Menggelarkan Acara dengan Anjay Mabar

Kemarin tanggal 6 Juni 2021. Terhitung sejak pagi sampai sore menjelang maghrib. Adalah momentum anjay mabar yang benar-benar tidak akan terlupakan. Aku terdorong untuk mengabadikan semua nasehat dan pelajaran yang aku dapat kala hari Ahad dalam blog pribadi, iamshidqi. Selamat membaca.

 


Sinopsis cerita

Sekitar satu bulan yang lalu, aku mengemban amanah dan terpilih secara.. entah, menjadi ketua panitia. Mungkin reader yang membaca ini tahu, khususnya mereka warga UIN Sunan Kalijaga jurusan Ilmu Perpustakaan. Sebelumnya aku sempat mengunggah beberapa post di Twitter, Blog yang mencerminkan tentang ketakutan, rasa nervous akan hari yang dinanti datang. Dan akhirnya terjadi.

Terpilih menjadi pemimpin, seorang leader dengan nyaris tanpa pengalaman memimpin. Kamu tahu? Ibarat kamu main game ya, tingkat kesulitan yang biasa dimainkan ‘easy’ atau ‘normal’, tapi atas kejadian yang tidak diketahui, diharuskan menghadapi kesulitan ‘hardcore’ atau ‘master’. —Hiperbola sih, tapi emang iya. Maklum, aku belum pernah mendapatkan tanggung jawab sebesar itu, dan nasehat puluhan nasehat yang benar-benar menyadarkan aku di usia kepala dua ini.

Membangun tim, tapi berasa tidak tim. Entah salah siapa, kembalinya ya memang ketuanya. Bagaimana cara ia memimpin, mengatur/mengolah anggota, memperhatikan, dan komunikasi yang menjadi main konflik di antara kita.

Sampai akhirnya dilanjutkan lirik, “Semua terserah padamu,—“ Ya, itu benar-benar bad ending. Walau sejujurnya tidak bad ending sepenuhnya, Alhamdulillah mendapatkan beberapa sisi positif tapi yang pasti menahan malu beribu malu.


Pertama kali, yang benar pertama kali

Beneran, yang pertama kali dan survive ketika hari yang datang untuk sekali dan.. mungkin kedepannya nanti. —Jujur, aku belum pernah dan benar-benar tidak ada pengalaman. Kamu pembaca/reader bisa percaya atau tidak. Kalau dilihat CV, aku tidak memiliki pengalaman berorganisasi.

Adalah kesalahan aku dari awal yang memilih fokus kuliah, tidak bergabung di beberapa organisasi. Sehingga ibarat game, status bar-nya ada yang anjlok. Apa?



—Kepemimpinan

It’s really real. Oleh karena itu, aku mengucapkan banyak terima kasih bagi mereka yang memilih aku. Memercayaiku, yang kebetulan Alhamdulillah mereka memandangku dengan pandangan kepercayaan, nyaris mungkin tidak ada keraguan. Mereka percaya aku bisa, so to do am I too. Hopefully.

Mengatur orang, membagi waktu nan konflik benar-benar rasanya anjay mabar. Penjelasan slang ‘anjay mabar’ ini apa ya? Mungkin seperti kata lain dari ‘ambyar’ tapi versiku sendiri. Antara mencampuri kata kasar dengan ajakan untuk main bareng.

Simply, that is my first time experience being as a leader. And I really exhausted and feel blessed also. —Karena kesempatan mana lagi bisa tampil dan memimpin orang? Sedangkan di luar sana, yakin.. pasti perjuangan agar mendapatkan kepercayaan dari tim atau rekan kerja/seperjuangan untuk mendapatkan nilai utama ‘Ia bisa dipercaya’ atau ‘Ia pasti bisa.’ Simpelnya mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. —Walau diri sendiri pusing karena beban banyak anjay dsb.

Cerita bisa terpilih

I don’t know, and I don’t wanna know. Ada yang mengatakan bahwa “Ia pintar, mengayomi.” Atau mungkin menyangkut-pautkan dengan ‘komandan tingkat’ dan.. sebagainya. Bisa terpilih, aku mengubah mindset-ku yang awalnya Astagfirullah, menjadi Alhamdulillah ini anugerah.

Bayangkan coba, aku tidak ikut apa-apa. Komunikasi relasi mungkin mengaku aku minus karenanya, tapi teman-teman seangkatan Alhamdulillah mengenalku dengan pandangan yang baik. Aku harus bersyukur.

