Dua hari, Kepala Dua

Dua hari lagi, bulan Ramadhan usai paripurna tahun ini. Kalian dapat apa? Wkwkw mancing overthinking. Post ini isinya cerita, rekapan dan curhatan pengalaman bulan Ramadhan tahun ini, yang aku alami. Jadi selamat membaca.

 


Tahun ini tidak berbeda dengan sebelumnya. Karena sama-sama daring, tapi yang membuatnya beda adalah urusan, masalah, kendala, dan sebagainya yang menghantui setiap saat. Wkwkw, akhirnya ada kawan untuk berbagi cerita dan saling support pasti ada. Tapi, yang namanya aku masih kurang pengalaman. Jadi kendala pasti ada.

Ya ada, mulai tidak bisa tidur karena kepikiran terus dan mau mengerjakan tapi malas dan sebagainya. Intinya berbeda dengan tahun sebelumnya, sekilas serupa namun tak sama. Padahal sama-sama bulan Ramadhan tapi feels-nya beda.

Sebelumnya aku sempat melihat post dari blog lain, tentang di usia 20 tahun akan banyak kendala dan masalah yang harus dilalui. Ya pasti banyak, dan sesuai porsi masing-masing. Misal mereka yang sedang berusaha menghafal Qur’an, ketika sampai di usia 20 tahun Alhamdulillah khatam. Maka ada tanggung jawab baru, seperti menjaga hafalannya, dan terus istiqomah mendaras.. belum lagi kalau ada banyak urusan seperti mengajar, atau masalah lainnya harus tetap istiqomah mendaras hafalan.

(Malah lebih berat dibandingkan orang biasa)

Tapi karena ia sudah terbiasa, sudah berani mengambil resiko dan berjuang. Pasti rasanya enteng, dan seperti ada aja waktu dan kesempatan untuk tetap mendaras hafalan terus-menerus istiqomah.

 

20 tahun, akan banyak tanggung jawab yang menunggu ‘tuk direalisasikan. Ya ini benar, di usia 20 tahun. Menunggu penemuan jati diri, “Aku mau jadi apa?”. Terus terang, aku speechless ketika ditanya oleh orang tua. Khususnya Ibu, “Mas kamu rencana setelah lulus. Mau ngapain?” Langsung aku mikirnya yang enggak-enggak, seperti membayangkan kemungkinan terburuk dan sebagainya. Padahal maksudnya Ibunda adalah untuk menanyakan kesiapan diri aku menghadapi masa depan yang mungkin bisa jadi cruel atau kejam.

 


Teman-teman yang surfing internet sangat dalam, pasti tahu seberapa kejam dan bahayanya internet. Berawal dari ketukan jari lewat smartphone bisa merujuk orang ke dalam sel penjara, itu baru sosial media yang terikat hukum.  Belum lagi bila menyelam lebih dalam, dan lebih dalam lagi (Sampai kalian menyesal kenapa menyelam sedalam itu).. akan terlibat konflik yang mungkin nyawa nggak ada harganya. —Dunia internet itu kejam, malah lebih kejam dan jahat dibandingkan dunia nyata.

Dunia internet semua bisa menjadi apa saja. Bisa menutupi identitas, dan menjadi apa saja yang diinginkan, dengan berperilaku ‘menirukan’. So, internet more dangerous than reality. Therefore lots people can being what they want tho, and they do without thinking the side effect tho. —Tapi nggak semua jelek, banyak yang baik juga. Diibaratkan kalian tahu pisau bermata dua?

 

Jadi di usia 20 tahun menurutku adalah pintu terbukanya dunia nyata, menjadi dewasa, berpikir logis dan nyata, bertingkah yang nanti dipertanggung jawabkan nantinya, semuanya menunggu untuk direalisasikan. Ranah usia ini, merupakan pembuktian menurutku. Yang aku tulis tadi “Aku mau jadi apa?” Karena setelah ranah ini, difokuskan menekuni karir kehidupan yang nantinya berjalan sesuai kodrat-Nya.

Seperti menikah, berkeluarga, bekerja, menafkahi anak Istri, atau merawat Suami dan anak, dan sebagainya. Jujur, sampai saat ini ketika ditanyai “Mau menikah di umur berapaan?” Aku ingin menjawab tidak sekarang. Karena ada cita-cita yang belum tersampai, hobi yang belum kenyataan, dan sebagainya.

Ya, kalau mikir hobi dan kesenangan belaka nggak ada selesainya.

Memang, lah terus gimana? Dari pada ini itu dan sebagainya? Wkwkw.

 

Karena itu, aku yang baru saja menempuh jenjang ini. Memasuki pintu kehidupan orang dewasa, banyak benturan yang benar membuat aku shock dan mau tidak mau harus survive. Bila tidak survive, atau knockdown. Maka ya bagaimana caranya, entah mencari tempat aman agar tetap survive dan berjuang pelan-pelan atau nekad maju mendekati medan perang & konflik menerjang menuju tak terbatas dan melampauinya.

Dari sini, sisi selfish mungkin harus dikurangi. Karena mungkin ada yang mendapatkan bagian/role mengurus banyak kepala. Di mana ia harus berpikir moderat, semua orang bisa menerima pendapat dan berjalan lancar tanpa adanya halangan aral melintang. Semua orang doanya seperti itu, lumrahnya.

 

Akhir kata, semoga dalam memasuki usia ini. Diberi kelancaran, dan semuanya bisa mengalir sesuai rencana dan dikurangi atau tidak ada masalah yang harus dihadapi. Misal pun ada, semoga bisa berjalan lancar tidak ada kesulitan.

Aku Naufal, aka iamshidqi. Seorang notetaker, jurusan ilmu perpustakaan. Semoga lancar!

CONVERSATION

0 komentar: