Yukina Shiro, Salju Putih

Yes, nama tersebut sengaja ada sisipan semi jejepangan. Terserah yang menulis kan ya. Mau ditulis menggunakan bahasa apapun juga boleh. Namanya juga cerita, loss ke bae :v



Oke. Jadi kali ini, aku hanya ingin bercerita tentang si Yuki. Mungkin nggak pada tahu, karena ini tokoh fiktif di serial novel yang aku tulis. Ingin tahu ceritanya? Dm, akan aku ceritakan. Karena kamu kalian mungkin nggak akan paham apa yang aku tulis selebar total hampir 500 halaman dalam page word.


Artinya Salju Putih, Putih Salju, Snow White, White Snow. Ya semoga saja artinya memang itu :v bukan yang lainnya.

Jadi si Yuki. Ia adalah kekasihnya si lakon. Iruma.

(Ok why, namanya Iruma? Kenapa nggak yang Indonesia saja? Seperti Tono? Bagus? Atau mungkin Supriyadi?) Wkwkw, itu ada sebabnya. Nanti kapan-kapan aku menjelaskannya nanti. Kalau ingat.

Yukina Shiro, ia biasa dipanggil Yuki atau Yukina. Tergantung konteksnya, maksudku kondisi. Iruma memanggilnya si Yuki, malahan sebelumnya ia memanggilnya dengan sebutan “cewek pedang”. Ya ada benarnya sih, karena si Yuki ini ceritanya memang pengguna pedang.

Bahkan di cerita awalnya ia tidak bisa menggunakan senjata selain pedang. Maksudku, di cerita novel aku itu ada semacam bakat atau talenta. Di mana ketika orang semakin fokus pada bakatnya, maka kemampuannya terus meningkat. Tapi ia tidak bisa melakukan multi-tasking dengan bakat lainnya, kecuali ia harus niat meninggalkan atau meng-hiatuskan proses pengembangan bakat itu untuk sementara waktu.

Ya itu rumit sekali, makanya ketika kalian ingin tahu apa sih cerita yang ditulis oleh iamshidqi? Seliar apa imajinasi yang nulis blog ini? Kok sampai bisa menulis sampai 500+ lembar, sedangkan menghafalkan ba—

Yes, si Yuki memang dikenal sebagai pengguna pedang. Maka dari itu ia memiliki sebutan sebagai DPS. Dalam dunia mmorpg (multiplayer massive online role-play game, mungkin kepanjangannya itu) berarti Damage per Second, namun cenderung diartikan sebagai player yang memiliki daya kerusakan serang yang tinggi.

Karena Yukina ini menggunakan pedang, daya rusak antara pedang dengan kapak itu… ya lebih dalam kapak :v tapi dalam hal cekatan serang dan lainnya, lebih unggul pedang. Coba saja duel pakai pedang purwarupa dengan kapak purwarupa, yang memiliki berat yang sama (misalnya). Meski tetap saja dalam hal kecekatan lebih unggul pedang.

Di ceritanya, Yukina adalah salah satu pemain cewek yang menggunakan bakat pedang sampai ia benar-benar andil. (rencananya mau aku tulis beberapa fase tentang talenta, tapi nanti jadinya spoiler :v). Ia merupakan pemain cewek dengan statistik damage yang diberikan paling tinggi. Ia sering dipilih untuk menjadi penyerang dibandingkan bertahan. Merangsek maju dan menyerang memecah pertahanan lawan.


Well over-all, semua itu tidak akan ia capai tanpa bantuan/support oleh kawan sekaligus kekasihnya yang baru ia kenal tapi langsung suka. Meski ada kendala, dua insan fiktif ini tetap berusaha untuk survive.

Iruma merupakan pemain laki-laki, lakon. Ia andil dalam menggunakan pedang, tapi ia tidak menggunakan bakat pedang sebagai talenta utamanya. Terlepas ia memiliki pengetahuan cukup dalam hal pedang, ia lebih memilih menjadi penambang, pemikir, tidak berada di baris depan memimpin pertarungan.

Iruma yang dikisahkan memiliki tingkat intelejensia di atas rata-rata, ia dipaksa untuk menyadari hal itu. Yakni dengan menunjukkan kepiawaiannya memimpin dan berpikir agar ingatan dan kenangan para kawan party-nya tidak terhempas begitu saja.

Ia, Yukina cenderung terburu-buru. Ia nyaris tidak sabaran ketika ada mob/monster yang terlihat dan ingin segera menebas membabatnya. Terlepas di beberapa tempat ada trap, maka yang mencegah dan menyadari adalah Iruma, dia ibaratnya menjadi pengontrol dari si pengguna pedang ganda.


“Iruma, kadang aku berpikir. Kenapa aku melakukan ini semua? Kalau akhirnya toh kita—“
“—stop jangan—“
“—bagaimana bisa aku tenang selagi— bahkan kamu juga akhirnya—“
“—yes. We knew it, all people whom struggle to survive here are realize that fate…”
“… at least, we try. Even with all cost, we sacrifice.”
Minecrafter</>


CONVERSATION

0 komentar: