Hati Qolbu


Hati kalbu dapat berubah acak dan tidak dimengerti. Aku pernah mendengar keterangan dari KH.Mustofa Imron. Kepala Madrasah Taswiquth Thullab Tsanawiyah. Beliau mengajar pelajaran Psikologi pendidikan yang sesekali menerangkan mengenai kejiwaan dan bagaimana menerapkannya dalam sistem pembelajaran belajar mengajar. Khususnya ketika terjun dalam masyarakat atau mengajar. Mengenai psikolog. Yang dipelajari hanyalah tanda-tanda jiwa. Karena jiwa kalbu itu abstrak yang mana sulit untuk dimengerti. Jadi kejiwaan seseorang itu sangatlah rumit dan tidak semua orang mengerti dan mampu membenahi. Mungkin hanya seorang dirilah yang mau merubah diri atau dengan pemicu seseorang influenser. Ini menurut opniku sendiri sih. Karena aku sendiri juga pernah mengalami. Banyak cerita mengenai gejala-gejala jiwa yang kadang bisa memperparah keadaan hubungan pertemanan.

Qolbu yang tidak tetap alias dapat berubah-ubah, tidak stabil atau konstan sangat tidak bisa ditebak. Bisa saja dalam suatu keadaan dia mau menyetujui, tapi setelah beberapa saat atau dalam hitungan detik atau bahkan milidetik saja bisa berubah jadi menolah suatu kesepakatan. Entah itu diucapkan atau disembunyikan dalam benak diri hati. Karena itu aku pernah mendengar do’a agar ditetapkannya ketetapan iman yang kuat dalam diri kita, seorang muslim yang akan menjaga keimanan sampai akhir hayat. Sekalipun apapun yang terjadi, bagaimanapun tetap menjaga iman islam.

Tidak hanya permasalahan itu pula. Akan tetapi kejadian-kejadian yang diakibatkan perubahan keputusan qolbu yang tiba-tiba terkadang nyaris membuat persahabatan renggang atau ada yang sampai putus jadi musuh bebuyutan. Mengerikan sekali. Ya mengerikan, karena aku sendiri pernah mengalaminya juga sih. Karena berdoa agar tetap konsisten itu penting. Agar diri dapat dipercaya karena keputusan kesepakatan yang kita setujui atau kita terima.

Entah apa pemicunya aku juga tidak tahu. Hanya saja terlihat mendadak dan benar-benar suprais atau memang suatu kejutan yang benar-benar menguji kesabaran serta kesetiaan kehidmah-an. Mungkin aku tidak menceritakannya disini. Karena paragraf-paragraf ini akan ter-post dan mungkin saja yang membaca adalah seseorang yang aku maksudkan karena suatu permasalahan yang menyebabkan aku menulis seperti ini. Tapi bukannya aku nge-blame, karena permasalahan inilah aku dapat belajar lebih banyak dan mendapat ide untuk menuangkan suatu nasehat atau suatu pembelajaran yang harus dihati-hati kepada para pembaca.

Aku teringat akan nasehat dari Ibu-ku. Mengenai diri seorang itu dipercaya karena lidah mulut akan ucapan yang dikeluarkannya. entah itu petuah, keputusan, suatu dalil, bahkan guyonan sekalipun. Bercandaan kadang bisa jadi serius kalau memang yang dibahas sudah pantasnya untuk dibahas dengan serius dan tidak dengan guyon candaan sekalipun.

karena dalil tersebutlah. Berusaha keras untuk berkata yang baik. Fakta, dan tidak hoax yang diumbar-umbar ke media sosial dengan rujukan dalil yang belum jelas dan tidak bisa dibuktikan.


CONVERSATION

0 komentar: