Linux, tapi dibuka lewat Chrome


Linux, tapi dijalankan melalui Chrome.

Aku tidak membayangkan kalau sistem operasi bisa sebegitu simpelnya dijalankan melalui web browser. Bayanganku pertama kali saat melihat matkul ‘Sistem Open Source’, nanti prakteknya berkaitan dengan instalasi Linux. Di mana yang biasanya ada praktek melalui komputer kampus, karena terdesak kondisi diharuskan melaksanakannya secara daring.

Maksudku, bagaimana jadinya?

Alhamdulillah akhirnya bapak Anwar menemukan jalan bagi para mahasiswanya untuk tetap dapat menjalankan praktek penggunaan Linux meskipun dalam kondisi masih dalam kendali OS Windows.


Meet with Onworks,

Onworks adalah penyedia layanan hosting untuk menjalankan sistem operasi hanya menggunakan web browser. Simpelnya seperti google stadia, yang menjalankan operasi dari jauh dan kita sebagai user/pengguna tinggal menyesuaikan kebutuhan.

Dengan onworks, kita tidak perlu susah-susah mengunduh file .iso Linux Ubuntu dan menginstalnya dalam laptop/komputer, atau melakukan dual-boot.


Pertimbangan ini menurutku dilakukan karena mengingat banyak teman-teman yang akan kesulitan dalam proses instalasi Linux secara nyata dan langsung melalui perangkat masing-masing. Jujur, kalau praktek ini beneran dilakukan. Aku ragu melakukannya ke laptop tercinta wkwk.


Sehingga proses praktek tinggal membuka Chrome, lalu masuk ke situs onworks. Lalu pilih bejibun sistem operasi yang tersedia secara gratis, dan memulai sesi pemakaian. Semua jalannya OS Linux, dihosting atau dituanrumahi oleh onworks. Kita sebagai pengguna tinggal memanfaatkan/menggunakan sesi seperlunya.


Matkul sistem open source, membahas hal-hal yang berkaitan sumber terbuka, mulai dari lisensinya sampai Linux sebagai sistem operasi yang bebas terbuka dengan lisensi GNU, dsb. Tujuannya? Adalah untuk persiapan atau pembekalan bagi kita-kita mahasiswa ilmu perpustakaan, ketika terjun ke lapangan dan diberikan tanggung jawab untuk mengelola perpustakaan secara teknis dengan dana yang terbilang minim.


Open source menjadi salah satu jalan untuk menghemat anggaran, khususnya dalam hal operasi teknis perpustakaan. Banyak program atau software berbasis open source, sehingga untuk menggunakannya tinggal menyertakan lisensi author asli, mengembangkannya dengan baik.


Namun proses praktek ini mengalami banyak kendala. Meskipun pada dasarnya praktek tutorialnya seperti buku resep masakan, tapi masih ada kendala dalam proses input command di Linux yang benar-benar sensitif.

Ini juga termasuk aku.


Susahnya bukan masalah teori open source-nya, melainkan ketika praktek yang berkaitan dengan Linux Ubuntu.


Mulai dari menggunakan Linux Ubuntu Gnome 16 & 20, di mana melakukan apapun diharuskan menggunakan CMD. Bagiku ini hal yang baru, sehingga proses praktek memakan waktu lama hanya untuk menginput command. Belum lagi proses loading onworks yang kadang sesinya terlewat habis dan sebagainya.

Tapi dari pelajaran ini, aku jadi tahu. Yakni ada cara lain untuk mencoba OS Linux tanpa harus menginstal secara keseluruhan. Dan dengan adanya matkul ini, aku mengenal namanya GNU lisence, dan bagaimana open-source bekerja semestinya.


Banyak manfaatnya pokok e wkwkw.

CONVERSATION

0 komentar: