Work from Home, Almighty Daring

Work from Home yang benar-benar kerja dari rumah. Mesti sudah pada tahu to istilah WFH, work from home. Kerja dari rumah, di rumah kerja dan seterusnya. Lalu bagaimana pendapat kalian tentang work from home? Apa yang sudah kalian karyakan buat usahakan? Sudah berapa lama waktu kalian ter-waste, maksudku terpakai untuk bekerja? Atau bila aku menebak, audien pembaca dari kalangan mahasiswa. Maka sudah berapa jam waktu kalian terbuang, atau termakan untuk kelas zoom?


Kelas online yang sering ditinggal untuk multitasking hal lain, yang mungkin lebih effort atau benefit dibanding kelas online. Maksudku kondisi sekarang, hal yang instan sangat diperlukan untuk menyanggupi kebutuhan sehari-hari. Kalau kuliah, mungkin bisa bener-bener worthy manfaat benefit setelah graduate kali ya? Atau bila ada pendapat mengatakan "Kuliah juga bisa menghasilkan kok!" Atau semacamnya, langsung gas drop komentar berikan saran dan caranya heuheu...

 


Pandemi virus corona mengubah kehidupan kita. Yang dulu berdekatan, kini berjauhan. Dulu datang langsung high five, sekarang kudu pakai masker dan menggunakan hand-sanitizer. Intinya merubah drastis kehidupan masyarakat yang dulunya bisa luring bertemu se-easy mungkin, sekarang online meeting. Pertanyaannya apa ini termasuk upgrade atau degenerate?

Banyak orang yang suffer di luar sana. Menderita susah sesak napa dan lemas sebagainya. Bertahan hidup untuk modal benapas susah, ditambah belum lagi masalah hidup lainnya. Pemicu imun menurun ditambah dengan protokol kesehatan yang disepelekan. Ya itu gunanya WFH.

 

Berbicara work from home, belakangan ini aku seolah membelah raga melakukan tugas dobel tanggung jawab yang untuk porsiku ini tidak biasa. Ya sama-sama daring berbasis, tapi nervous-nya masih naik miris. Seolah demam panggung? Iya benar. Memang.

Jarak kampung halaman dengan areal wifi kampus sejarak perjalanan 3-4 jam melalui bus. Menuntun aku untuk bisa dan harus bertahan hidup tetap melanjutkan studi model online/daring. Yakni dari zoom meeting, google classroom, dan discord. (Tunggu, Discord tidak termasuk. Itu platform buatku improve sendiri belaka. Nggak ada kaitannya sama kampus wkwkw).

Namanya kuliah, nggak terlepas tugas kelompok. Apalagi di semester ini, mulai banyak dan mencapai ranah 'praktek' yang benar-benar epic ggwp. Aku nggak bisa membayangkan mereka yang punya banyak tanggung jawab selain kuliah. Bagaimana mereka membagi tugas dan tetap eksis semua.

 


Studi lapangan, berarti terjun langsung ke lokasi. Melakukan analisa, laporan, dan sebagainya. Bisa dilakukan sendiri atau kelompok. So pasti aku milih kelompok, di samping sendiri itu berat. Model kelompokkan pasti bisa berbagi rasa, derita, saling support bantu-membantu untuk tugas yang berakhir sukses dan usai paripurna.

Meski ada beberapa pendapat seolah mengutuk kerja kelompok. Mereka mengeluarkan statemen bukti bahwa banyak kasus dalam kerja kelompok. Akan anggota AFK. Modal diam langsung tompo nilai resik tanpa adanya usaha nan upaya dalam mensukseskan kerja kelompok. —Ya kalau model seperti itu pasti ada. Apalagi personal sifat orang yang beda-beda ditambah dengan tanggung jawab lain ketika kondisi sedang di kampung halaman. Karena bila kondisi sama-sama di kos/asrama mungkin konsentrasi tidak terpecah dan harusnya bisa fokus. Tapi karena kondisi mayoritas berada di kampung halaman, ya pasti yang lebih penting mungkin bukan perkuliahan. Tapi hal-hal berkaitan dengan urusan kedua orang tua atau bahkan keluarga.

 

Oleh karena itu, aku berusaha untuk tidak berperilaku seperti itu. Karena mereka sudah meluangkan raga untuk menyempatkan diri datang ke lokasi. Bahkan ada salah satu anggota (bukan aku) yang meluangkan waktu untuk ikut datang ke lokasi lapangan. Artinya dia ngelaju, semoga ia selalu dalam kelancaran pokok e. Jadi aku sebagai anggota yang tidak bisa terjun langsung, maka upayaku adalah hal apapun yang bisa aku bantu untuk tetap berupaya/effort dalam kelompok.

Jadi karena kejadian/pengalaman ini aku terdorong mendapatkan ide untuk menulis ‘Work from Home yang benar-benar From Home’. Meskipun ada beberpa proyek yang sudah kami lakukan berbasis work from home, harusnya sudah berpengalaman dan bisa mengatur anggota dengan baik.

 


Kembali ke topik tentang work from home, menyinggung pembahasan kuliah online, kelas daring, dan sebagainya. Intinya proses belajar-mengajar dilakukan secara daring ini memberikan banyak impact/kendala. Wkwkwk, beneran ini.

Ada yang bilang, "Yang paham bisa jadi kurang paham atau malah salah paham."

"Yang nggak paham, semakin tidak paham." Ungkapnya.

 

Yaa pada dasarnya konsep belajar yang model daring memang kendalanya banyak. Tapi itu semua dilakukan demi keselamatan mengingat kondisi pandemi. Anyway tolong jangan memperdebatkan masalah virus Corona itu ada atau nggak, kemudian mempermasalahkan pemerintah dan sebagainya. Ini post aku tulis murni bebas, modal free writing.

So, impact-nya bila dibandingkan luring. Sepertinya banyak kendala dalam pelaksanaan daring. Mulai dari kendala kuota, koneksi internet, waktu, pemahaman, dan seterusnya. Yang model kuliah wae keteteran, ndah bagaimana mereka yang masih duduk di bangku sekolah??

 

Tapi dari kejadian ini, pandemi ini aku belajar tentang pentingnya mengembangkan soft-skill yang bisa dilakukan di mana saja. Maksudnya tidak terpaku dengan tempat/bisa dilakukan meski sedang #dirumahaja

Diantaranya seperti hal desain. Belakangan ini aku sedikit berfokus skill desain untuk "Siapa tahu, nantinya skill ini bisa membantu atau memenuhi pengalaman kerja sama hehe." Karena mengingat sekarang semua kan mayoritas daring. Mulai dari seminar, kuliah, acara-acara penting.. dsb. Pasti ndak akan lepas dengan poster atau pamflet. Dari sini dibutuhkan seorang yang paham masalah desain-mendesain.

Nggak cuma desain saja, adalagi seperti kemampuan coding/programming yang dibutuhkan dalam lingkup perusahaan besar. Karena perusahaan tersebut nggak akan maju kecuali para programmer yang mengorbankan waktu & kehidupannya untuk brainstorming ngoding dan sebagainya.

 


Wkwkw, lingkup yang aku ketahui baru sebatas hal-hal yang berkaitan dengan komputer. Padahal aslinya mah banyak. Mulai dari bidang kuliner, olshop, dan sebagainya.

Intinya fokus sama bakat, soft skill. Tinggal seriusin, pasti bisa Jadi. Jadi pasti bisa.

 

Banyangkan topik awal membahas WFH, ditengah-tengah berubah jadi daring & segala kehebatannya. Wkwkw, free writing ini aku tulis untuk membuang pikiran negatif yang selalu dan lalu sering mengintai melintasi.

Semoga kalian bersih dari pikiran iri dengki sebagainya. Aku Naufal, usai menulis sambil rebahan. Terima kasih sudah meluangkan 🤣👏👏.

CONVERSATION

0 komentar: