Open source hanya untuk mereka yang penasaran

 


Bermula ketika aku mencoba mempelajari dan mendalami apa itu open source. Sampai aku menyelam di berbagai sumber dan platform yang ada kaitannya dengan pemrograman.


Menggu Linux Ubuntu Gnome 16 dan 20 sebagai bahan materi utama, mana kalau mengatur file atau operasinya menggunakan cmd/terminal sebagai latihan utama. Ini membuatku terdorong untuk mempelajari dan timbul rasa penasaran.

Ya, kamu tahu. Dulu aku memang ingin sekali masuk dan terjun ke dunia coding, pemrograman. Namun semesta memberikan jalan lain, dan kebetulan masih ada kaitannya dengan hal-hal pemrograman wkwk.


"Kenapa sih, kok pakai Linux yang model gini? Aku ingat teman ponpes memperkenalkan Linux sebagai software yang terbuka dan easy going. Banyak distro Linux yang dikembangkan tinggal siap pakai. Tapi kok yang satu ini—"


Jawabannya aku temukan setelah mendalami sedikit tentang Linux, OS berbasis open source.


***

Open source itu ibarat bayi yang belum tahu apa-apa. Maksudku masih murni, belum tercemari oleh apapun dan bisa dikembangkan pada hal yang baik/buruk. Tergantung sama yang mengembangkan.

Dari sini aku paham kenapa menggunakan Linux yang versi polosan, sehingga menuntut penggunanya untuk memahami dasar command/perintah terminal untuk manajemen file atau mengurus suatu skrip.


Disampingnya Linux berbeda dengan Windows, ada kendala serba kendala terjadi. Seperti yang aku tulis pada kejadian 'Linux tapi dibuka lewat Chrome.' Tapi setelah memahami konsep dasarnya, aku bisa menyimpulkan OS open source ini hanya untuk mereka yang curious/penasaran.


Linux dapat digunakan atau menjadi sistem operasi yang powerful ketika pemakainya mendalami betul dan ada rasa penasaran yang tinggi.


Nggak cukup modal menerapkan tutorial dari dosen, tapi harus ada effort/upaya rasa penasaran untuk mendalami dan mengembangkan os tersebut dan membuatnya menjadi hal sistem yang lebih banyak manfaatnya.


Hubungannya open source dengan keperpustakaan adalah banyak sekali software yang dikembangkan dan digunakan untuk kepentingan pengelolaan pustaka, contoh dekatnya adalah SLiMS dan Eprints.

Mulai dari software open source tersebut teknologi pengelolaan perpustakaan semakin maju. Jadi harapannya kita-kita di masa depan dapat lebih mengembangkan software berbasis open source, dan mengaplikasikannya dengan baik untuk membantu pengelolaan perpustakaan.

CONVERSATION

0 komentar: