Materi Pembekalan MA NU TBS Kudus Hari Kedua


Materi Pembekalan kelas 12 Hari kedua (30/04/19)
KH.Musthofa Imron
Terjun ke masyarakat, cara menanggapi masyarakat.


Kita sebagai lulusan Tbs, bagaimanapun dalam masyarakat itu mau tidak mau kita biasanya dianggap bisa opo wae. Sekalipun kita sendiri entah berantah bisa atau tidah.
Dalam masyarakat itu bermacam-macam. Ada yang mayoritas masyarakatnya itu sudah banyak yang mendalami ilmu agama. Dan ada pula mayoritas masyarakat yang ilmu agamanya masih abangan. Karena itu kita (para calon mutakhorijin) harus pintar-pintar memilih porsi pengajaran agama yang dipakai dan diajarkan sesuai dengan rank-rank mayoritas masyarakat tersebut atau cara gampangnya adalah lihat situasi.
Bilamana dalam suatu masyarakat mayoritasnya pada sudah mudeng ilmu agama. Maka kita mungkin bisa-bisa saja menyuguhi materi-materi keagamaan sesuai dalam kitab tanpa harus menyaringnya terlebih dahulu. Jadi ketika kita menerangkan materi keagamaan seuai dalam kitab. Masyarakat tersebut tidak begitu kaget dan membantah.
Berbeda lagi bilamana kita terjun dalam masyarakat yang ilmu agamanya masih abangan. Kita tidak mungkin langsung menyuguhi materi-materi keagamaan yang berat-berat. Sebagai contoh ibarat orang biasa. Langsung disuguhi kitab Fathul Mu’in dan dipaksa untuk memahaminya. Tentu sulit bukan?
Ketika kita terjun dalam masyarakat dan dipandang orang yang bisa dan paham dalam mendalami ilmu-ilmu agama. Kemungkinan besar, kita mungkin saja mendapat perintah untuk dipashrahi jadi wakil acara atau mewakili tuan rumah atau besan. Dan tentunya bila kampung halaman kalian itu di tanah jawa. Kalian mau tidak mau harus memakai bahasa jawa lengkap dengan kaidah-kaidahnya.
 ***
KH.Amin Yasin & Bapak Suwanto
Ubudiyyah

Masalah ubudiyah ini sangatlah penting. Karena dalilnya sendiri sudahlah jelas. Sebagaimana dalam sebuah ayat yang menjelaskan bahwa kita itu diciptakan, tidak lain karena beribadah. Maka dari itu, lulusan tbs itu jangan sampai tidak begitu peduli dengan masalah ke-ubudiyyahan.
Contoh ubudiyyah yang sering dilakukan atau sering dijumpai dalam kalangan masyarakat,
Ibadah dalam perjalanan atau musafir, sholat mayyit atau jenazah, do’a qunut, dan masih banyak lagi.
Contoh ubudiyyah yang jarang atau kadang sekali dalam seumur hidup dilakukan,
Manasik Haji.

Jama’ dan Qoshor.
Ubudiyyah tersebut. adalah bentuk keringanan oelh Allah SWT kepada kita. Karena sesungguhnya Allah Ta’ala tu senang bilamana kemurahan-kemurahan dari-Nya itu dilaksanakan. Namun jangan kita artikan sebagai permasalahan global. Dalam hadits tersebut hanya dalam persoalan permasalahan tertentu. Contoh kemurahan yang wajib dilakukan,
Ketika ada orang yang tersesat dalam suatu hutan. Bekal makanan minuman habis atau bahkan tidak ada. Melihat sekitar hutan, tidak ada yang bisa dimakan. Kalaupun ada hanya daging bangkai. Bilamana orang tersebut tidak memakan sesuatu maka dalam waktu dekat, orang tersebut akan mati. Maka dalam persoalan tersebut. diperbolehkan orang tersebut memakan daging bangkai untuk menghilangkan rasa lapar dan memakannya sendiri itu ada aturannya tersendiri.
Dan contoh kemurahan yang sunnah dilakukan, seperti. Melaksanakan sholat Qoshor dikala bepergian dengan jarak lebih dari 2 marhalah.
Untuk contoh kemurahan yang sebaiknya tidak dilakukan, seperti. Sholat jama’

Berikut syarat-syarat Qoshor.
1. Bepergiannya tidak dengan tujuan untuk bermaksiat. Kalaupun tujuannya itu baik tetapi diperjalanan diselang-selingi maksiat. Itu tetap boleh :v
2. jarak minimal 2 marhalah atau 81 Km
3. yang boleh diqoshor itu sholat fardhu yang reka’atnya 4 dan bukan qodho’ sholat yang sebelum perjalanan
4. niatnya dilakukan dikala takbiratul ihram dan diniatkan dalam hati
5. tidak berjama’ah dan tidak bermakmum dengan orang yang tidak punya niatan qoshor meskipun sama-sama musafir

Berikut syarat-syarat Jama’
1. Bepergiannya tidak dengan tujuan untuk bermaksiat. Kalaupun tujuannya itu baik tetapi diperjalanan diselang-selingi maksiat. Itu tetap boleh :v
2. belum niat muqim empat hari yang utuh ditempat tujuan.
3. niat jama’ dikala waktu yang pertama. Meskipun ndak pas takbiratul ihram
4. harus dalam perjalanan.

Ingat. Setiap sholat fardhu. Dalam niat harus menyebut dalam hati kata Fardhu.


CONVERSATION

0 komentar: