Kemakan Postingan Sendiri lol.
Aku
akhirnya bermain Genshin Impact. Lol, konyol banget setelah sebulan atau
beberapa pekan yang lalu sempat menuliskan artikel di blog pribadi, mengatakan
bahwa aku tidak bermain Genshin Impact. Ya, beneran memang. —Tapi diakhir
paragraf atau paragraf akhiran, aku sempat menyatakan bahwa akan datang suatu
masa, maksudku waktu di mana aku akan bermain game bergenre open-world buatan
miHoyo ini.
Dan itu
terjadi akhirnya.
Ceritanya
begini, kemarin— nggak maksudku beberapa hari yang lalu. Atau kalau dihitung
dari sekarang berarti pekan kemarin. Lagi pusing kemudian cari-cari hiburan,
karena nyadar cara aku mendapatkan hiburan itu berbeda yakni dengan cara main
game atau menulis, dan sebagainya. Akhirnya menemukan beberapa game yang
‘sawangen’ lama ndak dimainkan. Padahal sudah download panjang-panjang, sampai
malam eh malah nggak dimainin. Lmao.
Akhirnya
memutuskan untuk mem-build dua game yang lama tidak dimainin. Dua game
tersebut, salah satunya ya itu. Genshin Impact, satu-satunya game online yang
mentolelir ping tinggi menurutku. —Karena meski ping/latensinya tembus 120+
lag-nya nggak begitu kerasa. Beda lagi kalau main Valorant, CSGO, atau
game-game action yang perlu latensi rendah atau respon input yang serta merta.
So akhirnya diupdate.
Thanks to
Indihome sebagai provider utama wifi rumah. Aku berhasil meng-update Genshin
Impact yang kondisinya versi lawas. Nggak tahu itu versi berapa, launcher-nya
aja sampai harus diupdate. Tapi kebetulan laptop tidak sedang kosong, nggak ada
aktifitas yang mengharuskan menggunakan penuh. Jadi, gas aja.
Proses
mengunduh berlangsung selama 3 jam. Belum termasuk proses ekstrak dan instalasi,
mengingat perangkat ngga terpasang SSD jadi wajar dong nunggunya lama. —Setelah
ditinggal melakukan aktifitas lain, tahu-tahu proses instalasi selesai dan bisa
siap login.
Beruntung
aku masih mengingat akun google yang dipakai untuk login ke dunia Mondstadt,
meski kalau bikin karakter baru ndak ngaruh sih kondisi AR masih low banget
karena jarang main. Dan ketika mau mabar, Genshin Impact memiliki syarat di
mana level AR harus minimal 15 untuk bisa mode co-op (gampangnya mabar).
Jadi aku
harus bermain menyelesaikan beberapa quest yang mencabang-cabang untuk meraih
adventure rank level 15. Dan itu tidak bisa mengandalkan ambil quest lalu
menyelesaikannya segera. Karena Genshin Impact menurutku memiliki prosedur di
mana untuk naik level, disamping menyelesaikan quest cerita/sampingan/harian
masih ada satu lagi yang mungkin kalau pemain tipikal speedrun mereka ngga
suka.
Adalah
jalan-jalan atau explore.
Untungnya sistem
dalam Genshin Impact memberikan jalan bagi mereka yang memiliki ping diatas
100+ contohnya aku ini. Sehingga tetap dapat enjoy the game meskipun ping
sinyal berwarna kuning.
Teringat
ketika pernah mencoba Valorant/CSGO, berakhir sekali match dan langsung hiatus
wal uninstall karena latensi/ping yang melebihi 120+ dan itu sangat tidak asik
untuk dipakai bermain game FPS kompetitif. —Latensi ‘Osu!’ yang kadang rendah,
sering meleset karena input lag, apalagi game sekelas CSGO?
Menjelajahi
kota Mondstadt, metik apel atau jeruk atau beri semacamnya. Kalau ada musuh ya
dihantam, kalau males dihindari aja. Aktifitas bagi mereka yang belum
sampai/tembus AR 15 keatas dan terlalu fokus ke quest yang sering di-skip..
jadinya seperti itu.
Bingung mau
ngapain, padahal dari Genshin Impact-nya memang diharuskan untuk jalan-jalan.
Tapi ini kayaknya ndak berlaku kalau kondisi sudah late game, atau endgame.
Nggak hanya
itu sih, ada banyak sekali fitur yang bisa diekspor. Tidak salah di postingan
lawas aku sempat mengatakan bahwa Genshin Impact adalah game yang bagus,
dilansir dari grafik, soudtrack, sampai karakternya. Semuanya oke, tapi ketika
itu aku belum suka dengan game tipikal seperti ini.
Sekarang suka?
Doyan,
main. Tapi tetep wae jarang karena lagi UAS.
Wkwkw,
nggak-nggak. Itu hanya alibi, alasan sebenarnya adalah aku login ke Mondstadt
ketika pikiran sedang sumpek dan perlu penyegaran. Mulai dari pendengaran dan
penglihatan. —Game ini melengkapi semuanya untuk melipur lara, lelah pikiran
sudah memikirkan mengolah logika secara solo-learning dan menjelaskan ulang
kepada teman-teman.
Aku akan
membahas lebih lanjut mengenai seluk beluk game yang dikembangkan miHoyo nanti.
Post ini akan menjelaskan apa yang aku sukai dari Genshin Impact, yang
membuatku sampai kembali dan memainkan game ini lagi.
Adalah dari
sisi cerita, banyak sekali ark cerita dalam Genshin Impact. Apalagi di Genshin
Impact ada fitur perpustakaan, yang dikepalai/kelola oleh salah satu karakter yang
bisa dimainkan (playable). Siapa lagi kalau bukan Lisa?
Yap, Lisa adalah karakter favoritku. Yang sering aku pakai, sering aku gunakan, dan akan aku build sampai ia benar-benar mencapai top frag. —Alasannya? Palingan buat nyari sensasi.. nggak, bukan itu. Ya itu termasuk, sebagian. Tapi ada alasan logis sendiri kenapa aku memilih Lisa sebagai karakter yang aku sukai dan sering dipakai disetiap party (Meski kadang perpaduan elementalnya ngga mendukung).
Salah
satunya yang menjadi poin bobot utama adalah, Lisa adalah seorang pustakawan.
Dia dikisahkan penyihir intelektual yang tidak pernah mendapatkan cukup tidur
siang. Seorang pustakawan ksatria Favonius, mbak Lisa ini cerdas (wajar dong
lol) karena dia selalu tahu persis apa yang ia lakukan, tetep bisa kalem dan
tenang (sumber, dari Genshin Impact fandom).
Simpelnya
gini, Lisa seorang pustakawan. Aku mempelajari hal-hal perpustakaan
kepustakawanan.
Ketika
menjalani quest, salah satunya quest yang diminta membantu Lisa mencari
buku-buku koleksi perpustakaan yang hilang (tidak dikembalikan). —Kamu tahu,
meski aku belum mengalami atau praktek ini. Proses sirkulasi dalam perpustakaan
itu bisa terganggu kalau ada pengguna yang tidak mengembalikan tepat pada
waktunya. Apalagi kalau buku yang dipinjam sampai hilang.
Jadi karena
itulah, wkwk.
0 komentar:
Posting Komentar