Kesempatan untuk berkembang

Dosen pengampu, Ibunda Labibah. Yang paling.. bagaimana caraku mengungkapkannya ya? Beliau-lah yang paling banyak memberi nasehat dan, memberi feedback. Baik dan buruk apapun itu, tetap namanya nasehat.

“Ini kesempatan untuk berkembang, this is your chance for—“

Simply like that. So I cannot waste this moment or surrender also. I mean, where I can find this moment again?

Jalur ekslusif

Ini adalah pendapatku.

Kapan lagi aku bisa mendapatkan kesempatan untuk latihan kepemimpinan, yang prakteknya secara langsung dan benar-benar real. You know, this goes really hard, tough, and rough. But finally we can survive in the end. And yet, This grace nothing but from you guys that supporting me also.

Aku mendapatkan jalur ekslusif untuk praktek sekaligus latihan secara riil realita. Maka dari itu, aku harus bersyukur.


Ekspektasi dan Realita yang berbeda jauh

Pasti, berbalik malah. Semua kerepotan dan rasa ketakutan atau malah nyaris seperti ‘trauma’ jadi kendala yang menghantui setiap saat. Rasa seperti beban, mengemban tiap hari. Ketika awal-awal, jujur.. aku sampai tidak doyan bermain game atau menulis. Proyek penulisan novel bahkan sampai berhenti beberapa hari, sampai akhirnya bisa lanjut karena tumbuh rasa ‘Bodo Amat, aku ketua. Sudah ada divisi, harusnya mereka yang mengurus.’ Dan.. sebagainya. Walau tidak sedikit kesalahan yang terjadi, dan terima kasih.



Rasa malu dan quote ‘The Show Must Go On’

Masih ada dan terngiang-ngiang. Masih teringat, akan jadi kenangan yang terindah karena langka dan mungkin terulang kapan? Tidak tahu.

Apapun yang terjadi, tetap harus jalan dan tidak bisa digagalkan dengan mudah. Kaitannya dengan internasional bro, dan.. kalau gagal, yang malu bukan ketuanya aja bro. —Jadi quote of the day kala itu adalah ‘The show must go on.’ Apapun yang terjadi, pertunjukan tetap harus berjalan. Entah jadinya bagaimana, yang penting tetep terabas & los dol.

Walau harus menahan malu seharian, karena kesalahan simpel jadi besar.. apapun itu, pertunjukkan tetap harus berjalan. Nggak kebayang kalau acara tersebut dilaksanakan secara luring.



Pelajaran yang diambil

Yang pertama masalah komunikasi. Jadi poin penting buatku sendiri, karena kurangnya tanya dan kontakan jadi kendala yang terlihat kecil tapi jadi besar ketika jatuh hari nanti. —Banyak sekali pelajaran yang bisa aku ambil, mulai dari cara berkomunikasi yang baik, mengatur waktu (Walaupun masih banyak yang miss), manajemen konflik (Sampai ambyar sendiri, sambat di Twitter), dan beberapa kondisi situasi yang benar-benar nggak terduga kira.

So much advice & lesson that I’ve through together either. And also, I would say thank for participant and whole support. Especially when you’re college student whom have similar study course with me. Library science.



Hikmah dan Karunia

Banyak, banyak sekali. Dengan ini, aku bisa belajar tentang kepemimpinan. Mengenal banyak orang dengan tipikal sifat yang berbeda. Lalu memaklumi orang, karena tidak semua orang memikirkan satu objek atau konflik. Melainkan puluhan konflik yang dipikir, tapi bagaimana cara mengatur dan memprioritaskan mana yang penting, mana yang duluhan, mana yang darurat.

Aku bisa improve, setidaknya poin untuk ‘kepemimpinan’ nambah beberapa persen atau sedikit setidaknya. Ini bener-bener karunia, karena mungkin di luar sana. Teman seangkatan ada yang ingin menjadi pemimpin, tapi harus melalui banyak tantangan. Mulai menjadi anggota, lalu kepala divisi, dan… sampai mencalonkan pemimpin. Memerlukan banyak dukungan/support dari berbagai pihak, dan relasi yang luas.

Sedangkan aku?

Relasi aja nyaris minus, kuliah yang bener-bener fokus kuliah anjay persetan dengan namanya teamwork. Namun dengan kejadian tersebut, amanah tersebut aku belajar. Namanya kerjasama/teamwork, untuk meraih tujuan bersama dengan kondisi tempat yang berbeda-beda (karena daring).

 


Adalah paripurna selesai usai, terima kasih telah bertahan membaca. Aku Naufal, mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan, masih belajar cara menulis yang baik dan indah. Sampai ketemu lagi di media sosial.

CONVERSATION

0 komentar: