sumber informasi yang cukup. Sehingga memaksaku untuk browsing di internet, mencari informasi sana-sini. Cukup suffer sih karena kota tempat tinggal tidak menyediakan referensi secara fisik, tapi mengingat ini zaman sudah modern.

Semua informasi tersedia dalam genggaman ponsel pintar dan mudah banget didapatkan. Tinggal penggunanya aja bagaimana cara mengelolanya.


Kondisi ini memaksaku untuk menyelam lebih dalam internet, yang dulu aku pernah menyelam dan menyesal. Kini harus memberanikan diri untuk lebih dalam menyelam, untuk sesuatu yang baik. Oleh karena itu, aku menyebut ‘Solo learning’ berarti mempelajari sendiri/solo pada hakikatnya kelas online/daring itu menuntut murid/mahasiswanya untuk lebih aktif dan paham dalam mencari/hunting informasi sendiri.


Referensi yang diberikan dosen berupa e-book, pdf, atau ppt dan sebagainya. Itu tidak cukup, malah ada dosen yang menerapkan model pembelajaran kampus merdeka, yakni membebaskan mahasiswanya untuk mencari sumber informasi sebanyak/sebisa mungkin dan nanti dosen tinggal mengoreksi pemahaman demi pemahaman dan meluruskan, bila perlu.

Intinya semenjak kuliah daring diterapkan, itu the real kuliah yang belajar sendiri dimulai.


Sampai semester 4 ini, aku belajar mutlak mengandalkan logika. Karena itu aku bilang ‘Withstood with logic pass within virtual reality’ yang berarti ‘Bertahan dengan logika lolos dalam realitas virtual’. Bagaimana tidak mengandalkan logika, kalau penjelasan dosen yang ekstra implisit tersirat perlu dipahami betul-betul? Maksudku, biasanya dosen menjelaskan materi itu tidak sejelas, semudah atau sesimpel seperti guru mengajarkan ke anak SD/SMP/SMA.


Cara dosen menyampaikan macam-macam, unik, meski ada yang aneh. Tapi harus yakin bahwa dosen manapun atau apapun itu, tujuannya adalah untuk melatih atau membuat murid/mahasiswanya berkembang dan belajar. Salah satu pesan, nasehat dari Ibu Syifa. Ketika sospem, masih ingat w.


Yang dulu masih model luring aja nggak semua paham langsung. Kudu tanya sama dosen atau kating sana-sini. Apalagi pembelajaran daring? Yang konon ada yang bilang “Kuliah Online, Ilmunya nggak ada?”


Ada. Tapi kudu digali sendiri, maksudnya dikembangin sendiri. Diaplikasikan sendiri, dari apa? Ya mbuh, tergantung mahasiswa ne.


Pas ada yang bilang, kuliah online ilmunya nggak ada. Ya, itu gimana ya? Bener juga, tapi kalau bilang ‘ilmunya nggak ada’ Itu kurang pas, kalo bilangnya ‘ilmunya nggak masuk’. Nah itu baru bener.


Karena dosen menerangkan itu dah ada standarnya, bukan malah w membela-bela dosen atau jadi antek-anteknya. Tapi karena kuliah kan yang improv/effort ya mahasiswa ne to. Aku bisa HTML dasar, CSS selain aku memperhatikan penjelasan dari dosen aku juga praktek dan eksperimen sendiri. Bermodal belajar dari youtube, kenalan orang luar lewat media Discord, dan sebagainya.


Desain web (matkul semester 3) itu memerlukan praktek, kalau ndak praktek.. nonsense (emang). Makanya itu ketika awal-awal semester 3, mulai semangat kembali untuk membangun/build ini blog. Untuk apa? Ya jadi bahan eksperimen dong, karena dari awal sudah mengintip atau cari tahu kalau matkul desain web itu kaitannya ini itu, dsb dan sontak langsung persiapan. Bisa kalian cek di sini, https://iamshidqi.blogspot.com/2020/11/template-baru-hari-baru.html


“Maklum, semester awalan. Masih semangat leh kuliah.”


Wkwkw, doakan aja pak. Bu, semoga semangatnya awet sampai lulus heuheu.


So, simplenya adalah kuliah daring memaksa/melatih mahasiswa untuk beradaptasi dan menerapkan pembelajaran mandiri, improve mandiri. Mengandalkan logika yang lolos/eksis meskipun dalam kondisi ruang virtual (daring).



Bercerita sekilas tentang maksudku ‘nge-logic’


Adalah kondisi di mana aku memahami tugas dari dosen, tapi pemahaman tersebut dari bagaimana aku menyimpulkan materi dari ppt. Bukan dari penjelasan dosen secara langsung, karena waktu itu sering bolos atau afk (away from keyboard) pas kelas online. Disamping ada sesuatu, ya sisanya ada sesuatu heuheu.


Sehingga ketika tugas akhir, memaksaku untuk menggunakan otak lebih dari biasanya. Wkwk kalian tahu film Lucy? Yang sering dijadikan meme, “What if we used 100% of the brain?”


Nah bayangin aja itu kamu yang ada tugas UAS/Akhir suatu matkul, kondisinya mepet tenggat dan kamu nyaris nggak hadir di segala sesi kelas online (masalah absensi, kebetulan sang dosen berbaik hati untuk pukul rata hadir semua).

Ini terjadi ketika aku mengerjakan tugas Katalog Literatur Aksara Arab, aku jarang aktif memperhatikan ketika kelas online (maaf pak Anis, semisal bapak membaca ini. Mohon maaf sebelumnya pak) dan tahu-tahu ada soal UAS.


Mau cari materi di mana aja susah, pada dasarnya katalogisasi itu perlu contoh dan rumus. Untungnya aku masih menyimpan catatan dan sampel tugas katalogisasi (Semester 3), salah satunya adalah membuat kartu katalog dan ada kaitan erat dengan tajuk subjek.

Bermodalkan materi tersebut, dan mencoba berkali-kali membaca pdf lalu membuat ringkasan (meskipun mepet). Alhamdulillah matkul KLAA/Katalogisasi Literatur Aksara Arab dapat aku kerjakan dengan sungguh-sungguh.


Ini bukan berarti hasil pengerjaannya benar atau salah, melainkan mengerjakannya bener-bener menguras otak dan mengerjakannya tidak ‘ngawur’.

(Ngawur ini dalam arti menjawab tidak nyeleneh, berdasarkan data nan sumber yang tertera. Entah itu benar atau ndak, pikir keri. Dosen pasti punya kebijakan).


Simpelnya pembelajaran daring menuntutku untuk belajar yang true belajar mandiri, bermodalkan logika jadi jalan menjawab seluruh soal yang kadang materi jarang aktif nan hadir ketika pertemuan.




CONVERSATION

0 komentar: